Ruteng, KN – Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Manggarai, Drs. Jahang Fansi Aldus angkat bicara terkait nasib 4 orang di Kelurahan Karot Tadong yang terpapar COVID-19, hingga mengalami kekurangan makanan.
Sekda Manggarai, mengaku sudah mengetahui kondisi keluarga yang terpapar COVID-19 tersebut, dari pemberitaan di media massa.
Menurut Sekda Jahang Fansi, pemerintah telah mengaloaksikan anggaran untuk bantuan terhadap warga yang terpapar COVID dan menjalani isolasi mandiri di rumah.
Namun dana bantuan tersebut saat ini sudah ada di desa-desa melalui Dana Desa dan disalurkan melalui Satgas COVID tingkat Desa.
Sedangkan untuk Kelurahan, ia mengaku tidak ada kucuran dana bantuan, untuk warga positif COVID yang menjalani isolasi mandiri.
“Kalau warga kita yang terkonfirmasi positif COVID-19 ini masuk karantina terpusat di Wisma Atlet, maka seluruh kebutuhan, makanan dan obat selama proses isolasi ditanggung oleh dana COVID,” ungkap Sekda Jahang kepada awak media, Kamis 26 Agustus 2021.
Ia berharap, agar pasien COVID-19 yang ada di Kelurahan untuk menjalani Isolasi Terpusat (Isoter) di tempat karantina terpusat milik Pemkab Manggarai, yaitu di Wisma Atlet Golo Dukal.
“Kalau warga kita yang terkonfirmasi positif COVID-19 ini masuk karantina terpusat di Wisma Atlet, maka seluruh kebutuhan, makanan, obat selama proses isolasi itu ditanggung oleh dana COVID,” tutur Sekda Jahang Fansi.
Sebelumnya diberitakan, sebanyak empat orang dalam satu Keluarga, di Kelurahan Karot Tadong, Kecamatan Langke Rembong, Kabupaten Manggarai, NTT dinyatakan positif COVID-19, setelah menjalani rapid test di Puskesmas Watu Alo, pada 20 Agustus 2021 lalu.
Pasca positif COVID-19, mereka kemudian menjalani isolasi mandiri di rumah pribadi. Namun perjuangan mereka untuk bebas dari COVID-19 menemui masalah, pasalnya saat ini mereka mulai kekurangan stok bahan makanan pokok, bahkan diasingkan oleh warga sekitar.
Empat orang yang dinyatakan positif COVID-19 tersebut adalah Yohanes Katu (Suami) 37 tahun, Magdalena Lanus (Istri) 26 tahun, Dafili Julika Dago (Anak) 8 tahun, dan Maria A.K Jaya (Anak) 5 tahun.
Sementara dua orang anggota keluarga lainnya yang negatif atau tidak terpapar COVID-19, adalah Venansius Sumardi (12), dan adiknya yang masih berusia 4 bulan.
“Keadaan mereka sekarang sangat memprihatinkan. Mereka kehabisan makanan, seperti sembako. Ada padi mau digiling, tapi orang tidak mau terima,” ungkap Maria Yasinta Dewi, salah satu keluarga dekat para pasien kepada wartawan
Dewi juga menyampaikan, saat ini keluarganya yang terpapar COVID-19 diasingkan oleh warga sekitar. Padahal mereka sedang membutuhkan beras dan makanan pokok lainnya. Saat hendak berbelanja, pemilik kios enggan melayani mereka.
“Sementara bayi mereka masih menyusui dan asi ibunya tidak lancar karena stres dan kekurangan gizi. Di sini mereka sangat membutuhkan perhatian pemerintah,” jelas Dewi.
Kejadian ini juga memantik berbagai respon dari masyarakat, termasuk Wakil Ketua I DPRD Kabupaten Manggarai, Siprosa R. Gandut. Ia bersama tim dari Partai Golkar akhirnya menyerahkan bantuan sembako dan diterima langsung oleh para pasien COVID tersebut. (*)