Ende, KN – Menyusutnya salah satu kawah Danau Kelimutu mendapat respon positif dari Pemerintah Daerah Kabupaten Ende, serta delapan komunitas adat yang ada di Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Pemda Ende bersama delapan komunitas adat melaksanakan ritual Patika, dimana mereka memberi makan bagi leluhur, atau nenek moyang di lokasi wisata Danau Kelimutu, yang dipercaya mampu mengatasi fenomena alam tersebut.
Ketua Forum Komunitas Adat Kelimutu Ende, Donatus Watu, mengatakan, ritual adat yang dilaksanakan oleh komunitas adat dan Pemda Ende bukan merupakan ritual reguler yang sering dilakukan setiap tahun.
Menurutnya, rutual adat yang dilaksanakan merupakan bentuk tindak lanjut dari Pemerintah Daerah Ende atas rekomendasi yang disampaikan lembaga Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Ende beberapa waktu lalu.
“Ya, benar, kemarin kami bersama Pemda Ende melakukan ritual adat Patika diatas Danau Kelimutu. Kegiatan itu merupakan bentuk respon dari Pemda atas desakan masyarakat, khususnya Persatuan Pelaku Pariwisata Moni – Kelimutu (P3MK), melalui DPRD Ende, atas penyusutan debit air yang terjadi disalah satu danau, yang ada di kelimutu,” ujar Donatus kepada wartawan, Selasa 2 Agustus 2021.
Dia menjelaskan, dengan melihat fenomena alam dan kondisi rill yang terjadi di Danau Kelimutu sangat memprihatinkan, sehingga Pemda Ende bersama delapan komunitas adat yang hadir, melakukan ritual Patika oleh Mosa Laki ditugu arwah.
“Dalam ritual itu, ” Mosa Laki ” menyampaikan dua permintaan kepada arwah leluhur yang ada didanau Kelimutu. Diataranya, mengharapkan agar debit air bisa mengalami peningkatan, dan masyarakat Kabupaten Ende bisa terbebas dari penyakit atau virus yang sedang melanda daerah ini,” ucap Donatus.
Dengan ritual adat Patika yang dilaksanakan, pihaknya berharap agar adat istiadat yang telah diwariskan oleh nenek moyang ejak zaman dahulu kala tetap dilestarikan oleh generasi penerus yang ada di Kabupaten Ende.
“Sehingga tidak tergerus oleh zaman moderen seperti saat ini, yang dapat menghilangkan adat dan budaya yang menjadi identitas suatu daerah,” jelasnya.
Selain melaksanakan ritual Patika, Donatus menegaskan kepada Pemetintah Kabupaten Ende untuk melakukan kajian ilmiah terkait penyebab menyusutnya Danau Tiwu Ata Bupu.
“Seperti yang sudah direkondasi DPRD Ende beberapa waktu lalu, agar bisa mengetahui secara pasti penyebab turunya debit air,” tegasnya.
Dia juga menyampaikan terima kasih kepada masyarakat, khsusnya komunutas P3MK yang telah dengan suka rela menyampaikan secara real keadaan yang ada di Danau Kelimutu kepada pihak DPRD dan Pemda Ende untuk ditindak lanjuti.
Untuk diketahui, selain unsur Pemerintah Daerah yang hadir dalam ritual tersebut, delapan komunitas adat, diantaranya komunitas adat Woloara, Pemo, Jendo Laki Sipijena, Ndito, Wolomasi, Pu’utuga, Nua Noka Sokoria Selatan, dan komunitas adat Kurulimbu. (*)