Pra-Wisuda Unika Ruteng, Sebanyak 1.107 Lulusan Ikut Seminar Ilmiah

Pra-Wisuda Unika Ruteng, Sebanyak 1.107 Lulusan Ikut Seminar Ilmiah (Foto : Koran NTT)

Ruteng, KN – Universitas Katolik (Unika) St.Paulus Ruteng melaksanakan kegiatan seminar menjelang wisuda pada 23 November 2024 lusa.

Kegiatan seminar yang telah menjadi tradisi akademik bagi Unika Ruteng ini bertajuk “Lulusan yang Berkarakter, Transformatif, Kolaboratif, Kompetitif Menuju Inovasi Berkelanjutan” yang digelar di Aula Assumpta Paroki Katedral Ruteng. Kamis, 21 November 2024 pagi.

Acara ini dihadiri oleh Warek I Marselus Ruben Payong M.Pd, Para pembicara Seminar Rm. Dr. Frans Sawan M.Pd. dan Dr. Primus Domino, M.Si, Moderator seminar, Jajaran pejabat struktural Unika St. Paulus Ruteng, Panitia Dies Natalis Unika Santu Paulus Ruteng Periode 2023/2024 serta 1.107 orang peserta wisudawan.

Wakil Rektor I Dr. Marselus Ruben Payong, M.Pd dalam sambutannya sekaligus membuka acara itu menyampaikan kegiatan seminar ilmiah yang dilaksanakan oleh Unika Ruteng merupakan sebuah tradisi akademik yang selalu dilaksanakan setiap kali ada penyelenggaraan wisuda.

“Kegiatan hari Ini merupakan persembahan terakhir dari Unika sebagai bekal intelektual bagi para wisudawan untuk terjun ke masyarakat,” ungkapnya.

Marsel Payong menuturkan, hingga dengan saat ini dunia kita terus berubah dengan kecepatan yang luar biasa, jauh lebih cepat dari satu atau dua dasawarsa terakhir dan sering kali menimbulkan gangguan atau
kekacauan tatanan atau sering disebut disrupsi.

“Era disrupsi yang dipicu oleh munculnya Revolusi Industri 4.0 telah mengubah banyak sekali tatanan kehidupan, termasuk dunia kerja,” katanya.

Sejarahwan dan futuris dari Universitas Ibrani Yerusalem Yuval Noah Harari kata dia, telah mengingatkan bahwa situasi pasar kerja pada 2050 dilanda ketidakpastian dan
kecemasan.

Ia menyebutkan jika ada ketakutan akan hadirnya robotika, Al, loT, yang bisa menggantikan banyak sekali pekerjaan manusia. Tetapi ketika berkaca pada sejarah Revolusi Industri pertama, ketika hadirnya mesin-mesin menggantikan pekerjaan fisik manusia, selalu muncul pekerjaan-pekerjaan baru, dan standar hidup dan kualifikasi kemampuan juga
meningkat.

“Setidaknya, pekerjaan-pekerjaan baru mendatang akan didominasi oleh kemampuan kognitif tingkat tinggi,” bebernya.

Lebih jauh ia menjelaskan, jika dunia pendidikan, terutama pada guru saat ini berhadapan dengan tantangan baru dengan kehadiran Al yang bisa mengatasi segala kebutuhannya dan sekaligus dapat menghapus jarak antara kemampuan anak dengan kemampuan guru dalam hal kognitif.

“Jika hanya pengetahuan yang dikejar dan menjadi stok yang dimiliki oleh guru, maka
Anda akan kalah dengan Al, Google, dll. Maka kebutuhan baru dalam dunia guru sesungguhnya bukan lagi mentrasfer pengetahuan tetapi mentransformasikan pengetahuan itu menjadi nilai-nilai yang berguna bagi kehidupan Anak. Kecakapan-kecakapan emosional yang membantu pengembangan karakter siswa masih merupakan pekerjaan yang belum tergantikan oleh Al,” bebernya.

BACA JUGA:  Heboh Seleksi Bawaslu di NTT Diwarnai Isu 'Mahar' Rp60 Juta per Orang

Kemudian di dunia kesehatan juga jelas Marsel, selau dihadapkan dengan tantangan baru melalui kehadiran kecerdasan buatan Al.

“Sudah ada Al yang menggantikan tugas dokter secara akurat dalam hal mendiagnosis penyakit dan memberikan resep yang tepat untuk penyakit tertentu. Namun untuk sementara peran perawat dan bidan belum tergantikan oleh AI, karena keahlian perawat dan bidan tidak hanya soal pengetahuan atau kecakapan intelektual tetapi juga kemampuan motorik dan emosional dalam merawat pasien,” jelasnya.

Kendati hingga saat ini tambah dia, belum ada robot yang mampu menggantikan perban pada luka, menenangkan pasien
yang beringas, atau membantu persalinan ibu.

Sementara dalam bidang pertanian dan peternakan, rekayasa genetika telah melahirkan banyak sekali varietas-varietas tanaman baru.

“Beberapa pekerjaan fisik petani dan peternak telah tergantikan oleh mesin-mesin dan robot. Maka petani-petani milenial tidak lagi mengandalkan otot tetapi otak dalam bekerja mulai dari produksi sampai pemasaran. Mereka lebih berperan sebagai operator dan manajer,” sebutnya.

Karena itu Warek I ini bilang, di tengah tantangan dan ketidakpastian ini, Unika Santu Paulus Ruteng telah berusaha untuk membekali para mahasiswanya dengan beberapa karakter utama yang bersumber dari semangat Santu Paulus, yakni Resiliens, Integritas, Loyalitas, dan Solider di bawah visi “menjadi komunitas akademik yang transformatif, kolaboratif, dan berkarakter”.

“Loyalitas tampak dalam ketaatan dan kesetiaan terhadap tugas dan pekerjaan yang diberikan, setia dalam setiap perkara kecil. Solider tampak dalam sikap dan perilaku belarasa, empati, suka menolong, peduli kepada orang lain. Nilai-nilai ini diharapkan menjadi bekal bagi Anda untuk bisa berhadapan dengan dunia yang tidak pasti,” tandasnya.

Olek karena itu lanjut dia, Seminar hari ini yang mengusung tema “Lulusan Yang Berkarakter, Transformatif, Kolaboratif, Dan Kompetitif Menuju Inovasi Berkelanjutan” Kiranya menjadi pembelajaran yang bermanfaat bagi anda semua yang akan kembali ke masyarakat dan berkiprah di mana saja berada.

Diketahui, usai kegiatan seminar ini, Calon wisudawan selanjutnya akan menggelar gladi bersih untuk wisuda pada esok hari (22/11/2024).**