Ruteng, KN – Pengurus Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Kopkardios (Koperasi Kredit Karyawan Diosis) Ruteng, menyampaikan perkembangan dan pertumbuhan koperasi itu kepada publik dan anggota.
Kegiatan itu dikemas dalam konferensi pers bersama awak media pada Jumat 19 Maret 2021, di kantor pusat KSP Kopkardios, Jl. Ulumbu, Kelurahan Bangka Nekang, Kecamatan Langke Rembong, Manggarai, NTT.
Ketua KSP Kopkardios, Rm. Leonardus Eventius Noveri, Pr dalam kesempatan tersebut menyampaikan profil KSP Kopkardios pada RAT (Rapat Anggota Tahunan) tahun 2020. Menurutnya, KSP Kopkardios tahun ini memasuki usia 22 tahun, dan melaksanakan RAT yang ke-21.
“Jumlah anggota per 31 Desember 2020 adalah 13.603 orang, terdiri dari anggota di Kabupaten Manggarai 6.725 (56,04%), Manggarai Timur 4.061 (29,85%) dan Manggarai Barat 2.817 (20,70%),” ujar Romo Leonardus kepada wartawan.
Dia menjelaskan, selama Tahun Buku 2020, pertumbuhan anggota mencapai 9,29% atau sama dengan 1.157 orang. Anggotanya tersebar pada 89 titik pelayanan yakni, 28 titik di Kabupaten Manggarai, 31 titik di Manggarai Timur dan 30 titik di Manggarai Barat.
Selain Kantor Pusat di Ruteng, KSP Kopkardios juga memiliki 2 Kantor Cabang, yakni di Borong untuk wilayah Manggarai Timur dan Labuan Bajo untuk wilayah Manggarai Barat.
KSP Kopkardios memiliki anggota yang terdiri dari Petani, Nelayan, Tukang dan Ibu Rumah Tangga (IRT). Anggota dengan profesi IRT menjadi yang terbanyak, dengan jumlah 8.278 orang atau setara dengan 60,85%.
Sedangkan jumlah asset KSP Kopkardios per 31 Desember 2020 adalah sebesar Rp71,3 Miliar. Jumlah ini mengalami kenaikan sebesar 14,45% dibanding tahun 2019 atau naik Rp9 Miliar.
“Dari jumlah tersebut, sebesar 74,3% atau setara dengan Rp53 Miliar sedang beredar di antara anggota dan dipinjam untuk berbagai keperluan. Sementara jumlah pinjaman yang disalurkan selama Tahun Buku 2020 adalah Rp25,4 Miliar,” ucap Romo Leonardus.
Dia menambahkan, meskipun dalam menghadapi tantangan wabah pandemi Covid-19, KSP Kopkardios tetap menjalankan berbagai strategi untuk pertumbuhan dan perkembangan dalam koperasi tersebut.
Untuk Tahun Buku 2021, sekalipun tertekan karena wabah virus Corona, pihaknya merencanakan penambahan anggota baru sejumlah 1.750 dan asset sebesar Rp14 Miliar.
Strategi yang diambil adalah menggerakkan anggota lama untuk merekrut anggota baru, mengembangkan titik-titik pelayanan ke beberapa Paroki, dan membuka tempat pelayanan di wilayah kota Ruteng.
“Kami menerapkan bunga sebesar 1,8% menurun, mau diturunkan lagi tetapi sekarang masih berat karena cukup menurun satu digit, nanti itu akan menghilangkan ratusan juta. Maka untuk sementara kami bertahan di 1,8% menurun,” jelasnya.
Tidak hanya mengurus uang simpanan dan melayani pinjaman anggotanya, Romo Leobardus juga menyentil soal solidaritas anggota dalam menangani persoalan, jika ada anggota meninggal dunia.
“KSP Kopkardios juga menyiapkan anggaran khusus bagi anggota yang meninggal dunia. Anggaran khusus itu adalah dana solidaritas duka anggota (DSDA). Kalau ada anggota yang meninggal, semua anggota yang lain terlibat memberi itu sumbangan untuk meringankan mereka yang berduka. Dalam hal ini yang penting laporan cepat,” imbuhnya.
Sementara Wakil Ketua KSP Kopkardios, Kanisius Teobaldus Deki, S.Fil.M.Th, mengatakan, kredit macet turun dan saat ini di angka 6,9.
“Jadi sebenarnya kalau di standar gerakan koperasi kredit Indonesia, dianggap maksimal adalah 5%. Kita malah di atas 1,9% saja, di atas standar ideal kredit macet. Jadi kita ada pada posisi itu,” ucap Kanisius.
Dia menambahkan, koperasi adalah milik anggota dan bergantung pada anggota. Anggota yang punya tanggung jawab terhadap keberlangsungan koperasi.
“Jadi tekanan kita pada pendidikan. Kalau lembaganya mau jatuh, anggotanya tinggal pilih. Tetapi sebenarnya, dimensi tanggung jawabnya mereka besar, maka kita diberlakukan seperti lembaga keuangan lain, dimana diberi semacam kemudahan-kemudahan,” jelas Kanisius.
Kemudahan yang ditawarkan adalah anggota harus tetap membayar, supaya sistem tidak menganggap mereka lalai.
“Rupanya ini berjalan, sehingga angkanya tadi justru turun pada tahun ini. Kredit macet atau lalainya kecil, hanya terpaut 1,9% di atas standar ideal gerakan koperasi kredit di Indonesia,” tutup Kanisius.*