Kefamenanu, KN – Daya magis dan eksotisme batu alam menaungi patung Santa Maria Imakulata yang baru saja diresmikan oleh Uskup Atambua Mgr. Dr. Dominikus Saku, Pr.
Patung megah Santa Maria Imakulata setinggi 16 meter didirikan di Kota Kefamenanu, Kabupaten Timor Tengah Utara, Nusa Tenggara Timur. Patung ini dibangun di atas landasan setinggi 2 meter serta tatakan setinggi 8 meter.
Lokasinya tidak jauh dari jalan umum, tepatnya di pintu masuk Kelurahan Sasi, Km 7 dari arah Kota Kupang, setelah Bundaran Patung Tiga Raja Biinmaffo Timor Tengah Utara.
Di sampingnya, berdiri Gereja Santo Antonius Padua Sasi, Kefamenanu. Gereja ini dibangun menggunakan batu alam yang disusun sangat rapi pada tahun 2003, berkat campur tangan dan donasi pesepak bola asal Italia Alessandro Del Piero.
Gereja Santo Antonius Padua Sasi, Kefamenanu selama ini telah menjadi destinasi wisata favorit di Kabupaten TTU. Grafik kunjungan tempat ini menjadi sangat menarik, karena bukan hanya dikunjungi umat di Keuskupan Atambua, tapi semua masyarakat NTT dan dari berbagai daerah di Indonesia.
“Bukan hanya soal Agama, tapi nilai kemanusiaan itu yang senantiasa dibangun dan dipelihara bersama,” kata Pastor Paroki Sasi P. Jose Nitsae, OFM Konv dalam kunjungan kerja Gubernur NTT, Sabtu 22 Januari 2022.
Pater Jose mengisahkan, pernah bertemu dengan sekelompok rombongan peziarah asal Kalimantan. Kelompok peziarah itu bukan dari kalangan Katolik, bukan juga Kristen, tapi mereka beragama Islam yang mengaku sangat tertarik dengan arsitektur Gereja Santu Antonius Padua.
Daya magis Gereja Santu Antonius Padua juga berhasil memikat sebuah keluarga dari Rote Ndao. Mereka datang ke Gereja Santu Antonius Padua karena ilham yang meminta mereka, agar harus berkunjung ke tempat tersebut untuk mendapatkan sebuah berkat.
“Tempat ini sangat terbuka untuk semua, bukan hanya untuk kalangan Katolik saja. Hal ini kami buktikan dengan pembangunan patung Bunda Maria, bahwa bukan hanya dari Katolik saja tapi lintas Agama juga turut memberikan perhatian dan dukungan,” jelas Pater Jose.
Luas lahan 1 Ha di sekitar Patung Santa Maria Imakulata akan dibangun taman doa. Kehadiran Taman Doa Santa Maria Imakulata akan menambah nilai religius, sekaligus menjadi destinasi wisata rohani yang bisa dikunjungi oleh siapa saja, dan dari agama manapun.
“Patung Bunda Maria tidak sekadar sebuah patung. Harus ada kedalaman rohani karena banyak kali kita tidak mampu menata kehidupan karena kerohanian kita dangkal. Saya minta setelah patung, ada kapela adorasi untuk membangun kedalaman rohani,” ujar Uskup Atambua Mgr. Dr. Dominikus Saku, Pr.
Setidaknya ada beberapa poin penting yang disampaikan oleh Uskup Atambua. Hal itu berkaitan dengan konsep pengembangan ekonomi Taman Doa Santa Imakulata, dan stasi-stasi jalan salib harus menggunakan pohon hidup, karena sejatinya salib adalah pohon kehidupan.
“Semoga hasil-hasil pembangunan dari Kabupaten lain bisa ada di sini. Baik itu barang-barang yang berkaitan dengan kebutuhan primer maupun rohani,” kata Uskup Atambua.
Meski dibangun di tengah pandemi Covid-19 yang melanda sektor perekonomian, namun Taman Doa Santa Imakulata dipastikan hampir rampung. Ke depan, panitia akan membangun etape Jalan Salib di Taman Doa Santa Maria Imakulata, sekaligus menjadi destinasi wisata rohani yang dapat memberikan kesegaran spiritual.
“Terkait dengan pembangunan Taman Doa, sebagai Gubernur dan doktor interdisiplin ilmu pariwisata, saya sangat senang. Tidak ada pariwisata itu maju, kalau ekonominya tidak ditata dengan baik,” kata Gubernur Viktor Laiskodat.
Gubernur menyebut proyek Taman Doa Santa Maria Imakulata merupakan sebuah proyek besar, yang harus didesain dengan atraktif agar meningkatkan pengunjung ke Taman Doa Santa Maria Imakulata.
Pembangunan Taman Doa Santa Maria Imakulata membutuhkan dana sekitar Rp3,2 Miliar. Pembangunan tahap 2 Taman Doa Santa Maria Imakulata sedang berlangsung. Panitia akan membuat ruang doa dan penataan taman serta pengembangan ekonomi umat di sekitar taman doa.
Dalam konser rohani penggalangan dana yang diselenggarakan pada 10 Januari 2022, dan didukung penuh oleh Direktur Utama Bank NTT Harry Alexander Riwu Kaho, panitia berhasil mengumpulkan donasi sebesar Rp712 Juta. Di dalamnya sudah termasuk dukungan dari Gubernur dan Wakil Gubernur NTT sebesar Rp250 Juta.
“Kami berterima kasih kepada Bapak Gubernur, Bapak Alex Dirut Bank NTT, dan keluarga besar Bank NTT yang sejak awal mendukung pembangunan Taman Doa Santa Maria Imakulata,” kata Ketua Panitia Januarius Salem.
Dukungan Direktur Utama Bank NTT ini telah diberikan sejak masih menjabat sebagai Direktur Dana Bank NTT. Panitia menyebut, Dirut Alex Riwu Kaho sudah terlibat langsung sejak penggalangan dana awal.
“Bapak Alex terlibat sejak awal saat patung Bunda Maria ini baru 4 tiang. Kemudian kami kesulitan dana pada bulan November 2019. Pada Februari 2020 Bapak Alex masih jadi Direktur Dana berkunjung ke Pentas Seni anak sekolah, dan ketika itu Bank NTT mensuport untuk penggalangan dana pertama. Saat itu panitia mendapatkan dana cukup besar,” jelas Januarius.
Sehari setelah penggalangan dana dan peluncuran album rohani, Alex Riwu Kaho diangkat menjadi Plt. Dirut Bank NTT dalam RUPS yang berlangsung di Kantor Gubernur NTT. Pasca menjadi Dirut, Alex Riwu Kaho terus terlibat dalam pembangunan Taman Doa sampai dengan peresmian patung Santa Maria Imakulata.
Taman Doa Santa Maria Imakulata akan didesain dengan kreatif di mana lokasi itu akan menjadi pertumbuhan ekonomi baru bagi umat. Panitia masih membutuhkan perhatian dan dukungan dari berbagai pihak baik dalam bentuk doa maupun materi, sehingga pembangunan Taman Doa Santa Maria Imakulata segera rampung dan menjadi ikon wisata rohani di Indonesia khususnya di daratan Pulau Timor.
Hadir dalam kesempatan itu, rombongan Gubernur NTT terdiri dari para pimpinan OPD lingkup pemerintah Provinsi NTT, Bupati TTU David Juandi dan Wakil Bupati TTU Eusabius Binsasi, Direktur Utama Bank NTT Harry Alexander Riwu Kaho, Direktur Kredit Bank NTT Paulus Stefan Messakh, Kepala Divisi Rencorsec dan Legal Bank NTT Endri Wardono serta para Kepala Cabang, Konsultan Humas Bank NTT Stenly Boymau, Kasubdiv dan staf Bank NTT. (*)

