Kupang, KN – Gubernur NTT Emanuel Melkiades Laka Lena mendorong Posyandu, untuk dijadikan sebagai pos komando utama atau posko utama penanganan gizi dan stunting.
Hal ini disampaikan Gubernur NTT Melki Laka Lena saat menyampaikan pidato perdana di DPRD NTT, Senin (3/3/2025) siang.
“Pada pilar kesehatan, program kami akan memastikan bahwa angka stunting di NTT harus turun secara signifikan. Peran posyandu akan kami dorong menjadi pos komando utama dalam menangani masalah gizi dan pemberantasan stunting. Dengan penguatan peran ini, diharapkan Posyandu mampu menjadi garda terdepan dalam mendukung tumbuh kembang anak secara optimal,” kata Gubernur Melki Laka Lena.
Ia menyatakan, pemerintah berharap agar seluruh stakeholders baik organ TP-PKK – Pembina Posyandu, Pemerintah Daerah baik Provinsi maupun Kabupaten/Kota, Yayasan, Organisasi baik dalam negeri maupun Internasional, dan tentunya kementerian di pusat untuk dapat saling bergotong royong bergerak bersama untuk inisiatif pemberantasan stunting.
“Puskesmas harus berperan lebih aktif dalam mendeteksi kasus stunting sedini mungkin. Dengan sistem monitoring yang lebih baik, risiko jangka panjang akibat stunting dapat ditekan secara signifikan,” tegae Gubernur Melki Laka Lena.
Pemerintah Provinsi NTT juga berkomitmen penuh untuk mensukseskan program makan bergizi gratis. Program ini bukan sekadar kebijakan sosial, tetapi merupakan investasi jangka panjang bagi generasi penerus bangsa.
“Dengan adanya program ini, kita dapat memastikan bahwa anak-anak, terutama yang berasal dari keluarga kurang mampu, mendapatkan asupan gizi yang cukup untuk tumbuh kembang yang optimal. Gizi yang baik adalah fondasi utama bagi kesehatan, kecerdasan, dan daya saing generasi masa depan. Anak-anak yang terpenuhi nutrisinya akan memiliki daya tahan tubuh yang lebih kuat, kemampuan belajar yang lebih baik, serta peluang lebih besar untuk meraih masa depan yang cerah,” jelasnya.
Lebih dari itu, program makan bergizi gratis akan diintegrasikan dengan sektor pertanian dan peternakan lokal, sehingga bahan pangan yang digunakan berasal dari produk- produk unggulan NTT sendiri. Dengan demikian, manfaatnya tidak hanya dirasakan oleh anak-anak, tetapi juga oleh petani, peternak, dan pelaku usaha kecil, menciptakan pergerakan ekonomi sirkuler yang berkelanjutan.
Ia menyampaikan, program ini bukan hanya tentang makanan di piring, tetapi tentang harapan, kesehatan, dan masa depan NTT.
“Oleh karena itu, mari kita dukung dan kawal bersama, karena masa depan NTT dan Indonesia ada di tangan anak-anak yang kita persiapkan hari ini,” terangnya.
Ia menegaskan, akses terhadap layanan kesehatan adalah hak dasar yang tidak bisa ditawar. Pemerintah akan memastikan bahwa layanan kesehatan dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat, termasuk mereka yang berada di daerah terpencil.
Oleh karena itu, kepesertaan dalam program BPJS Kesehatan akan terus ditingkatkan, sehingga tidak ada lagi masyarakat yang kesulitan mendapatkan pelayanan medis hanya karena keterbatasan biaya.
Selain itu, pemerintah juga menaruh perhatian besar pada tenaga kesehatan. Pelatihan yang berkelanjutan dan peningkatan kesejahteraan bagi tenaga medis akan terus diperkuat, sehingga mereka dapat memberikan layanan yang berkualitas dan berbasis bukti.
“Tenaga kesehatan yang sejahtera dan kompeten akan menciptakan sistem kesehatan yang kuat dan merata di seluruh NTT,” ujarnya. (*)