Kupang, KN – Motif pembunuhan Astrid Manafe dan anaknya Lael Maccabee masih menyisakan misteri dan tanda tanya bagi keluarga korban, maupun masyarakat Kota Kupang.
Keluarga korban menduga kuat, pesan inbox Facebook yang dikirim oleh istri RB berinisial IU kepada saudara kandung korban yaitu Jack Manafe jadi motif pembunuhan kedua korban.
Pesan inbox dari IU kepada Jack Manafe dikirim pada tanggal 6 Juli 2021, tepat sebulan sebelum Astrid dan Lael berangkat dari rumah dan akhirnya ditemukan meninggal karena dibunuh.
Saudara kandung Astrid Manafe yaitu Jack Manafe menyampaikan, isi pesan IU yang merupakan istri RB saat itu adalah memintanya untuk berbicara kepada Astrid, agar tidak lagi mengganggu suaminya.
Pengirim pesan inbox itu juga mengatakan bahwa akan berusaha melarang suaminya RB untuk tidak mengganggu Astrid, yang adalah mantan pacar RB sejak masih SMA.
“Berdasarkan fakta dan keterangan yang sudah kami berikan kepada penyidik tingkat Polsek waktu itu bahwa, motif pembunuhan berasal dari kecemburuan. Karena Astri dianggap sebagai ancaman serius bagi pelaku,” ujar Jack Manafe kepada wartawan Selasa 8 Desember 2021.
Selain pesan inbox dari IU, keluarga juga mengungkapkan isi chat antara IU dan Astrid yang berisi nada ancaman serius kepada Astrid. Semua barang bukti itu diduga kuat menjadi motif pembunuhan Astrid dan Lael.
Jack Manafe menjelaskan, ketika Astrid dan Lael pergi meninggalkan rumah saat itu, pihaknya hanya berpikir bahwa, Astrid pergi ke rumahnya RB untuk menyelesikan persoalannya, tanpa menduga bahwa ia sudah masuk dalam jebakan yang sudah direncanakan para pelaku.
“Bukti-bukti ini yang menguatkan kami bahwa pembunuhan Astrid dan Lael sudah direncanakan, dan pasti melibatkan orang lain. Karena saksi yang diperiksa telah memberikan keterangan, dan penyidik tingkat Polsek sudah tahu. Tetapi kenapa penanganannya terkesan lambat,” tegasnya.
Jack Manafe mengatakan, usai menghabisi nyawa kedua korban, RB berhasil menipu sejumlah temannya untuk menggali lubang, dengan alasan mengubur seekor anjing ras besar milik bosnya, sehingga lubang yang digali harus memiliki ukuran yang besar.
Pada saat proses penggalian lubang, RB juga ikut terlibat, dimana sebelum kerabatnya tiba di lokasi, ia merupakan orang pertama yang tiba di TKP dan sedang menggali lubang tersebut.
“Mereka pergi ke TKP dengan motor. Jadi mungkin kedua jenazah disimpan di dalam mobil, setelah gali lubang, baru mereka bawa kedua jenaza ke lokasi untuk di kuburkan. Sehingga kami merasa kasus ini seolah-olah ditutupi,” jelasnya.
Usai menjalankan akasinya, kata Jack, RB tampak santai, dan tidak merasa bersalah. Karena sejak Astrid dan Lael dieksekusi hingga ditemukan, RB tidak meminta maaf, bahkan ia tidak meninggalkan Kota Kupang.
“Berarti dalam kasus ini, ia merasa puas ketika menghabisi nyawa Astrid dan Lael. Meski sudah ada pengakuan bahwa dia pelaku utama, tetapi tidak minta maaf. Ini yang kami rasakan sungguh sangat luar biasa,” ungkapnya.
Sementara Kabid Humas Polda NTT Kombes Pol. Rishian Krisna Budhiaswanto, SH,.S.IK,.MH dalam konferensi Pers beberapa hari yang lalu mengatakan pihaknya masih mendalami keterangan tersangka RB untuk mengetahui motif pembunuhan. (*)