Kupang, KN – Rektor Universitas Katolik Widya Mandira (Unwira), P. Dr. Philipus Tule, SVD mengajak semua civitas akademika Unwira untuk membangun Unwira yang semakin tangguh, unggul dan memerdekakan.
Hal ini disampaikan Pater Rektor pada perayaan puncak Panca Windu Unwira di Aula Sta. Immaculata, Kampus Unwira Kupang, Sabtu 24 September 2022.
“Mari kita terus membangun Unwira yang semakin tangguh, unggul, dan memerdekakan. Memerdekakan kita sendiri secara internal, juga memerdekakan masyarakat NTT, umat dan alumni di manapun mereka berada,” ujar Pater Rektor dalam sambutannya.
Ia mengatakan, Unwira bertumbuh dari suatu lembaga yang kecil di Kampus Merdeka, dan sekarang berkembang dengan sangat pesat di usia yang ke-40 tahun.
Unwira memiliki 2 kampus dan sarana prasarana fisik yang mengagumkan, dan Sumber Daya Manusia (SDM) sebanyak 425 dosen S3 dan S2, 145 pegawai, dan 7.600 mahasiswa.
“Ini suatu perkembangan yang luar biasa. Seperti yang diungkapkan teman-teman SVD yang berprofesi sebagai peneliti ASPAC MER di Asia Pasific, bahwa perkembangan Unwira dalam 30 tahun tidak pernah bisa dicapai oleh Universitas di Asia Pasific yang besar seperti Furen, atau San Carlos di Filipina dan Nanzan di Jepang,” kata pakar Islamologi ini.
Menurut Pater Rektor, capaian ini merupakan sebuah hal yang sangat membanggakan, dan tidak terlepas dari kerja bersama yang berkesinambungan.
Para pimpinan Yapenkar, para Rektor, para dekan, para Kaprodi, dosen, mahasiswa, orang tua dan pemerintah disebut punya peran penting dalam keberhasilan Unwira hari ini.
Atas nama segenap civitas akademika Unwira, Pater Rektor menyampaikan rasa syukur dan terima kasih kepada Tuhan, juga kepada semua pihak termasuk pemerintah dan pegawai yang telah berjasa dalam perkembangan Unwira.
“Momen perayaan Panca Windu menjadi kesempatan bagi kita sekalian, khususnya kami yang sedang menjalankan tugas kepemimpinan dan pengelolaan tugas Tri Darma di Unwira, untuk senantiasa memperhatikan harapan masyarakat, harapan Yayasan, harapan orang tua, dan mahasiswa,” tegasnya.
Pater Rektor mengingatkan semua pihak untuk senantiasa membangun Unwira dalam semangat kesatuan, persaudaraan, kerja sama, sehati dan sejiwa, agar Unwira betul tampil sebagai salah satu lembaga perguruan tinggi swasta yang terbaik.
“Dan Unwira masih menjadi yang terbaik sekarang, karena selalu mampu bersaing secara akademik dengan perguruan tinggi negeri di NTT. Unwira pernah mencapai peringkat 228 dalam level nasional. Sehingga saat itu, kita menjadi perguruan tinggi nomor 1 di NTT,” ucapnya.
Dijelaskan Pater Rektor, persaingan antara Unwira dengan beberapa kampus negeri di NTT seperti Undana dan Politeknik Pertanian Negeri Kupang pada peringkat Webometrics selalu terjadi setiap tahun.
Ini adalah bukti bahwa Unwira mampu bersaing dan berkompetisi secara sehat dengan kampus negeri, sehingga penyelenggaraan pendidikan tinggi di NTT menjadi semakin maju, dan tampil lebih baik di level nasional maupun internasional.
Pater Rektor mengajak segenap civitas akademika Unwira untuk terus membina relasi satu sama lain, dengan pensiunan, perguruan tinggi lain, pemerintah, dan masyarakat.
“Kita juga harus senantiasa melakukan refleksi, dan membuat kerangka pikir yang baru (reframe) untuk beradaptasi dengan perkembangan jaman,” ungkapnya.
“Saya mengimbau bahwa ketika kita mencapai usia 40 tahun, kita semakin dewasa, dan apa yang kita wujudkan dalam kedewasaan kita sebagai lembaga adalah persatuan, perdamaian, kerukunan, dan kesamaan visi,” tutup Pater Rektor.
Harapan yang sama juga disuarakan oleh Ketua Yayasan Pendidikan Katolik Santo Arnoldus Janssen, P. Yulius Yasinto, SVD. Pater Yul mengajak semua civitas akademika Unwira untuk saling memaafkan, jika terdapat kata yang menyakiti, dalam setiap perbedaan pendapat dan kepentingan.
“Mari kita tetap membangun Unwira ke depan dalam kebersamaan. Sekali lagi Viva Unwira, semoga kita sekalian tetap jaya di hari-hari selanjutnya,” ungkap Pater Yul.
Ketua Panitia Panca Windu Unwira, Dr. Elvis Albertus Bin Toni menyampaikan, Unwira dari sejarahnya berdiri pada tahun tanggal 24 September 1982. Begitu banyak dinamika yang terjadi, dan selalu mengiringi perjalanan kampus swasta terbaik di NTT ini.
“Kami bersyukur karena dengan banyak dinamika, Unwira bisa sampai pada titik ini. Kami juga memiliki banyak alumni-alumni hebat di luar sana yang senantiasa memberikan masukan-masukan untuk lembaga, sehingga kami bisa sampai ke titik ini,” kata Elvis Bin Toni.
Ketua Prodi Pendidikan Bahasa Inggris ini menjelaskan, berdasarkan peringkat Webometrics, maka Unwira saat ini berada di peringkat pertama universitas swasta terbaik di NTT.
Tapi peringkat ini lantas tidak membuat semua civitas akademika Unwira merasa berpuas diri. Namun pembenahan terus dilakukan, terutama dari segi Tri Dharma yakni pendidikan, penelitian, dan pengabdian.
“Sekarang kami gencar. Kami berusaha untuk selalu mengikuti perkembangan jaman. Sekarang ada MBKM (Merdeka Belajar, Kampus Merdeka) itu Unwira selalu terlibat aktif,” jelasnya.
Pada program MBKM, mahasiswa Unwira dikirim ke luar pulau-pulau lain, dan Provinsi lain, untuk ikut perkuliahan selama satu semester. Begitupun Unwira menerima mahasiswa dari Universitas luar.
“Pada semester ini, Unwira menerima 32 mahasiswa inbound dari berbagai Universitas di Indonesia. Ada mahasiswa kami di FKIP juga mengikuti seleksi program Merdeka Belajar. Jika lolos, mereka akan dikirim ke seluruh pelosok NTT untuk mengajar di SD-SD,” ungkap Elvis Bin Toni.
Ia menambahkan, ada sejumlah kegiatan yang dilaksanakan oleh setiap Program Studi untuk menyemarakan Panca Windu Unwira seperti pertandingan Esport, lomba mewarnai tingkat SD, lomba fashion show serta pengolahan pangan lokal.
“Di samping itu, kita melaksanaian seminar sehari dengan melibatkan pembicara dari luar untuk memberikan masukan kepada Unwira,” ucapnya.
Elvis Bin Toni berharap agar Unwira tetap tangguh, unggul, dan bisa memerdekakan orang. “Terutama para lulusan nanti. Kita berharap setelah keluar dari sini, mereka bisa memerdekakan orang,” tegasnya.
Pantauan Koranntt.com, peringatan Panca Windu Unwira berjalan meriah, dan dihadiri oleh pimpinan Yayasan Yapenkar, pimpinan Universitas Katolik Widya Mandira, para Dekan, Kaprodi, dosen, pegawai, serta mahasiswa. (*)