Kupang, KN – Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur di bawah kepemimpinan Victor Bungtilu Laiskodat dan Josef Nae Soi berhasil menurunkan angka stunting di NTT.
Gubernur NTT Viktor Laiskodat mengatakan, peningkatan derajat kesehatan masyarakat menjadi salah satu aspek penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia NTT.
Karena itu, proses pembangunan kesehatan dilaksanakan mulai sejak dini, yakni sejak dari dalam kandungan ibu. Sejumlah upaya dan terobosan penting yang dilaksanakan berhasil menghantar NTT mengurangi angka stunting secara signifikan.
“Persentase stunting selama lima tahun berturut-turut mulai tahun 2018 sampai dengan 2023 menunjukkan tren penurunan yang besar. Pada tahun 2018, prevalensi stunting 35,4 persen atau sebanyak 81.434 balita dan menurun tajam pada pengukuran Februari 2023, yakni 15,7 persen atau 67.518 balita,” ujar Gubernur Viktor Laiskodat dalam pidato pembangunan menyongsong HUT ke-78 RI pada Rabu 16 Agustus 2023.
Ia menyampaikan, penurunan angka stunting ini membuktikan bahwa pendekatan pencegahan dan penanganan stunting secara konvergensi melalui intervensi spesifik dan intensif berjalan efektif.
“Penurunan stunting secara signifikan ini tidak lepas dari kebijakan Pemerintah NTT untuk menggunakan aplikasi Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM) untuk menangani stunting dengan by name, by adress dan menolak menggunakan Survey Status Gizi Indonesia (SGSI),” tegasnya.
Pemerintah Provonsi NTT telah melayangkan protes kepada Menteri Kesehatan tentang penggunaan pengukuran stunting dengan metode SGSI dan Kementerian Kesehatan telah menyetujui penggunaan e-PPBGM untuk menilai perkembangan stunting di NTT sebagai pengecualiannya.
“Kita juga terus berkomitmen untuk menekan angka kematian ibu dan anak melalui berbagai upaya seperti penguatan dan peningkatan kapasitas tenaga kesehatan, peningkatan fasilitas kesehatan dan evaluasi yang terus-menerus,” jelas Viktor Laiskodat.
Menurutnya, angka kematian Ibu selama tiga tahun terakhir menunjukan penurunan di mana pada tahun 2021, angka kematian ibu sebanyak 181 kasus dan tahun 2022 berjumlah 171 kasus.
“Sampai dengan bulan Juli tahun 2023 terdapat 74 kasus. Sementara itu, untuk kematian bayi sampai dengan bulan Juli tahun 2023 mencapai 449 kasus atau menurun dibandingkan dengan tahun 2022 yang mencapai 1.139,” ungkap Viktor Laiskodat.
Bangun Jalan 947,16 Kilometer
Selain capaian di bidang kesehatan, salah satu hal yang dicapai oleh pemerintahan Gubernur Viktor Laiskodat dan Wakil Gubernur Josef Nae Soi adalah membangun jalan sepanjang 947,16 Kilometer.
Gubernur VBL menyebut, pembangunan infrastruktur merupakan salah satu prioritas pembangunan NTT, karena buruknya infrastruktur telah menghambat konektivitas antara daerah produksi dan pasar maupun dalam kelancaran transportasi barang, jasa dan manusia.
Pada tahun 2019, dari total panjang jalan Provinsi 2.650 kilometer, kondisi jalan yang belum mantap (rusak berat dan rusak ringan) sepanjang 906 kilometer.
“Total pembangunan jalan provinsi yang dilakukan Pemerintah NTT dari tahun 2019 sampai 2022 adalah sepanjang 947,16 km atau melebihi target awal yang ditetapkan yakni 906,5 km,” tegasnya.
Pada tahun 2023, pemerintah Provinsi NTT akan fokus untuk menuntaskan jalan sepanjang 247,45 km. Atas berbagai upaya tersebut, pada tahun 2021 Pemerintah Pusat melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat menetapkan Provinsi NTT sebagai Provinsi Ketiga terbaik pada Bidang Kebinamargaan dalam penyelenggaraan jalan untuk Kategori Pemerintah Daerah. Untuk prestasi tersebut kita mendapatkan dua unit excavator senilai kurang lebih Rp 3 miliar.
Selain dari pada itu, dalam pidatonya, Gubernur NTT Viktor Laiskodat juga menyampaikan capaian pembangunan di sektor lain seperti di sektor pertanian, peternakan, kelautan dan perikanan, serta dunia industri. (*)