Buah Pertobatan dari Penjara

P. Moses Hodehala Beding, CSsR / Ama Beding

Berbagai hukuman dan siksaan yang diterima selama dipenjara, ia pasrahkan saja sebagai konsekuensi perbuatannya. Ia juga memaafkan istrinya, yang karena kesepian telah khilaf dengan seorang pria dan melahirkan seorang anak. Kemudian ia mendapat berita lagi, kalau anak tunggal mereka diboyong oleh anggota keluarga mereka ke negeri Belanda.

Penderitannya di dalam penjara menjadi sempurna, ketika telinganya menangkap berita, kekayaannya berupa sebuah rumah mewah berlantai dua, tanah dan harta lainnya yang telah dikumpulkannya bertahun-tahun , ludes dijual sang istri untuk menyambung hidup.

Semua bencana yang menimpa hidupnya ini tidak membuatnya larut dalam kesedihan dan putus asa. Justru sebaliknya. Maka hatinya mulai terbuka. Ia mulai menyadari hakekat hidup sebenarnya. Segala kekayaan dan harta benda yang dikumpulkannya bertahun-tahun dianggap fana saja.

Ia mulai bertobat. Segala hobi dan ketrampilannya disumbangkan habis-habisan untuk kebutuhan dan keperluan di dalam penjara. Ia mempunyai hobi fotografi (sebelumnya ia sempat memiliki 25 kamera). Ia pandai melas, memperbaiki dan mencat kendaraan-kendaraan yang rusak. Kepala penjara mempercayakan kepadanya penataan dan kebersihan dalam penjara.

Ia mulai mendekatkan diri kepada Tuhan. Kehidupan rohani, yang dahulunya tidak diperhatikannya, sekarang ditekuninya dengan membaca buku-buku rohani yang dahulu diberikan oleh seorang misionaris, waktu berkunjung ke penjara di Makasar.

Di atas segala-galanya, di dalam penjara, ia menemukan seorang Ibu Sejati. Dengan berdoa Rosario setiap hari, ia merasa kedekatan Tuhan dan pertolongan Bunda Maria. Dalam pembicaraan kami itu ia mengeluarkan rosario dari saku celananya dan mengatakan kepada saya: “Romo, inilah Ibu yang selalu menolong dan membantu saya selama dalam penjara. Saya sangat akrab dengan dia dan mencintainya.

BACA JUGA:  Sekda NTT Ingatkan Masyarakat Patuhi Protokol Kesehatan

Ia sangat heran dan terperangah, ketika bulan Juni 2003 lalu, dipanggil oleh direktur Lembaga Pemasyarakatan, bahwa ia akan segera bebas. Ini sungguh-sungguh suatu berita luar biasa, karena biasanya remisi atau pelepasan para tahanan diberikan pada bulan Agustus. Berarti dengan pembebasan bulan juni 2003, ia mendapat potongan tahanan 4 tahun dari keseluruhan 22 tahun.

Ia sangat yakin inilah kerahiman Tuhan berkat perantaraan Bunda Maria melalui doa Rosario. Yoppi memantapkan hati untuk menghadapi kenyataan di luar selama 18 tahun diisolasi: bagaimana ia akan menghadapi istrinya, anak kandungnya yang ada di Belanda dan anak tirinya yang di Australia.

Entah kebetulan apa tidak, pada pertemuan sore hari itu, masing-masing kami memegang gulungan di tangan. Yoppi memegang gulungan majalah HIDUP edisi September 2003, yang di dalamnya wartawati HIDUP mengcover kisah hidupnya. Dan saya memegang gulungan gambar Bunda Maria Selalu Menolong ukuran besar (40 x 60).