Sosialisasi PLTP Ulumbu, Warga Sebut Pimpinan JPIC SVD Ruteng Dalangi Penolakan

Sosialisasi PLTP Ulumbu, Warga Sebut Pimpinan JPIC SVD Ruteng Dalangi Penolakan. (Foto: Yhono Hande)

Ruteng, KN – Warga Poco Leok Klitus Wajong dan Kornelis Wajong menyebutkan pemimpin Justice, Peace, and Integrity of Creation (JPIC) SVD Ruteng Pater Simon Suban Tukan sebagai aktor intelektual atas penolakan pembangunan pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) Ulumbu unit 5-6 Poco Leok kepada warga.

Hal tersebut mereka sampaikan saat berlangsungnya kegiatan sosialisasi pemberitahuan rencana pembangunan pengembangan PLTP Ulumbu Penlok 2 wellpad H, I dan J serta accsess road dihadiri ratusan pemilik lahan, di Aula Gereja Paroki Ponggeok, kecamatan Satar Mese, kabupaten Manggarai, pada Jumat (14/6/2024).

Di hadapan ratusan warga Poco Leok, jajaran Pemda Manggarai serta pihak PLN, Klitus Wajong, bercerita awal mulanya kehadiran Bupati Manggarai Herybertus Nabit ke Poco Leok atas permintaannya sebagai orang asli Poco Leok.

Tujuannya pada saat menemui orang nomor satu di kabupaten Manggarai, agar mendengar secara langsung apa yang menjadi harapan serta keluhan warga yang terdampak langsung dengan pembangunan proyek Geotermal Ulumbu.

Pada bulan Februari lalu, Bupati Hery Nabit bersama jajaran Pemda Manggarai mendatangi seluruh pemilik lahan serta warga yang terdampak langsung dengan pembangunan proyek pengembangan PLTP Ulumbu di Aula Stasi Lungar.

Niat baik Bupati Hery Nabit, menemui langsung warga, kata Klitus, malah diterima dengan aksi penolakan sebagian warga Poco Leok.

“Pada saat Pak Bupati (Hery Nabit) datang ke Poco Leok, ternyata saya punya ase, kae (warga) di Desa Lungar tiba-tiba bilang menolak dan mengeluarkan kalimat yang tidak pantas diucapkan,” ungkap Klitus.

Menurut dia, dalam sejarah orang Poco Leok, mulai dari sejarah nenek moyang, orang Poco Leok, tidak pernah mewarisi budaya kekerasan yang menyakiti hati siapapun.

“Kami orang Poco Leok tidak pernah mewarisi budaya kekerasan yang menyakiti hati siapapun secara turun-temurun dari nenek moyang,” tegas Klitus.

Ia juga mengaku heran cara tutur kata khususnya kaum perempuan serta anak-anak muda berubah seketika dan bahasa tak elok didengar.

“Terus terang saya kecewa, bahkan saya tau dihati kecilnya Pak Bupati pada saat itu sangat kecewa karena tujuannya ke Lungar itu mau mendengarkan langsung apa pandangan warga terkait proyek Geotermal,” ungkap Ketua Ikatan Keluarga Besar Poco Leok Ruteng ini.

Diketahui Komunitas Adat di kawasan Poco Leok menolak kehadiran Bupati Manggarai Herybertus Nabit, terjadi di Desa Lungar, Kecamatan Satar Mese, pada Senin (27/2/2023).

Jejak Pastor Simon Dibalik Penolakan Kehadiran Bupati Manggarai ke Poco Leok

Tak hanya Klitus Wajong yang membeberkan peran pemimpin JPIC SVD Ruteng Simon Tukan dalang penolakan pembangunan PLTP Ulumbu. Pada saat yang bersamaan, adik kandungnya bernama Kornelis Wajong, ikut berkomentar.

Di hadapan ratusan warga Poco Leok, Kornelis, tak sungkan membeberkan peran Pater Simon Tukan, yang dinilai sebagai provokator yang sudah terlampau jauh mempengaruhi warga dan menggiring persoalan pembangunan PLTP Ulumbu di Poco Leok menjadi rumit.

BACA JUGA:  Polemik Aset Sekolah Hosana, Ini Tanggapan MJ Agape dan Jerry Manafe

“Di bawah pimpinan Pater Simon sudah jauh melakukan sosialisasi tentang hal-hal negatif seperti pemboran nanti akan terjadi seperti lumpur Lapindo. Ini yang membuat masyarakat takut,” ungkap mantan Wakapolres ini.

Keterlibatan Pater Simon Tukan, kata dia, harus disampaikan secara terbuka ke pihak Keuskupan Ruteng, serta memberikan penegasan khusus kepada yang mulia Uskup Ruteng.

“Dia (Pater Simon Tukan) mencuci otak warga Poco Leok, yang tadinya sopan, santun dan bagus menerima semua program pemerintah tapi faktanya sekarang terbalik dan itu yang terjadi karena dia sudah cuci otak,” sebut Kornelis.

Pada saat aksi demontrasi tolak kehadiran Bupati Manggarai di Poco Leok, Kornelis mengaku melihat secara langsung kendaraan pribadi Pater Simon namun saat itu dia kabur.

“Ini isu yang dimainkan oleh JPIC SVD (Pater Simon Tukan) kepada masyarakat Poco Leok pada saat kunjungan Bupati Manggarai. Ini bukan rahasia lagi ini Pater Simon,” tegasnya.

“Mungkin dia (Pater Simon) mengaku berhasil gagalkan proyek Geotermal di Wae Sano Manggarai Barat. Proyek di Wae Sano masih berlanjut hanya karena ada kegiatan internasional makanya dihentikan sementara waktu bukan berarti dibatalkan karena aksi demontrasi Pater Simon itu,” tegsnya.

Ia juga mengingatkan pimpinan JPIC SVD Ruteng itu untuk tidak mengklaim bisa batalkan proyek Geotermal di Ulumbu Poco Leok.

“Jangan juga dia (Pater Simon Tukan) klaim bahwa kalau di Poco Leok, dia bisa batalkan, itu tidak mungkin,” terangnya lagi.

Dijelaskan Kornelis, banyak warga Poco Leok pedalaman yang tertipu dengan sejumlah program digagas JPIC SVD Ruteng, bahkan warga menyesal karena jelas gagal.

“Ada banyak warga Poco Leok pedalaman tertipu. Ada beberapa program Pater Simon yang tidak sukses, akhirnya warga menyesal,” bebernya.

Terkait rencana PT. PLN melakukan pengembangan PLTP Ulumbu Unit 5-6 Poco Leok, pihaknya secara tegas mendukung dan menjadi garda terdepan.

“Kami paling depan untuk mendukung program pengembangan pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) Ulumbu Unit 5-6 Poco Leok,” tegasnya.

Lanjut dia, mayoritas warga Poco Leok sangat mendukung langkah pemerintah untuk kelanjutan proyek pembangunan PLTP Ulumbu di Poco Leok.

“Ini dibuktikan dengan aksi damai kami beberapa bulan lalu di Lungar untuk memberikan dukungan secara penuh kepada Pemerintah,” ucapnya.

Ia berharap pihak pemerintah tetap melakukan pendekatan terhadap pihak keuskupan soal keterlibatan Pater Simon sebagai aktor intelektual serta dalang penolakan pembangunan PLTP Ulumbu di Poco Leok.

Bahkan, Ia juga mendesak pihak TNI dan Polri agar melakukan deteksi terhadap pergerakan oknum tersebut baik di wilayah Poco Leok maupun di kota Ruteng. (Yhono Hande)

IKUTI BERITA TERBARU KORANNTT.COM di GOOGLE NEWS