Labuan Bajo, Koranntt.com – Jalan utama Rego-Noa-Terang-Labuan Bajo tertimbun material longsor karena tingginya curah hujan selama sepekaan terakhir.
Material longsoran itu tertimbun di sepanjang puluhan meter di atas jalan utama Provinsi, tepatnya di Golo Nila, Desa Kombo, Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat. Lokasi tersebut, berada di bagian utara Kota Labuan Bajo, dengan jarak tempuh sekitar 65 kilo meter.
Oktavianus Dalang, salah seorang warga di Desa itu, saat dihubungi media ini melalui sambungan telepon miliknya, mengatakan bahwa, longsoran itu terjadi sejak satu minggu yang lalu.
Akibatnya, arus transportasi kendaraan roda empat dan roda dua yang melintasi jalan tersebut lumpuh total. Sehingga mengakibatkan terhambatnya pasokan kebutuhan masyarakat di wilayah Desa Kombo, Desa Rego, Desa Watu Manggar, Desa Lewat, dan sekitarnya.
“Ia kae (kakak), jalan di Golo Nila tidak bisa lewat karena longsor. Sehingga oto dari Rego yang mau ke Labuan Bajo dan ke Ruteng tidak bisa lewat. Motor bisa lewat, itu pun setengah mati. Harus pake dorong karena licin sekali. Oto yang mau ke Labuan Bajo terpakasa ikut Bari lewat Pateng, itu pun kalau ada keperluan yang mendadak sekali, soalnya jauh,” katanya kepada Koranntt.com Sabtu (30/1/2021).
Fian menjelaskan, kejadian longsor tersebut sudah dia sampaikan kepada pemerintah Desa melalui laporan secara tertulis, yang dikirim melalui Whatsapp, untuk diteruskan ke pemerintah daerah, namun belum di tanggapi.
Selain menimbun jalan utama, sebagian sawah milik warga pun tertimbun material longsor. Apabila longsor tersebut tidak diatasi dengan cepat, maka sebagian petani yang terdampak tidak bisa bekerja di tahun ini.
“Saya sudah buat laporan ke pemerintah Desa, tapi belum ada tanggapan. Jenis material longsor yaitu tanah, bebatuan dan pohon tertimbun di atas sawah milik warga yang sudah ada tanaman padinya. Contoh saya punya kah kae (kakak). Saya audah siram bibit utk kerja tahun ini, tapi semua hancur tertutup longsor,” ujarnya dengan nada sedih.
Sementara itu, Kepala Desa Kombo, Stefanus Datut, menyampaikan bahwa dirinya sudah mengetahui ada kejadian longsor di daerahnya. Ia juga mengakui adanya laporan warga terkait kerusakan tanaman akibat longsor tersebut.
“Rencana besok baru kami foto kondisi fisik jalan yang longsor itu. Memang sudah lama tidak bisa lewat. Kurang lebih satu minggu ini oto memang sudah tidak bisa lewat sudah. Dan ada juga sebagian sawah-sawah warga di sekitar itu yang tertimbun akibaat longsor itu. Besok kami foto semua lokasinya, dan jalan yang rusak itu untuk laporkan ke daerah,” jelas dia.
Menurut Stefanus, longsoran itu juga akibat dari penggusuran alat berat yang dikerjakaan oleh salah satu CV di pada tahun lalu, sehingga sebelum terjadi longsor pun kondisi jalanya menjadi licin.
“Memang jalan itu yang parah sudah. Itu akibat dari pada penggusuran kemarin, itu yang juga membuat sawah masyarakat tertutup tanah semua,” ujarnya.
Dia berharap pemerintah terkait dapat memperhatikan kondisi jalan di jalur tersebut, serta meminta agar penangananya sama seperti jalur-jalur lain di Wilayah kabupaten Manggarai Barat. Karena ini merupakan satu-satunya akses transportasi kendaraan yang hendak ke Labuan Bajo dan Ruteng.
Sementara itu Hans Mboeik, salah satu Tim Reaksi Cepat (TRC) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Manggarai Barat, saat di konfirmasi media ini menyampaikan telah mengetahui kejadian tersebut berdasarkan laporan warga Desa Kombo.
“Ia pak, saya sudah dapat laporan dari warga juga dan hari ini saya sedang dalam perjalanan. Tapi saya tidak tahu apakah bisa sampai di lokasi hari ini. Saya pastikan besok pagi saya sudah tiba di lokasi,” ujar Hans. (AYT/AB/KN)