Kupang, KN – Bencana badai seroja yang menimpa beberapa wilayah di NTT belum lama ini membuat sebagian warga NTT harus kehilangan keluarganya.
Tercatat hingga hari ini, Sabtu 17 April 2021, sebanyak 181 orang meninggal dalam bencana tersebut, dan 47 orang masih dinyatakan hilang.
Wakil Gubernur NTT, Josef Adrianus Nae Soi mengatakan, status tanggap darurat bencana di NTT akan berlangsung hingga tanggal 5 Mei 2021.
“Status tanggap darurat sampai 5 Mei 2021. Setelah itu kita masuk ke tahap rehabilitasi dan rekonstruksi,” ujar Wagub Nae Soi dalam jumpa pers bersama wartawan 17 April 2021.
Menurutnya, status tanggap daruat bencana NTT tersebut bisa saja berakhir lebih cepat, sehingga bisa segera dilakukan tahap rehabilitasi.
“Kalau minggu depan bisa berakhir lebih cepat sesuai dengan kriteria BNPB, maka kita akan masuk ke tahap rehabilitasi,” jelas Wagub NTT yang hadir bersama Sekda NTT, Benediktus Polo Maing.
Wagub Nae Soi menyampaikan apresiasi kepada BNPB yang bekerja sangat sistematis membantu Pemerintah Provinsi NTT dalam menanggulangi bencana, terutama penanganan pengungsi yang sangat cepat dan tepat.
“Oleh karena itu, kami menyampaikan terima kasih kepada BNPB, TNI-POLRI dan PUPR serta seluruh masyarakat Indonesia yang telah berpartisipasi membantu kami, saya ucapkan limpah terima kasih,” ucap mantan anggota DPR RI itu.
Sementara terkait data jumlah warga yang akan direlokasi, Josef Nae Soi menjelaskan akan disampaikan kemudian.
Namun sejauh ini sudah ada beberapa desa yang warganya pasti direlokasi karena rumah mereka hanyut terbawa banjir.
“Di Adonara ada tiga desa yang pasti di relokasi. Di Lembata sekitar 3 sampai 4 desa. Sedangkan di Alor kita belum tahu jumlahnya. Tetapi kita akan sampaikan kemudian,” ujar Nae Soi.
Sedangkan terkait kabar hoax tsunami di Kabupaten Lembata yang memakan 2 orang korban jiwa, Wakil Gubernur NTT mengakui belum mendapatkan informasi.
“Sebentar saya cek dulu ke Bupati. Benar nggak ada informasi itu,” ujar Nae Soi
Sebelumnya, warga Kabupaten Lembata dikabarkan lari dan mengungsi ke gunung, karena termakan kabar hoax akan terjadi Tsunami pada pada Jumat 16 April 2021 malam.
Insiden tersebut memakan korban jiwa. 2 orang dinyatakan meninggal dunia, saat berusaha lari ke gunung.*