Lakukan Ini Agar Tidak Terjebak pada Toxic Financialship!

Ilustrasi (Foto: Finansialku)

Jakarta, KN – Toxic relationship tidak melulu soal permasalahan hati, tetapi bisa juga terjadi di sisi keuangan. Peristiwa tersebut dikenal dengan istilah toxic financialship. 

Kebanyakan orang mungkin rela melakukan apa pun untuk membuat pasangannya senang, sekalipun itu membuatnya lelah dan rugi secara finansial. Bukannya romantis, hal ini justru menyebabkan hubungan menjadi tidak sehat.

Toxic financialship sendiri merupakan suatu keadaan yang menggambarkan hubungan beracun dalam berpasangan dari sisi keuangan.

Perencana keuangan dan Co-Head Advisory Finansialku.com, Rista Zwestika R, S.Sos., AWP, CFP® menyebutkan beberapa contoh perilaku toxic financialship, seperti salah satu pihak menjadi ketergantungan pada pihak lain, seperti selalu ingin dibiayai, memiliki uang milik pasangan, bahkan hingga berhutang pada pasangan.

“Toxic financiaship ada bahayanya buat kamu karena tujuan keuangan kita dengan pasangan berbeda, ini juga bisa memicu pasangan jadi malas bekerja,” ujar Rista.

Rista juga menyampaikan beberapa hal yang bisa dilakukan agar terhindar dari toxic financialship, diantaranya:

BACA JUGA:  KADIN NTT Gelar Rapimprov 2024, Usung Tema Optimalisasi Potensi Daerah

1. Pahami money personality pasangan

Kamu harus mengetahui sikap dan juga kepribadian keuangan dari pasangan kamu. Bagaimana respon pasangan ketika berbicara tentang keuangan? Apakah ia akan terbuka atau tertutup? Dengan memahami sifat pasangan tentang keuangan, kamu bisa tahu tanda – tanda toxic financialship.

2. Buat tujuan keuangan bersama

Setiap orang memiliki tujuan keuangan yang berbeda, begitu juga kamu dan pasangan. Perlu adanya komunikasi yang baik kepada pasangan untuk memahami tujuan keuangan yang berbeda. Jika memungkinkan buatlah tujuan keuangan bersama dengan pasangan, seperti uang untuk kencan, tunangan, bisnis, bahkan menikah.

3. Buat anggaran bersama

Setelah menentukan tujuan keuangan, selanjutnya kamu bisa membuat anggaran keuangan bersama. Misalnya, anggaran untuk kencan setiap minggu atau setiap bulan. Anggaran ini akan menjadi acuan pengeluaran masing – masing yang tentunya telah disepakati bersama. (Regine Deanaendra)