Direksi Bank NTT yang bertugas saat ini adalah kader-kader yang dipersiapkan sejak akan berakhirnya Masa Jabatan Direksi (2013-2017). Ada 29 orang yang kami kirimkan ke berbagai Pendidikan Manajemen dan terakhir ke “Rumah Perubahan Prof Renald Kasali”. Saya berdiskusi dengan Prof Renald Kasali bahwa kami Manajemen ingin menyiapkan Calon Leader Bank NTT, karena saat itu saya sudah memasuki Periode kedua di Bank ini. Rencana ini didukung oleh Dewan Komisaris saat itu yang memiliki talenta-talenta hebat antara lain Pak Sekda Provinsi Bapak Frans Salem dan Bapak Prof Fred Benu, sehingga Manajemen saat itu memiliki daya dukung yang luar biasa. Kami juga sering mendapatkan nasehat dari Pak Welliam Nunuhitu dan Bapak Amos Corputi yang telah meletakkan dasar yang kuat bagi Bank NTT.
Di rumah Perubahan Prof Renald Kasali, para calon leader diberikan berbagai Materi tentang Strategi Bisnis, tentang Perubahan-Perubahan yang terjadi di Dunia Bisnis dan Perbankan, serta tidak lupa simulasi-simulasi Rapat Direksi, Rapat Direksi dengan Dewan Komisaris juga Rapat Umum Pemegang Saham, dan mereka diuji dan diberikan Nilai, dari sanalah kita manajemen saat itu sudah mengetahui siapa-siapa saja Calon Leader masa depan Bank NTT yang semuanya berasal dari internal Bank NTT.
Saya gembira mendengar Manajemen Baru Bank NTT yang dipilih oleh Para Pemegang Saham diisi oleh Alex Riwu Kaho, Steven Messakh, Chris Adoe, Johny Praing dan Hilarius Minggu. Potensi mereka sudah terlihat selama saya berada bersama-sama mereka. Pak Alex Riwu Kaho pernah saya percayakan menjadi Ketua Tim Penerbitan Obligasi Bank NTT Pertama dengan nilai perolehan Dana Obligasi Rp.500 Milyar. Dan setelah itu bahkan Bank NTT mampu menerbitkan Obligasi lagi.
Jadi dari 29 orang yang disiapkan muncul 5 Leader yang saat ini memimpin di Bank NTT, masih terdapat lagi beberapa yang mampu memimpin Bank ini di masa yang akan datang.
Kinerja Keuangan Bank NTT & Permodalan Bank NTT Posisi Akhir Tahun 2022 Memuaskan
Berdasarkan data keuangan, nampak bahwa Kinerja Keuangan Bank NTT dalam kondisi Sehat dilihat dari aspek pertumbuhan volume usaha, profitabilitas (kemampuan menciptakan laba), likuiditas, efisiensi, dan permodalan. Laba Operasional (unaudited) Tahun 2022 sebesar Rp.337Milyar, dan Laba Setelah Pajak Rp.255 Milyar, lebih tinggi dibandingan Laba Operasional dan Laba Setelah Pajak Tahun 2019, 2020, 2021 (lihat Annual Report tahun-tahun tersebut) yang masing-masing 2019 Laba Operasional Rp.329 Milyar dan Laba Setelah Pajak Rp.236 Milyar, Tahun 2020 Laba Operasional Rp.325 Milyar dan Laba setelah Pajak Rp.236 Milyar, Tahun 2021 Laba Operasional Rp.310 Milyar dan Laba Setelah Pajak Rp.228 Milyar. Trend Laba Operasional dan Laba Setelah Pajak ini menjadi bukti betapa Manajemen Bank NTT saat ini berusaha menghasilkan profitabilitas secara maksimal, walaupun adanya “kebijakan penurunan suku bunga Kredit PNS sebesar 5,5%”, atau rata-rata adanya potensi penurunan pendapatan bunga sebesar Rp.263,8 Milyar / tahun yang tidak nampak secara kuantitatif karena adanya pendapatan bunga baru). Penurunan Bunga Kredit kepada PNS adalah kontribusi Bank NTT yang positif untuk meringankan beban pengembalian pinjaman para PNS kepada Bank NTT, yang jumlahnya mungkin saat ini sudah mencapai 60.954PNS sebagai Debitur (Peminjam) di Bank NTT.
Rasio Kredit Bermasalah (Non Performance Loan / NPL) hanya 1,9% berada di bawah rata-rata NPL Perbankan Nasional, kinerja ini SANGAT SEHAT.
Jumlah Kecukupan Perhitungan Modal Minimum (KPPM) 26,55% adalah SEHAT, walaupun persyaratan Modal Rp.3 Trilliun masih perlu diusahakan penambahannya sebesar +/-Rp.700 Milyar, menurut saya Manajemen tentu sudah dapat mengantisipasi, antara lain melalui kerjasama dengan Bank DKI yang telah memenuhi persyaratan Modal Rp.3 Trilliun dan juga Pak Alex Riwukaho sangat memahami bahwa Bank NTT dapat menerbitkan Obligasi Sub-Ordinasi sebesar Rp.1,5 Trilliun untuk menambah Tier-2 yang akan memperhitungkan Obligasi Sub-Ordinasi sebesar 50% sebagai Tier-2, maka pemenuhan Modal Rp.3 Trilliun dapat teratasi; sehingga pemberitaan bahwa Bank NTT akan di-down grade menjadi BPR menurut saya tidak akan terjadi. Penerbitan Obligasi Sub-Ordinasi tersebut dapat menjadi sumber dana pembiayaan Infrastruktur dan mendorong pertumbuhan kredit produktif di NTT.
Dari aspek perkreditan, saya juga melihat adanya terobosan-terobosan yang bagus untuk membiayai Sektor UMKM dengan sangat serius, hal ini terlihat dengan pembinaan Sektor UMKM dan penyediaan Kredit Mikro Merdeka adalah Inovasi Produk Kredit Mikro yang smart, didukung dengan digitalisasi transaksi yang semakin beragam.
Digitalisasi Transaksi
Di bidangini, saya harus angkat “Dua Jempol”kepada Manajemen dan Karyawan/ti Bank NTT, karena telah melakukan transformasi di bidang transaksi perbankan Bank NTT ke-arah Digital Banking yang memang seharusnya dilakukan. Seharusnya prestasi ini menjadi kebanggaan masyarakat NTT. Kalaupun terdapat kekurangan dalam melengkapi dokumen-dokumen perijinan dari Bank Indonesia, tentunya Manajemen Bank NTT mampu untuk memenuhinya. Karena budaya kepatuhan (compliance nature) sudah terbentuk dalam kurun waktu dua dekade ini di Bank NTT, sejak OJK menerapkan banking compliance system di Indonesia.
Manajemen Bank NTT Mampu Mengatasi Berbagai Tantangan yang Dihadapi
Sebagaimana saya sampaikan di atas, bahwa mereka yang memimpin Bank NTT saat ini telah disiapkan jauh hari sebelum mereka dipilih untuk memimpin Bank ini, sehingga saya percaya mereka mampu melakukan mitigasi risiko terhadap berbagai tantangan yang dihadapi Bank NTT, baik itu internally maupun tantangan persaingan dan tantangan dampak pandemic covid-19, krisis ekonomi dan krisis keuangan yang dikuatirkan banyak pihak. Selain dari Pendidikan manajemen perbankan yang telah mereka lalui, juga pengalaman panjang yang mereka miliki selama menjadi karyawan Bank NTT. Ingatlah mereka para Direksi saat ini adalah pegawai Bank NTT yang meniti karier dari bawah hingga mencapai posisi puncak sebagai Direksi saat ini. Berikanlah kesempatan yang cukup bagi mereka untuk mengelola Bank NTT dengan tenang dan dengan skill yang mereka miliki, mereka butuh dukungan semua pihak di NTT untuk melayani lebih professional dan lebih sungguh. Dan di tangan merekalah kita berharap mereka bisa juga mempersiapkan generasi Pemimpin Bank NTT berikutnya, karena Leader yang Baik akan mampu menciptakan Leader Baru yang lebih hebat. Salam sehat selalu. (*(