Ruteng, KN – Atap rumah Maria Imelda Jeria Lete (51) seorang janda yang berdomisili di Desa Compang Namut, Kecamatan Ruteng, Kabupaten Manggarai, NTT, rusak ketika dihantam badai siklon tropis seroja beberapa waktu lalu.
Kondisi rumah itu, hingga sekarang belum juga mendapatkan perhatian serius dari pemerintah Kabupaten Manggarai, maupun pemerintah Desa Compang Namut. Padahal, atap bagian kiri rumah milik Maria Imelda rusak parah.
Kepada Koranntt.com, Maria Imelda mengatakan, badai seroja yang melanda Kabupaten Manggarai bulan Mei 2021 lalu, menyebabkan kerusakan rumah di bagian depan dan samping kiri.
Setelah itu, dia langsung mendatangi Kepala Desa Compang Namut untuk menyampaikan peristiwa kerusakan rumah akibat badai siklon tropis seroja.
“Awalnya saya bertemu kepala dusun. Tetapi dia arahkan saya untuk sampaikan informasi itu langsung kepada Kepala Desa,” ujar Imeda kepada wartawan, Rabu 9 Juni 2021.
Dia menjelaskan, kerusakan pada bagian atap rumah menyebabkan material rumah yang terbuat dari kayu menjadi lapuk, dan air hujan selalu tembus ke dalam rumah, sehingga dirinya sangat menderita ketika turun hujan.
“Kalau tidak diperhatikan pemerintah, material kayu rumah ini akan semakin rusak. Saya tidak bisa perbaiki rumah ini, karena tidak memiliki biaya dan juga suami,” ungkapnya.
Imelda juga selalu membangun komunikasi dengan Kepala Desa Compang Namut tekait kondisi rumahnya yang tidak kunjung diperbaiki oleh pemerintah. “Setelah laporan ke desa, ada tim dari Kabupaten Manggarai datang ke lokasi dan melihat kondisi rumah saya,” jelasnya.
Dia berharap pemerintah segera membantunya untuk menanggulangi rumahnya yang rusak akibat amukan badai siklon tropis seroja, karena dirinya tidak memiliki biaya perbaikan rumah.
“Saya harap pemerintah bisa bantu saya untuk renovasi rumah ini. Jangan bohongi rakyat. Hanya itu saja harapan saya,” tandasnya.
Penjabat Kepala Desa Compang Namut, Yohanes Fransiskus Nagus mengatakan, pihaknya sudah menerima laporan warga terkait peristiwa itu melalui BPBD Kabupaten Manggarai.
“Pasca badai seroja, langsung ada laporan dari masyarakat. Dan hasil survei kita, ada lima rumah yang rusak. BPBD juga sudah datang untuk pemeriksaan fisik rumah. Namun hingga kini belum ada intervensi atau kejelasan,” jelas Yohanes Fransiskus.
Untuk proses verifikasi, pihak BPBD hanya menyampaikan kepada masyarakat untuk bersabar, karena bantuan tersebut akan disalurkan secara bertahap dan menyeluruh.
“Mereka hanya sampaikan untuk sabar. Sehingga saya sangat terganggu dengan warga. Karena selalu ditelepon dan SMS. Semetara saya tidak bisa pastikan kapan bantuan itu datang,” jelasnya.
Dia berharap agar laporan bantuan untuk Desa Copang Namut segera ditindaklanjuti, karena pihak desa telah membuat laporan surat resmi kepada dinas terkait.
“Harapannya lebih cepat lebih bagus supaya kami disini jangan dinilai tidak bekerja atau mengabaikan dari berbagai jenis laporan,” pungkasnya.
Pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Manggarai, hingga kini belum berhasil dikonfirmasi media.*