Bisnis  

Luar Biasa! Bank NTT Naik Kelas, Raih Predikat “Bank Sehat”

Jajaran Direksi dan Komisaris Bank NTT foto bersama di ruang pelayanan Kantor Cabang Khusus (KCK) Bank NTT, di mana pola pelayanan yang diterapkan di KCK adalah berbasis hybrid atau secara digital dan konvensional / Foto: Istimewa

Kupang, KN – Kabar gembira bagi anda masyarakat Nusa Tenggara Timur. Bank kebangaan kita bersama yakni Bank NTT berhasil meraih predikat “Bank Sehat”.

Sebelumnya Bank NTT berada di peringkat tiga dengan predikat Bank Cukup Sehat. Namun berkat kerja keras dan inovasi-inovasi cerdas yang dibuat oleh Komisaris dan Direksi, kini Bank NTT berhasil naik kelas menjadi Bank Sehat.

Direktur Utama Bank NTT, Harry Alexander Riwu Kaho mengatakan, perkembangan industri perbankan, terutama produk dan jasa yang semakin kompleks dan beragam dapat meningkatkan eksposur risiko dan profil risiko Bank.

Sesuai dengan perkembangan usaha Bank yang senantiasa bersifat dinamis dan berpengaruh pada tingkat risiko yang dihadapi, maka penilaian Tingkat Kesehatan Bank harus dapat mencerminkan kondisi Bank saat ini dan pada waktu yang akan datang.

“Tingkat Kesehatan Bank adalah hasil penilaian kondisi Bank yang dilakukan terhadap risiko dan kinerja Bank. Tingkat kesehatan bank merupakan hasil penilaian kualitatif atas berbagai aspek yang berpengaruh terhadap kondisi atau kinerja suatu bank melalui penilaian faktor permodalan, kualitas asset, manajemen, rentabilitas, likuiditas dan sensitivitas terhadap pasar,” kata Dirut Alex Riwu Kaho dalam jumpa Pers bersama wartawan di Lantai 5 Kantor Pusat Bank NTT,  Senin 23 Agustus 2021.

Ia menjelaskan, penilaian tingkat kesehatan bank dinilai Otoritas Jasa Keuangan (OJK) setiap 6 (enam) bulan atau per semester atas semua aspek sebagaimana yang disebutkan di atas oleh Bank.

Adapun empat faktor penilaian utama tingkat kesehatan bank yakni pertama, profil risiko (risk profile) atau penilaian terhadap faktor risiko merupakan penilaian terhadap risiko inheren dan kualitas penerapan manajemen risiko dalam operasional bank yang meliputi risiko kredit, risiko pasar, risiko likuiditas, risiko operasional, risiko hukum, risiko strategik, risiko kepatuhan dan risiko reputasi.

Kedua adalah Good Corporate Governance (GCG) atau penilaian atas pengelolaan dan operasional dan manajemen bank atas pelaksanaan prinsip-prinsip GCG.

Ketiga, rentabilitas (earnings) atau penilaian terhadap rentabilitas dan kesinambungan rentabilitas bank dalam 1 periode.

Keempat, permodalan (capital)  atau penilaian terhadap kecukupan permodalan dan pengelolaan permodalan bank.

Adapun peringkat komposit tingkat kesehatan bank dikategorikan dalam 5 (lima) peringkat komposit yakni : Komposit 1 (sangat sehat), komposit 2 (sehat), komposit 3 (cukup sehat), komposit 4 (kurang sehat) dan komposit 5 (tidak sehat).

“Selama kurang lebih 11 tahun kondisi tingkat kesehatan Bank NTT berdasarkan penilaian otoritas ada dalam kondisi komposit 3 (cukup sehat). Kondisi ini dipengaruhi oleh 4 (empat) faktor di atas yang berdasarkan penilaian belum dapat dikategorikan sebagai bank yang
sehat. Bank dituntut perlu memperbaiki berbagai hal baik di sisi profil risiko, GCG, rentabilitas dan permodalan,” jelas Riwu Kaho.

Menurutnya, tantangan untuk membawa Bank NTT sebagai Bank kebanggaan masyarakat NTT, menjadi Bank sehat merupakan motivasi bagi Manajemen Bank NTT saat ini, untuk berkomitmen menjadi Bank yang sehat.

Komitmen manajemen itu diwujudkan melalui salah satu program strategis yang dilaksanakan sejak akhir tahun 2021 di mana Bank NTT bertekad bahwa di Semester I – 2021 Bank NTT harus menjadi Bank yang sehat.

“Tekad ini diwujudkan dalam sebuah langkah nyata action plan untuk melakukan perubahan. Perubahan dimulai dari setiap individu-individu Bank NTT, budaya kerja di tiap unit kerja, diharapkan perubahan ini membawa perubahan besar bagi institusi Bank NTT,” kata Dirut Alex Riwu Kaho.

BACA JUGA:  Dirut Bank NTT Serahkan 10 Tong Sampah untuk Pasar Batu Cermin

Penetapan target yang jelas dan terukur dan pencapaiannya terus dievaluasi dan diperbaiki. Pemenuhan ketentuan atau peraturan, perbaikan bisnis proses dan perbaikan operasional dilakukan dengan standar yang tinggi sesuai standar yang ditetapkan untuk dapat mencapai
tingkat kesehatan bank yang sehat.

Untuk meningkatkan tekad serta visi yang sama, PIN sebagai simbol semangat, simbol kerja keras disematkan kepada seluruh karyawan Bank NTT

Raih Predikat “Bank Sehat”

Kerja keras, dedikasi dan semangat yang dilakukan Bank NTT kurang lebih 8 bulan
terakhir telah membuahkan hasil yang baik dan sangat membanggakan.

“Dalam Prudential Meeting Otoritas Jasa Keuangan dan Bank NTT yang berlangsung virtual pada tanggal 18 Agustus 2021, OJK memaparkan penilaian Risk Based Rating Bank (RBBR) Bank NTT untuk penilaian Semester I-2021, Bank NTT dinyatakan sebagai BANK SEHAT,” jelas Dirut Alex Riwu Kaho.

Ia menjelaskan, penghargaan tersebut merupakan sebuah prestasi gemilang, di mana Bank NTT mengakhiri masa yang
panjang sebagai bank yang cukup sehat menjadi bank yang sehat. Penilaian sebagai Bank yang sehat merupakan kado terindah dalam HUT Bank NTT yang ke-59 dan Kado HUT Kemerdekaan RI ke-76.

“Dalam program strategis Bank NTT di tahun 2023 target Bank NTT menjadi Bank
Devisa. Salah satu persyaratan bank devisa adalah tingkat kesehatan bank minimal selama 18 bulan terakhir. Persyaratan tersebut mengisyaratkan agar Bank NTT tetap menjaga dan mempertahankan diri sebagai Bank Sehat,” imbuh Riwu Kaho.

Meski meraih hasil yang gemilang, Direktur Utama Bank NTT, Harry Alexander Riwu Kaho menjelaskan, sebagai Bank sehat, tantangan untuk mempertahankan predikat Bank Sehat akan lebih sulit.

Namun sebagai bank sehat, terbuka peluang bagi Bank NTT untuk meningkatkan bisnis bank ke depan. Salah satu peluang tersebut adalah digitalisasi.

“Bank NTT harus mampu dengan cepat beradaptasi dengan perubahan dinamika
di dunia perbankan saat ini. Adaptasi di bidang teknologi harus mampu dilakukan Bank NTT dengan memanfaatkan peran digitalisasi. Digitalisasi di bidang operasional dan bisnis,” pinta Alex Riwu Kaho.

Menurut Dirut, digitalisasi mampu meningkatkan efisiensi dan meningkatkan income bank. Digitalisasi disesuaikan dengan kebutuhan customer dan debitur Bank NTT.

Saat ini Bank NTT telah berhasil mendigitalisasi operasional 2 (dua) jaringan kantor yakni Kantor Cabang Utama dan Kantor Cabang Khusus.

“Ke depan digitalisasi operasional
dan layanan akan dilakukan untuk seluruh jaringan kantor bank. Di bidang Bisnis, bank akan terus melakukan diversifikasi produk dana dan kredit berbasis digital,” ungkap Riwu Kaho.

Bank NTT diharapkan dapat memahami apa yang menjadi kebutuhan para klien dan nasabahnya. Dengan transformasi digital yang dilakukan Bank NTT mampu berdiri dan bertahan di tengah kompetisi ketat industri perbankan.

“Sebagai bank kebanggaan masyarakat Nusa Tenggara Timur, kami akan terus memberikan pelayanan dan produk yang terbaik bagi pemerintah dan masyarakat NTT. Harapan kami akan terus tumbuh dan tetap berkontribusi bagi pembangunan di NTT,” imbuh Dirut Alex Riwu Kaho. (Ab/Humas_Bank_NTT)