Kupang, KN – Untuk meningkatkan sumber daya manusia (SDM), Pengurus Provinsi (Pengprov) Taekwondo Indonesia Nusa Tenggara Timur (TI NTT) menggelar Diklat Penguji Daerah dan Ujian Kenaikan Tingkat (UKT) DAN/POOM sabuk hitam kepada para atlet taekwondo.
Kegiatan yang dilaksanakan selama 4 hari terhitung tanggal 1-4 Juni 2023 dan diikuti oleh puluhan atlet taekwondo dari berbagai daerah ini merupakan bentuk implementasi program kerja pengurus TI NTT yang baru.
Ketua Pengprov TI NTT, Fransisco Bernando Bessi menjelaskan kegiatan Diklat Penguji Daerah diikuti kurang lebih 30 peserta yang berasal dari Kota/Kabupaten se NTT.
“Setiap kabupaten kita berikan jatah dua orang, sementara Kota Kupang dijatahi sebanyak sepuluh orang,” katanya.
Ia berharap, para peserta mengikuti kegiatan diklat dan UKT secara baik dan bisa lulus karena jumlah penguji di NTT masih sangat minim. “Kita berharap, nantinya peserta yang lulus bisa menjadi agen perubahan dan mengembangkan Taekwondo di daerah masing-masing,” ujarnya.
Sementara untuk UKT DAN/POOM sabuk hitam, menurut Sisco Bessi sapaan akrab Fransisco, kegiatan itu mendapat respon positif dari semua atlet sehingga sampai saat ini sudah tercatat sebanyak 65 orang yang telah mendaftar.
“Ini sangat berpeluang untuk tingkatkan SDM karena yang naik tingkat bisa membuka dojang atau tempat latihan baru,” ujar pengacara kondang Kota Kupang itu.
Sisco Beasi mencontohkan, di kota Kupang, jumlah dojang mengalami peningkatan signifikan sejak lima tahun terakhir karena SDM sudah mulai membaik.
“Dulu hanya empat atau lima tempat latihan saja tapi sekarang sudah lebih dari 40 tempat latihan. Untuk itu, dengan kegiatan yang diselenggarakan ini dapat menambah tempat latihan di kabupaten,” pintanya.
Master Harry Kuswahyudi, Ketua Komisi UKT PB TI usai menghadiri kegiatan tersebut mengapresiasi pengurus TI NTT atas penyelenggaraan Diklas Penguji Daerah dan UKT DAN/POOM itu.
“Kami apresiasi dan terima kasih kepada Pak Fransisco sebagai Ketua Taekwondo NTT yang baru dan menjadi agen perubahan taekwondo di NTT,” ucapnya.
Ia juga mengharapkan agar kepengurusan baru ini terus melakukan berbagai terobosan dan menyatuhkan kembali kelompok-kelompok yang berbeda pandangan demi memajukan Taekwondo Indonesia di NTT ini.
“Pengurus pusat sangat mendukung kegiatan -kegiatan seperti ini dan langkah-langkah lanjutan juga perlu tindaklanjuti seperti patihan bagi pelatih dan lain-lainnya,” sebutnya.
Ia juga menaruh harapan besar bagi pengurus TI NTT agar berbagai terobosan dan program kerja yang bisa mempersiapkan para atlet secara baik sehingga dapat menyumbang emas pada Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Tahun 2024 di Aceh dan Sumatra Utara.
Sementara, Lambertus Ara Tukan, Sekertaris Umum KONI NTT menegaskan, dengan adanya kegiatan tersebut menunjukkan bahwa organisasi atau cabang olahraga (cabor) Taekwondo aktif dan hidup dalam membina serta mempersiapkan atlet.
Di Pra PON nanti, KONI berharap cabor taekwondo mampu meloloskan atlet-atlet terbaik mewakil NTT ke PON dan meraih medali.
“Kami tidak memberikan target tapi kami hanya memesan kepada pelatih, oficial dan atlet untuk menyumbang yang terbaik agar dapat mengangkat harkat dan martabat NTT baik di tingkat nasional maupun internasional,” pintanya.
Menurut Lambertus, taekwondo NTT merupakan salah satu cabor berprestasi di tingkat PON sehingga pada ivent-ivent berikutnya dapat mempertahankan prestasi tersebut bahkan lebih ditingkatkan lagi.
Lanjutnya, salah satu kendala yang dialami di semua cabor adalah masalah anggaran. Kondisi keuangan daerah saat ini sangat sulit sehingga anggaran yang dikucurkan untuk KONI juga sangat sedikit.
“Ini kondisi keuangan kita sehingga kami berharap dukungan dari semua cabor melalui anggaran lain sebab dengan anggaran yang menim hasilnya juga sedikit,” pintanya. (Timor Express/KN)