Bisnis  

Berperan Turunkan Angka Stunting, Bank NTT Dapat Penghargaan dari Pemkot Kupang

Penghargaan Orang Tua Asuh diterima oleh Direktur Teknologi Informasi dan Operasional Bank NTT, Hilarius Minggu.

Penyerahan Penghargaan Orang Tua Asuh oleh Kepala Dinas Kesehatan, Kependudukan dan Catatan Sipil Provinsi NTT Ruth D. Laiskodat kepada Direktur Teknologi Informasi dan Operasional Bank NTT, Hilarius Minggu. (Foto: Ama Beding)

Kupang, KN – PT. Bank Pembangunan Daerah (BPD) Nusa Tenggara Timur (NTT) menerima penghargaan, sebagai salah satu pihak yang berhasil membantu pemerintah menurunkan angka Stunting di Kota Kupang.

Penghargaan ini diberikan, karena Bank NTT memiliki kepedulian terhadap anak-anak yang menderita Stunting di seluruh NTT, melalui program Bank NTT Peduli Stunting.

Penghargaan Orang Tua Asuh diserahkan oleh Kepala Dinas Kesehatan, Kependudukan dan Catatan Sipil Provinsi NTT Ruth D. Laiskodat, dan diterima oleh Direktur Teknologi Informasi dan Operasional Bank NTT, Hilarius Minggu, Selasa 4 April 2023 di Puskesmas Oesapa.

Direktur Teknologi Informasi dan Operasional Bank NTT, Hilarius Minggu mengatakan, Bank NTT punya komitmen tinggi untuk membantu pemerintah daerah menurunkan angka Stunting di Provinsi NTT.

Komitmen ini ditandai dengan kepedulian karyawan/karyawati Bank NTT yang menyisikan gajinya, guna disumbangkan kepada setiap Pemerintah Kabupaten/Kota untuk kepentingan penurunan angka Stunting.

“Semua pegawai berpartisipasi dari penghasilan masing-masing. Itu bukan saja di Kupang, tapi di seluruh cabang juga kumpul sesuai kemampuan masing-masing dan disumbangkan ke pemda masing-masing,” ujar Hilarius Minggu kepada wartawan usai menerima penghargaan.

Ia menjelaskan, intervensi untuk penurunan angka Stunting seperti ini, akan terus dilakukan oleh Bank NTT secara berkelanjutan.

“Ke depan, selain memberikan bantuan, usaha-usaha UMKM khusus Kelor yang bisa berguna bagi anak-anak penderita Stunting, terus kita bina dan kita kembangkan,” jelasnya.

Direktur TI dan Operasional Bank NTT berharap adanya dukungan dari masyarakat, untuk mengkonsumsi makanan bergizi, guna mengurangi risiko Stunting.

“Butuh kerja sama dan kesadaran dari masyarakat, untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi seperti Kelor, serta makanan lainnya yang berprotein tinggi,” pungkas Hilarius Minggu.

Sementara Penjabat Wali Kota Kupang George Hadjoh mengatakan, Bank NTT punya peran penting bukan saja penanganan Stunting, tapi juga pemberdayaan masyarakat.

BACA JUGA:  Komisi 3 DPRD NTT Nilai Bank NTT Sudah Maju dan Inovatif, Digitalisasi Terobosan Cerdas

“Saya menyampaikan terima kasih, karena Bank NTT begitu luar biasa dalam upaya-upaya bukan saja penanganan Stunting, tapi juga pembangunan dan pembedayaan ekonomi masyarakat NTT khsususnya Kota Kupang yang begitu hebat dan luar biasa. Kita tepuk tangan untuk Bank kebanggaan NTT, melayani lebih sungguh,” ujar George Hadjoh disambut tempu tangan yang meriah dari para tamu undangan.

Pj. Wali Kota Kupang menyampaikan, piagam penghargaan tersebut merupakan bentuk kehormatan kepada semua pihak yang memberikan jiwa dan hati untuk penanganan Stunting.

Ia mengajak semua pihak baik itu ASN, swasta dan perbankan untuk bekerja sama dan berkolaborasi, guna menangani Stunting di Kota Kupang.

“Pemerintah tidak bisa kerja sendiri. Pemerintah membutuhkan gereja, dan semua stakeholders yang ada di Kota Kupang untuk bergerak. Satu tahun saja Stunting bisa beres, apalagi kita memberikan diri kita secara total untuk kerja Stunting, pasti bisa selesai,” tegasnya.

Kepala Dinas Kesehatan, Kependudukan dan Catatan Sipil Provinsi NTT Ruth D. Laiskodat dalam sambutannya mengatakan, angka Stunting di Provinsi NTT selalu dievaluasi setiap tahun.

Pada Agustus 2022 angka Stunting di NTT berada di angka 17,7%. Artinya NTT bukan daerah yang paling banyak memiliki balita penderita Stunting dari 34 Provinsi di Indonesia.

Kemudian pada bulan Februari 2023, angka Stunting turun ke 15,7%, yang artinya ada penurunan sekitar 10.000 anak penderita Stunting.

“Belum menjadi kebanggaan, karena masih begitu banyak anak-anak kita yang Stunting,” ujar Ruth Laiskodat.

Ia mendorong semua pihak untuk terlibat aktif menekan angka Stunting, shingga pada tahun 2023 target 12% sesuai arahan Presiden Jokowi bisa tercapai. (*)

IKUTI BERITA TERBARU KORANNTT.COM di GOOGLE NEWS