Oleh RD. Hironimus Nitsae
Injil Markus : 6:1-6
Biasanya kita akan berekspresi ketika kita melihat sesuatu atau seseorang. Entah kaget, bangga, sedih, heran, takjub dan lain sebagainya. Ekspresi kita ini tergantung konteks yang terjadi saat itu.
Biasanya juga kita mengambil kesimpulan untuk berbagai kondisi yang terlihat. Kita terkadang mengatakan, ohh..wajar karena mereka berasal dari keluarga yang berada atau ohh tidak mungkin karena kita mengenal baik siapa mereka. Ada berbagai macam kesimpulan yang terkadang juga kita sebatas menilai secara sepihak dengan apa yang terlintas sejenak di depan kita.
Hal yang sama dialami Yesus. Kebaikan yang dibuat melalui pewartaan justru hanya mendapatkan ketakjuban sesaat walau bukan itu yang menjadi inti dari pewartaan-Nya. Malah sebaliknya Yesus mengalamk penolakan akibat latara belakang identitas diri-Nya. Hanya karena Ia anak tukang kayu, anak Maria dan berbagai latar belakang lain dalam keluarga-Nya.
Kita dengan pasti mengatakan bahwa kita menjadi orang yang sungguh mengimani Tuhan. Namun dalam praktik hidup ada berbagai penolakan yg kita buat karena rencana Tuhan tak sesuai dengan rencana kita. Akhirnya kita sebatas menjadi orang-orang yang takjub di awal tapi menolak di akhir karena egoismenya kita. Sejatinya ketika kita menolak Tuhan, kita menolak untuk menerima keselamatan yang dari-Nya.
Semoga kita mampu melihat siapa kita di hadapan Tuhan biar kita paham apa yang harus kita beri kepada Tuhan dalam sesama : _keterbukaan hati untuk menerima-Nya_ (*)