Perjalanan kunjungan kerja Gubernur Nusa Tenggara Timur kali ini terasa berbeda. Baru di jaman Gubernur Viktor Laiskodat, hampir semua pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) ikut serta. Selain pimpinan OPD, hadir juga pihak Bank NTT yang selalu menjadi ujung tombak penggerak ekonomi Desa.
Desa sudah menjadi organ vital penggerak ekonomi. Masyarakat yang berada di kampung-kampung punya andil besar dalam menekan angka kemiskinan di Nusa Tenggara Timur. Data Badan Pusat Statistik (BPS) per September 2021, Nusa Tenggara Timur masih nangkring di posisi 3 dalam hal kemiskinan setelah Papua dan Papua Barat dengan jumlah penduduk miskin sebanyak 20,44%.
Data yang dikeluarkan BPS menggunakan konsep kemampuan memenuhi kebutuhan dasar (basic needs approach). Dengan pendekatan ini, kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi, untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan yang diukur menurut Garis Kemiskinan.
Kemiskinan NTT disadari betul oleh Gubernur Viktor Laiskodat dan jajarannya. Berbagai narasi untuk memotivasi masyarakat NTT selalu diucapkan dari kampung ke kampung. Masyarakat didorong untuk terus berusaha menjadi petani, nelayan, peternak, dan pebisnis yang sukses.
Tapi tanpa modal kerja, masyarakat NTT yang berada di kampung-kampung bisa apa? Mereka hanya punya lahan, tapi tidak punya tanaman, bibit, pupuk, dan akses untuk menjual hasil produksi. Apa bisa mereka mendapat modal kerja?
Kredit Mikro Merdeka
Sebagai pendukung kinerja pemerintah daerah, Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur (Bank NTT) selalu ada dalam setiap kunjungan kerja Gubernur Viktor Laiskodat. Kehadiran Bank NTT sebagai bank milik pemerintah daerah ternyata punya misi tertentu.
Sebelumnya Bank NTT seolah stagnan dan murni mengurus bisnis untuk mendatangkan keuntungan perusahaan. Namun pola ini diubah secara radikal, kala Harry Alexander Riwu Kaho dipercayakan menduduki kursi Direktur Utama Bank NTT.
Bank NTT tidak lagi duduk di belakang meja, tetapi hadir langsung di tengah masyarakat. Pengurus dan Direksi Bank NTT pun tidur dari kampung ke kampung bersama Gubernur Viktor untuk memberikan fasilitas modal kerja dan pendidikan literasi keuangan menabung sejak dini, bagi siswa siswi di seluruh Nusa Tenggara Timur.
Hampir di semua titik kunjungan kerja Gubernur Viktor Laiskodat, Bank NTT selalu membagikan modal kerja dalam bentuk Kredit Mikro Merdeka. Terbaru, dalam kunjungan kerja Gubernur NTT ke daratan Timor pada 21 hingga 25 Januari 2022, masyarakat di 3 desa/kelurahan yaitu Desa Ajaobaki, Kelurahan Sasi dan Dualaos mendapat fasilitas Kredit Mikro Merdeka. Fasilitas kredit dengan plafon Rp5 Juta sampai Rp10 Juta ini dibilang sangat unik dan membantu, karena membebaskan debitur dari bunga, agunan, dan rentenir.
Kredit Mikro Merdeka ini adalah buah dari gagasan brilian Gubernur Viktor Laiskodat bersama para pemegang saham dan pengurus Bank NTT khususnya Direktur Utama Bank NTT Harry Alexander Riwu Kaho.
Tujuan fasilitas Kredit Mikro Merdeka adalah memberdayakan masyarakat NTT yang berprofesi sebagai pelaku UMKM, petani, peternak, dan nelayan yang selama ini kesulitan mengakses modal kerja.
Bank NTT juga telah menyiapkan strategi untuk memitigasi risiko kredit macet yang terjadi pada para debitur dengan membangun kerja sama dengan pihak penjamin atau asuransi. Kerja sama ini dibangun agar jika kelak dalam proses pengembalian kredit ada masalah, maka pihak asuransi langsung mengambil alih pembayaran.
Data per Januari 2022, total penyaluran Kredit Mikro Merdeka secara terkonsolidasi pada 23 kantor Cabang Bank NTT adalah sebesar Rp10.883.450.000 dengan jumlah debitur sebanyak 2.099 debitur. Jumlah ini tergolong sangat besar dan sepanjang sejarah, baru di jaman Gubernur Viktor Laiskodat dan Dirut Alex Riwu Kaho, Bank NTT mengucurkan dana sebesar ini untuk pemberdayaan ekonomi masyarakat.
Sebagai penggerak ekonomi masyarakat desa, Bank NTT pada tahun ini menyelenggarakan festival Desa Binaan Bank NTT yang melibatkan 5 Desa/Kelurahan di setiap Kabupaten/Kota di NTT. Dalam skema ini, Bank NTT akan hadir dan bekerja sama dengan BumDes dan pelaku UMKM untuk memproduksi dan mengembangkan potensi unggulan desa. Pelaku UMKM akan dirangsang melalui Kredit Mikro Merdeka, sehingga produk unggulan seperti makanan, minuman, hingga destinasi wisata bakal dipoles lebih baik untuk dijual demi meningkatkan PADes.
Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat sebagai pemegang saham pengendali dalam kunjungannya ke Desa Binaan Bank NTT yakni Desa Ajaobaki meminta agar 5 Desa Binaan Bank NTT harus didesain dengan baik seperti Desa Ajaobaki. Desa Binaan Bank NTT harus punya restoran serta BumDes Mart dan memasarkan produk lokal milik masyarakat setempat.
Di bidang pendidikan, Bank NTT juga hadir dalam setiap kunjungan Gubernur NTT untuk memberikan fasilitas Tabungan SIMPEL. Tabungan SIMPEL atau Simpanan Pelajar dicetuskan oleh pemerintah dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang memiliki beragam manfaat untuk pelajar. Setiap pelajar akan mendapatkan tabungan dengan saldo sebesar Rp500.000. Lewat tabungan SIMPEL, para pelajar dilatih untuk gemar menabung sejak dini. Di situlah fungsi literasi keuangan berjalan dengan baik bukan hanya bagi pelajar di perkotaan, tapi juga untuk pelajar yang berada di kampung-kampung.
Dukung Bank NTT
Sebagai mitra pemerintah dan motor percepatan pembangunan di daerah, peran Bank NTT menjadi sangat strategis. Saat negara dalam situasi ekonomi melemah karena Covid-19, Bank NTT terus menggenjot penyaluran kredit, agar perekonomian di desa terus bergerak.
Kinerja Bank NTT dalam melayani masyarakat NTT berbanding lurus dengan prestasi-prestasi yang diraih sepanjang tahun 2021, di mana Bank NTT berhasil meraih 8 penghargaan bergengsi di tingkat nasional. Bank NTT dalam sejarah juga berhasil naik kelas dari Bank Cukup Sehat menjadi Bank Sehat menurut penilaian Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Tidak heran jika Gubernur Viktor menyebut Bank NTT sebagai Bank yang berkembang dengan sangat luar biasa dan siap menjadi Bank Devisa pada 2023 nanti.
Per tanggal 28 Desember 2021, aset Bank NTT tercatat mencapai Rp16 Triliun, DPK atau Dana Pihak Ketiga Rp12.7 Triliun, Giro Rp2,3 Triliun, Tabungan Rp3,9 Triliun, Deposito Rp6,5 Triliun, Kredit Rp11 Triliun, LDR 87,699% serta Laba Sebelum Pajak Rp321 Miliar.
Sejumlah catatan positif ini semakin menegaskan posisi Bank NTT sebagai Bank Sehat di bawah nahkoda Direktur Utama Harry Alexander Riwu Kaho, Direktur Kredit Paulus Stefan Messakh, Direktur Dana dan Treasury Yohanis Landu Praing, Direktur TI dan Operasional Hilarius Minggu, serta Direktur Kepatuhan Christofel S. M. Adoe.
Karena itu, yang perlu dilakukan oleh masyarakat NTT adalah mendukung Bank NTT dengan menabung di Bank NTT, agar kerja-kerja cerdas ini terus dilakukan. Pola kemitraan yang strategis antara pemerintah dan pihak Bank NTT harus terus dipertahankan sampai masyarakat NTT benar-benar bangkit dan keluar dari jurang kemiskinan.
Bank NTT sebagai salah satu pelopor kebangkitan ekonomi NTT punya Kredit Mikro Merdeka yang bisa diakses oleh masyarakat kapan pun dan di mana pun, serta siap melayani lebih sungguh demi mewujudkan misi NTT Bangkit, NTT Sejahtera. Salam Merdeka dari Bank NTT untuk warga di seluruh pelosok Nusa Tenggara Timur! Mari menabung di Bank NTT, karena menabung di Bank NTT sama dengan membangun NTT. (*)