Kisah Janda Tua di NTT Hidup Sebatang Kara di Gubuk Reyot Tanpa Perhatian Pemerintah

Janda Kornelia / Foto: Yhono Hande

Borong, KN – Kornelia Lamut (54), seorang janda tua yang hidup sebatang kara di kampung Rewung, Desa Tango Molas, Kecamatan Lamba Leda Timur, Kabupaten Manggarai Timur, tanpa perhatian dari pemerintah setempat.

Gubuk reyot itu bagaikan saksi bisu menyaksikan suka duka hidup Kornelia, sejak ditinggal suaminya sejak 27 tahun silam, dan kedua anaknya yang mencari nafkah di tanah rantau.

“Rumah ini hanya berukuran 6×7 meter yang dibangun sudah lama. Tetapi rumah ini telah rusak sejak 6 tahun silam, dan sekarang sudah kondisinya sudah roboh,” kisah Kornelia kepada watawan, Selasa 6 April 2021.

Ketika hujan, Kornelia harus mengungsi ke rumah tetangga, karena atap rumah miliknya sudah mulai bocor, serta kondisi rumahnya yang sudah rapuh.

“Kalau hujan dan angin kencang datang, saya lari ke tetangga untuk berlindung. Kadang tidur di dapur namun itu tidak jamin karena bocor air hujan dari atas atap,” Katanya.

Kondisi hidupnya semakin piluh, ketika pemerintah setempat sama sekali tidak peduli terhadap kehidupan Kornelia yang serba kekurangan sejak tahun 2015 silam.

BACA JUGA:  Beny Taopan Warning JPU Soal Tuntutan Terhadap RB
Kondisi atap rumah janda Kornelia / Yhono Hande

Meski ditengah pandami Covid-19 pemerintah sangat gencar meluncurkan banyak program untuk membantu masyarakat yang kurang mampu melalui bantuan pusat, provinsi, daerah mapun desa.

“Keadaan seperti ini sejak tahun 2015. Dan sejak itu saya tidak pernah dapat bantuan rumah, maupun bantuan sosial lainnya. Saya hanya diam dan pasrah melihat warga lain mendapatkan bantuan pemerintah. Apalagi usia saya semakin tua,” ungkap janda tua itu.

Katanya, petugas pemerintah Desa Tango Molas sering datang ke rumahnya untuk mengambil gambar dan data diri sebagai salah satu masyarakat penerima bantuan.

“Namun sampai saat ini tidak ada satupun bantuan yang diberikan oleh pemerintah desa untuk saya. Padahal saya sudah tua dan tidak bisa bekerja lagi seperti dulu lagi,” ucapnya.

Dengan demikian, Kornelia berharap kepada pemerintah daerah maupun pemerintah desa untuk dapat membantu kondisi hidupnya serta membangun rumah yang layak untuknya.

“Saya hanya minta belas kasihan. Semoga melalui pemberitaan ini, ada orang-orang baik yang mau membantu dan meringankan beban saya untuk merenovasi rumah saya,” imbuh Kornelia penuh harap.*