Kupang, KN – Pengurus Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Partai Amanat Nasional (PAN) Kota Kupang menggelar workshop dan pendidikan politik, Rabu 8 Desember 2021 di Aula Celebes Resto.
Kegiatan ini mengusung tema “Pendidikan Kapasitas Kader Menuju PAN Kota Kupang yang Modern”, dan melibatkan seluruh kader PAN Kota Kupang.
Workshop dan pendidikan politik PAN ini menghadirkan narasumber akademisi sekaligus dosen FISIP Unwira Kupang Mikhael Rajamuda Bataona, Ketua Bawaslu Kota Kupang Julianus Nomleni, dan Ketua KPU Kota Kupang Decki Balo, serta dipandu oleh Wakil Sekretaris DPW PAN NTT yang juga adalah staf ahli fraksi PAN DPRD NTT, Yesua Koro.
Ketua PAN Kota Kupang Robertus L. Kase dalam sambutannya menekankan tiga hal yang harus dicapai dalam kegiatan workshop dan pendidkan politik tersebut.
“Kita kolektif kolegial. Jadi kekurangan dari masing-masing kader, kita buat menjadi lengkap, dan itu merupakan suatu hal yang perlu kita gali untuk kita lebih maju ke depan,” kata Roby Kase.
Menurutnya, kualitas kader PAN Kota Kupang harus benar-benar memadai. Sehingga workshop dan pendidikan politik diharapkan bisa membekali semua kader PAN di Kota Kupang untuk lebih maju.
Ia meminta semua kader PAN Kota Kupang untuk harus kuat dan memenangkan Pemilu pada 2024 nanti.
“Kita harus kuat untuk menang dalam Pemilu 2024,” tutup Roby Kase.
Sementara akademisi sekaligus pengamat politik Unwira Kupang Mikhael Rajamuda Bataona mengatakan, PAN yang diasosiasikan sebagai partai kanan punya posisi politik yang sangat baik di NTT.
Hal ini terbukti, di beberapa Kabupaten termasuk Sikka, Kota Kupang, Manggarai dan Provinsi NTT, PAN punya fraksi di DPRD, bahkan memperoleh suara terbanyak di beberapa Kabupaten.
Ia menyebut, branding atau marketing politik butuh sebuah simbol. Bagi PAN yang diasosiasikan sebagai partai kanan, tugas membuat branding politik di daerah mayoritas Kristen seperti di NTT tidak gampang.
“Tetapi dua Pemilu terakhir, kita lihat PAN bisa meredam itu,” kata Mikhael Bataona.
Akademisi Unwira Kupang ini menekankan, seorang politisi wajib memiliki tiga hal utama yaitu konstituensi, kompetensi dan Integritas.
Politisi butuh massa, tingkat keterpilihan, akseptabilitas dan elektabilitas. Semua faktor ini disebut konstituensi.
Selain konstituensi, orang yang berpolitik butuh kompetensi dan berbicara kompetensi, maka bicara soal kapasitas.
“Menggunakan politik sebagai cara untuk menarik kekuasaan saat ini mungkin agak mudah. Tetapi menggunakan politik untuk mengeksekusi program kerja dan memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi masyarakat. Itulah yang berkaitan dengan kapasitas,” jelasnya.
Pakar ilmu komunikasi politik ini menambahkan, selain konstituensi dan kompetensi, seorang politisi juga wajib memiliki integritas. Politisi bisa saja terpilih dan punya kompetensi, tetapi tidak punya integritas itu berbahaya.
“Jadi kalau Bapak Ibu punya kapasitas sebagai politisi, maka yang dibutuhkan juga adalah integritas. Sehingga kerja-kerja politik itu terukur bukan dari luar, tetapi dari dalam diri sendiri,” ungkap Mikhael Bataona.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Bawaslu Kota Kupang Julianus Nomleni selaku narasumber kedua menyampaikan materi tentang Pemilu, serta aturan-aturan baru dalam penyelenggaraan Pemilu 2024 nanti.
Menurut Julianus, Bawaslu merupakan salah satu lembaga yang memiliki tugas untuk mengawasi pelaksanaan Pemilu.
Selain Bawaslu, lembaga lain yang menjadi pegawas kerja KPU dan Bawaslu adalah DKPP.
“Ketiga lembaga ini dilegitimasi oleh UU untuk menyelenggarakan dan mengawasi jalannya proses pelaksanaan Pemilu,” kata Julianus.
Pantauan Koranntt.com, usai narasumber pertama dan kedua, kegiatan workshop dan pendidikan politik DPD PAN Kota Kupang dilanjutkan dengan pemateri atau narasumber ketiga yang dibawakan oleh Ketua KPU Kota Kupang. (*)