Ende  

Warga Kabupaten Ende Rela Jalan Kaki Tiga Kilo Meter, Demi Mendapatkan Air

Warga kampung Toko Ropi, Anton Radja / Foto: Teja Rango

Ende, KN – Toko Ropi adalah salah kampung yang ada di Kecamatan Ende Utara, Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur. Letaknya tidak jauh dari pusat Kota Ende, kira-kira sepuluh menit lamanya jika menggunakan kendaraan bermotor.

Saat Koranntt.com tiba di kampung Toko Ropi pada Sabtu 17 Juli 2021, masyarakat di wilayah tersebut sangat bersahaja, baik hati dan mudah bersahabat dengan siapa saja.

Hampir sebagian besar masyarakat di kampung tersebut menggatungkan hidup di sektor pertanian. Hasil pertanian menghidupkan mereka, meskipun tidak membuat mereka kaya.

Namun, jika ditelisik lebih jauh, masyarakat di kampung tersebut memiliki persolan yang sangat serius. Meskipun memiliki akses sangat dekat dengan pusat Kota Ende, namun bertahun-tahun lamanya mereka bertahan hidup tanpa persediaan air bersih.

Anton Radja, salah seorang warga Toko Ropi yang berhasil diwawancarai media ini di kediamanya mengatakan, sudah cukup lama mereka kesulitan memperoleh air bersih, baik untuk minum, maupun keperluan lainnya, seperti mandi, dan cuci.

“Di kampung ini tidak ada air bersih. Jika kami ingin mendapatkan air bersih, kami harus berjalan kaki sepanjang tiga kilo meter dari sini menuju mata air.
Rutinitas ini terpaksa kami lakukan setiap hari, bahkan hal ini dilakukan dari zaman nenek moyang kami, sampai saat ini,” ucap Anton Radja.

BACA JUGA:  Polemik Fee Proyek di Manggarai Diduga Libatkan Istri Bupati, PMKRI Beri Kritik Pedas

Jika ingin mendapatkan air, para orang tua ataupun anak-anak terpaksa bangun jam 5 pagi menuju mata air, dan kembali tiba di kampung pada jam 8 pagi. Mereka mengambil air menggunakan ember atau jerigen. Rutinitas ini dilaksanakan setiap pagi sebelum bekerja untuk memcari sesuap nasi.

Jarak yang cukup jauh, membuat mereka membawa air yang sangat terbatas. Bahkan pada umumnya, anak-anak di kampung Toko Ropi tidak mandi ketika ke sekolah. Hal ini terpaksa dilakukan, agar ketersedian air di rumah tetap terjaga untuk memenuhi keperluan lainnya.

Memurut Anton Radja, sebagian warga kampung Toko Ropi terpaksa meninggalkan kampung halamanya dan memilih merantau karena kesulitan mendapat ketersedian air bersih.

“Jika kondisi ini, terus dibiarakan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Ende, bukan tidak mungkin, jumlah masyarakat di kampung ini yang akan ke tempat perantauan akan semakin banyak,” jelasnya.

Sebenarnya persolan ini sudah disampaikan kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Ende, baik melalui musrembang, maupun disampaikan langsung oleh pihak Kelurahan kepada Bupati, namun sayangnya sampai saat ini, persoalan ini belum bisa terjawab.

“Saya berharap dengan adanya pemberitaan ini, Pemerintah Daerah bisa segera merespons dan mencari solusi agar apa yang menjadi kebutuhan dan harapan masyarakat bisa terealisasi,” tandasnya. (*)