Rohani  

Kehadiran Yang Menyelamatkan

Minggu Prapaskah III 20 Maret 2022

Pater Gregor Neonbasu, SVD (Foto: Facebook)

Bacaan
Kel 3:1-8a, 13-15
1Kor 10: 1-6.10-12
Luk 13: 1-9

Adalah seorang tokoh spiritual Perjanjian Lama, Musa namanya. Ia selalu tampil beda oleh karena Allah menggunakan pribadinya sebagai ‘alat’ untuk menunjuk kehadiran Tuhan. Dengan demikian Musa dipakai oleh Allah untuk membuat kehadiran Allah dapat dirasakan dan dialami oleh orang-orang Israel. Apa artinya Musa menjadi alat Tuhan? Musa menjadi perantara Allah dan bangsa Israel.

Karena itulah Musa selalu tampil sebagai pribadi yang berkenan di hadapan Allah dan sangat dicintai oleh bangsanya. Apa yang dialami oleh Musa bersama Umat Perjanjian Lama, kini menjadi sangat lengkap dengan kehadiran Kristus bersama umat Perjanjian Baru, yakni kita semua. Kunci kehadiran Musa selalu bergema dalam kata-kata: agar orang Isarel sudi membuka telinga dan hati untuk mendengar suara Allah dan dengan demikian mengalami Allah dalam hidup mereka setiap hari.

Selama masa puasa, suara yang sama selalu dapat didengar di mana-mana, agar kita membuka mata dan hati. Dengan demikian kita mampu mendengar suara Tuhan, terlebih seruan untuk ‘tetap hidup berkenan’ di hadapan Allah. Salah satu langkah penting untuk hal itu adalah PERTOBATAN. Kita perlu bertobat, agar kita sanggup menjadikan kehadiran kita sebagai sesuatu yang dapat menyelamatkan orang lain.

Saudara dan saudariku terkasih! Kitab Keluaran dalam bacaan pertama melukis panggilan Musa melalui ‘semak bernyala’, yang adalah simbol ‘pangillan Musa’ itu sebagai prakarsa Allah sendiri atau inisiatif ilahi dari pihak Allah untuk menyelamatkan bangsa Israel. Itu artinya, atas cara Tuhan sendiri, anda yang sedang membaca renungan ini juga dipilih Allah untuk menjadi ‘alat Tuhan’ dalam kehidupan keluarga dan komunitas, dalam berbagai kegiatan di tengah masyarakat umum. Anda hari ini dipanggil untuk menjadi saksi kebenaran, menjadi pewarta Kasih Tuhan, menjadi ‘rasul cinta’ bagi setiap orang yang anda jumpai hari ini. Itu artinya apa? Kehadiranmu sebagai ‘alat Tuhan’ akan memberi sesuatu yang bemakna bagi orang yang lain: Kehadiran yang sungguh-sungguh menyelamatkan!

Dalam bacaan kedua, Surat Pertama Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus mengingatkan kita akan hakekat Allah sebagai ‘Tuhan sejarah’, yakni Tangan KasihNya yang selalu dan terus berkarya dalam sejarah bangsa terpilih. Selama masa puasa ini juga Tuhan yang sama selalu mengingatkan kita bahwa Allah senantiasa dekat dan terlibat dalam seluruh kehidupan dan karya kita agar kita siap mengalamiNya sebagai ‘rekan sejati’ dalam perjalanan hidup ini.

Kesulitan paling ngeri pada jaman sekarang adalah ketika kita mulai bimbang dan tidak percaya akan Tuhan yang selalu ada dalam sejarah kehidupan kita. Berbagai persoalan dan tantangan dapat berlipat ganda dan kita mulai berada di ambang kecelakaan justru ketika kita tidak percaya sungguh-sungguh bahwa Allah ada dalam hati kita untuk meyakinkan kita mengenai ‘Dia yang selalu berada di samping kita”; Dia yang selalu berada di belakang kita untuk membimbing; Dia yang selalu berada di depan untuk menunjuk jalan yang benar; Dia yang senantiasa siap untuk melengkapi hasil pekerjaan kita yang masih kurang; dan Dia yang selalu dengan Tangan KasihNya yang ilahi membaharui iman dan penghartapan kita padaNya.

BACA JUGA:  Pemprov NTT Segera Bentuk Tim Penegakan Prokes Covid-19

Santo Lukas dalam bacaan Injil hari ini menekankan pertobatan untuk bebas dari kebinasaan. Bukti pertobatan selalu ditunjuk dengan berada dekat Tuhan, yang ibarat seseorang selalu tinggal di tepi air, sehingga dapat menghasilkan buah berlimpah. Karena itu, semua kita hari ini dipanggil untuk menjadi alat keselamatan, menjadi alat kebahagiaan, alat damai dan sukacita, alat ‘hidup jujur’ di tempat ada tipu muslihat, alat yang selalu siap melayani di tempat tidak ada sikap rendah hati’; hari ini setiap kita diundang untuk menjadi alat segala sesuatu yang baik dan terpuji.

Saudara dan saudariku terkasih dalam Kristus! Pandanglah hamba Tuhan, Mgr Gabriel Manek SVD yang kujadikan tokoh spiritual yang senantiasa memberi ‘air segar’ dan ‘air kehidupan’ bagi renungan selama ini. Prakarsa Allah sendiri telah memanggil Uskup Orang Miskin ini menjadi saksi kekayaan Kasihnya yang lestari. Sabda yang telah menjelma dan menjadi manusia telah meneguhkan hati Uskup Kenosis Mgr Gabriel Manek untuk menjadi ‘saksi otentik’ yang telah ‘menghadirkan Kasih Allah kepada orang-orang terlantar dan miskin.

Allah sendiri telah menetapkan Mgr Manek untuk tampil perkasa ‘membuka’ mata dan hati orang-orang sederhana untuk melihat dan mengalami Allah yang hidup, Allah yang tidak dapat ditipu, Allah yang tidak bisa direkaysa, Allah yang sungguh-sungguh menulis lurus di atas otak manusia yang bengkok, Allah yang cerdas melukis indah mengenai CintaNya yang lestari, Allah cerdik dan pandai membangun mereka yang tersesat untuk bernyanyi dan berlagu tentang keagungan dan keperkasaanNya yang kudus, Allah yang selalu berada di pihak mereka yang dikucilkan oleh struktur yang salah, Allah yang tiada henti membimbing hidup orang-orang yang lurus dan takwa kepadaNya, Allah yang selalu siap bersaksi tentang kehidupan dan kebenaran yang paripurna, Allah yang siap memberi kesaksian mengenai ‘kegelapan yang telah kalah’ oleh terang Kristus, Allah yang membuktikan ‘kehancuran maut’ dengan kebangkitan dan kehidupan sang Putera!

Saudara dan saudariku terkasih. Mari kita bersama Mgr Gabriel Manek SVD mendaraskan bersama satu kali Salam Maria dan satu kali Bapak Kami, dengan meminta Terang Roh Kudus, agar hari ini kita layak membangun ‘Kehadiran yang Menyelamatkan’ dalam diri kita masing-masing.

Doaku dan berkat bagimu
P. Gregor Neonbasu SVD
Soverdi Oebufu Kupang