Skandal Perselingkuhan Oknum Komisioner KPUD Lembata Mencuat ke Publik

Ilustrasi (Foto: Freepik)

Lewoleba, KN – Wanita berinisial NL membongkar dosa pria berinisial PPPK yang adalah oknum komisioner KPUD Lembata, NTT.

Menurut NL, sejak tahun 2016 hingga 2022 akhir, dia ditipu dan dipermainkan oleh PPPK itu, hingga keduanya menjalani hidup layaknya sepasang suami istri.

“Hubungan kami dimulai sejak tahun 2016, saat PPPK masih menjabat sebagai Ketua KPUD Lembata di periode pertama masa jabatannya,” ujar NL kepada wartawan via pesan WhatsApp, Senin 5 Juni 2023.

Dia menjelaskan, awal mula perkenalan mereka saat PPPK meminta pin BBM milik NL via messenger facebook dan mengajak berteman, karena mereka memiliki ketertarikan yang sama, yakni di bidang literasi-sastra.

“Saya dan dia kemudian bentuk kelompok diskusi sastra, yang saat itu diberi nama SOLE. Karena sering bertemu di beberapa pertemuan, kami menjadi dekat,” jelasnya.

Ketika mulai dekat, kata NL, PPPK memberitahukan jika ia memiliki istri dan anak, namun mereka sudah pisah, dan sedang mengurus proses perceraian secara katolik di Keuskupan.

“Kepada saya, PPPK juga menceritakan bahwa dia dan anaknya ditelantarkan oleh isterinya yang berinisial VB,” ungkapnya.

“Si VB kemudian menghubungi saya via messenger facebook, dan meminta saya memperhatikan PPPK, karena mereka sudah hidup pisah,” tambah NL.

NL pun berusaha untuk memenuhi semua permintaan VB, karena memang ia menyaksikan sendiri bagaimana dua orang anak dari PPPK dan VB seperti tidak terurus.

Meski sudah mengaku pisah dari suami, anehnya VB kembali menghubungi NL via messenger facebook dengan nada marah, dan meminta NL untuk bertemu.

“Dia minta bertemu. Saat itu saya minta maaf, karena sudah menyakiti hatinya, dan siap untuk menemuinya. Namun pesan-pesan itu dihapus oleh PPPK, yang saat itu memegang kendali facebook saya. Dia malah blokir VB dari pertemanan,” ungkapnya.

BACA JUGA:  Bank NTT Lewoleba Gencarkan Sosialisasi QRIS dan Kredit Mikro Merdeka

Karena pertemanan diblokir, NL akhirnya tidak bisa terhubung dan berkomunikasi dengan VB, sehingga tidak terjadi pertemuan seperti yang sudah disepakati oleh NL dan VB.

Dijelaskan NL, suatu sore dia ditelepon PPPK dan memberitahukan bahwa isterinya VB sudah keluar dari rumah membawa semua barangnya, dibantu oleh saudaranya.

“Dia meyakinkan saya bahwa mereka benar-benar cerai dan tidak ada lagi jalan untuk kembali, karena itu sudah menjadi kesepakatan mereka berdua,” terangnya.

PPPK juga menyinggung tentang anaknya yang masih membutuhkan kasih sayang seorang ibu, sehingga NL terpaksa memilih tetap berada dalam hubungan itu, karena rasa belas kasih terhadap anak PPPK.

“Dan sejak itu anak-anak sering dititipkan di rumah milik orang tua saya. Bahkan mereka menginap sampai berhari-hari,” tegasnya.

NL menyampaikan, dirinya sempat mencari beasiswa untuk studi lanjut ke luar negeri, namun karena hasil TOFEL tidak memenuhi syarat, sehingga PPPK menyarankan dia untuk kuliah di Jogja.

Menurut NL, selama kuliah, segala bentuk keperluan terkait studi akan diurus oleh PPPK, sambil dia menyelesaikan proses pembatalan nikahnya di Keuskupan, dan memilih untuk menikahinya.

“Saya sepakat lalu berangkat ke Jogja. Jadi studi yang saya jalani itu sebetulnya dalam rangka menunggu dia selesaikan pembatalan nikahnya di Keuskupan,” kata NL.

Ketika di Jogja, justru foto kebersamaan antara VB, PPPK bersama anak meraka diupload oleh VB ke akun media sosial facebook.