Bisnis  

Bank NTT Wujudkan Mimpi Berbisnis di Masa Pandemi

Pelaku UMKM sekaligus Agen Di@ Bisa Bank NTT, Mariam Djaga Koro / Foto: Ama Beding

Kupang, KN – Tepat pukul 08:00 Wita, Mariam Djaga Koro (46) keluar dari rumahnya yang tampak sederhana. Dia menghampiri beberapa awak media yang sudah menunggu di depan halaman rumah.

Tak seperti sebelum pandemi COVID-19, kali ini wanita yang tinggal di RT 05 RW 02 Kelurahan Manutapen, Kecamatan Alak, Kota Kupang itu menggunakan masker, dan membawa hand sanitizer di tangan kanannya.

Sekitar dua meter di sebelah kanan rumahnya, terdapat sebuah bangunan yang berusia kurang lebih 2 bulan. Tampak sejumlah gambar promosi produk Bank NTT yang ditempel pada kaca maupun pintu bangunan tersebut.

Di depan halaman rumahnya, terdapat sebuah neon box yang bertuliskan Lopo Di@ Bisa UMKM Kelurahan Manutapen, Binaan Bank NTT KCU Kupang.

“Selamat pagi. Silahkan masuk,” kata wanita yang akrab disapa Mariam itu, sambil mempersilahkan jurnalis dari Koranntt.com masuk ke dalam bangunan kecil tersebut.

Bangunan kecil itu bernama Lopo Di@ Bisa Bank NTT, yang menyediakan berbagai macam produk dan kerajinan lokal, milik 30 pelaku Usaha Kecil, Mikro, dan Menengah (UMKM) di Kelurahan Manutapen, Kecamatan Alak, Kota Kupang.

Di dalam Lopo Di@ Bisa Bank NTT, tersedia sejumlah produk kain tenun seperti kain tenun asal Timor, Rote, Sabu, dan Sumba. Selain itu, terdapat produk kerajinan tangan dan makanan ringan lokal yang juga turut dipajang untuk dijual di Lopo Di@ Bisa Bank NTT.

“Ini adalah berkat Tuhan. Setelah pandemi Covid-19 dan seroja, tiba-tiba Bank NTT datang survei, dan memutuskan untuk membangun Lopo Di@ Bisa di lokasi ini,” ujar Mariam kepada Koranntt.com, Kamis 17 Juni 2021.

Lopo Di@ Bisa Bank NTT merupakan pengembangan dari program Di@ Bisa (Digital Agen) Bank NTT. Lopo Di@ Bisa adalah sebuah jawaban bagi pelaku UMKM, karena selama ini mereka tidak memiliki tempat untuk menjual kain tenun, dan makanan ringan hasil olahan mereka.

Sejak Lopo Di@ Bisa Bank NTT dibangun di Kelurahan Manutapen, para pelaku UMKM bisa langsung datang memajang dan menitipkan hasil karya mereka untuk dijual.

Pelaku UMKM di Kelurahan Manutapen tidak hanya dari kalangan ibu-ibu, tetapi juga melibatkan lansia, bapak-bapak, serta generasi milenial yang berprofesi sebagai penjahit tas kantoran.

Uniknya, kain tenun di Lopo Di@ Bisa Bank NTT Kelurahan Manutapen bukan saja ditenun oleh kaum hawa, tetapi kaum adam juga ikut ambil bagian dalam proses menenun. Mereka mampu menghasilkan motif-motif baru yang tentunya disesuaikan dengan perkembangan jaman. Sementara, para lansia di Kelurahan Manutapen membuat taplak meja dari kain tenun untuk dijual kepada masyarakat.

Mariam yang juga adalah Agen Di@ Bisa Bank NTT ini mengaku sangat terbantu, dengan adanya tempat usaha yang dibangun dan diberikan secara gratis oleh Bank NTT tersebut.

Sejak pandemi COVID-19 melanda wilayah NTT pada awal Maret 2020 silam, ekonomi keluarganya benar-benar lumpuh. Namun wanita yang juga berporfesi sebagai guru PAUD ini tidak menyerah. Dia bertekad untuk bangkit dan berbisnis walau kondisi ekonomi dunia sedang lesu.

Untungnya, Bank NTT hadir dan memberikan bantuan berupa Lopo Di@ Bisa, sehingga bisa membantunya bangkit dari keterpurukan ekonomi.

“Saya sangat bersyukur. Lopo Di@ Bisa Bank NTT bukan hanya membantu ekonomi keluarga saya, tetapi juga seluruh pelaku UMKM di Kelurahan Manutapen. Kami sangat terbantu, karena kami dapat fasilitas dari Bank NTT secara gratis,” ucap Mariam.

Selain Lopo Di@ Bisa, Bank NTT juga memberikan fasilitas Kredit Merdeka kepada para pelaku UMKM di Kelurahan Manutapen. Kredit Merdeka merupakan kredit tanpa bunga dan tanpa agunan sebagai stimulus bagi pelaku UMKM, agar tetap eksis berbisnis di masa pandemi.

Mariam mengaku, dalam sebulan dirinya bisa meraih omzet belasan juta rupiah, dari hasil penjualan kain tenun, selendang, aksesoris anting, dan sejumlah makanan ringan di Lopo Di@ Bisa Bank NTT.

“Saya posting produknya di Facebook dan WhatsApp, sehingga banyak yang beli, bukan saja dari Kota Kupang tetapi juga dari luar kota seperti Soe, dan Camplong. Bahkan orang dari luar NTT pun bisa langsung pesan,” ungkap Mariam.

BACA JUGA:  Bank NTT Raih Penghargaan ICCA-VI Tahun 2021

Setelah menerima pesanan, Mariam menawarkan transaksi pembayaran melalui rekening Bank NTT yang sudah disiapkan. Pembayaran terhadap produk juga bisa dilakukan melalui aplikasi NTT Pay Mobile Banking, dan QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard) Bank NTT.

Setidaknya ada 3 pelaku UMKM yang menggunakan QRIS Bank NTT untuk bertransaksi di Lopo Di@ Bisa Bank NTT Kelurahan Manutapen. Sedangkan pelaku UMKM lainnya sedang berproses, agar dapat menggunakan QRIS Bank NTT dalam transaksi pembayaran.

Wanita berdarah Sabu Raijua ini menyatakan, QRIS Bank NTT lebih mudah digunakan dan sangat efektif mengurangi penyebaran COVID-19. Di samping itu, QRIS Bank NTT mengurangi resiko pencurian, karena setelah bertransaksi, uang langsung tersimpan secara otomatis di rekening.

“Lebih mudah, karena bayar hanya lewat Handphone tanpa harus pegang uang. Pelanggan yang menggunakan QRIS Bank NTT kebanyakan pegawai bank. Sementara masyarakat yang menggunakan QRIS Bank NTT jumlahnya masih sedikit,” ucap Mariam.

Mendapat fasilitas Lopo Di@ Bisa Bank NTT untuk berbisnis, tidak membuat Mariam besar kepala. Dia tetap bersyukur kepada Tuhan dan bekerja keras, seraya mengucapkan terima kasih kepada Bank NTT, yang telah membantu dirinya dan para pelaku UMKM di Kelurahan Manutapen.

“Semoga hubungan kerja sama dengan Bank NTT tidak sampai pada hari ini saja. Tetapi tetap terjalin dan terus berlanjut ke depan,” tutur Mariam.

Pemberdayaan UMKM di NTT menjadi salah satu program strategis yang sedang dilaksanakan oleh Bank NTT, untuk mewujudkan misi Gubernur Viktor Bungtilu Laiskodat, dan Wakil Gubernur Josef Nae Soi, yaitu ‘NTT Bangkit, NTT Sejahtera’. Saat ini terdapat 45 Lopo Di@ Bisa Bank NTT yang tersebar di 22 Kabupaten/Kota di Provinsi NTT.

Kehadiran Lopo Di@ Bisa diharapkan menjadi penggerak ekonomi Desa, dan wadah pemberdayaan pelaku UMKM yang ada di seluruh NTT. Selain Lopo Di@ Bisa, Bank NTT juga hadir bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memberikan bantuan modal berupa Kredit Merdeka kepada para pelaku UMKM.

Kredit Merdeka adalah produk yang diluncurkan oleh Bank NTT untuk memberdayakan pengusaha yang selama ini bergerak dalam bidang UMKM. Skema kredit ini juga merupakan upaya Bank NTT untuk mempercepat pembangunan dan pertumbuhan serta pemulihan ekonomi NTT, pasca dilanda COVID-19.

Lewat Kredit Merdeka, nasabah bebas merdeka dari bunga pinjaman, bebas merdeka dari renteinir dan bebas merdeka dari agunan. Syaratnya juga lebih mudah, yaitu para calon debitur hanya melampirkan foto copy KTP dan Kartu Keluarga.

Hingga bulan Juli 2021, Bank NTT telah menyalurkan dana sekitar Rp8,4 Miliar untuk membiayai 1.800 pelaku UMKM melalui Kredit Merdeka.

“Ini merupakan pola pembiayaan dari Bank NTT. Kita punya peluang bahwa, masyarakat kita dan usaha mereka yang di desa mau berkembang. Karena itu, kita biayai menggunakan Kredit Merdeka Bank NTT,” kata Direktur Pemasaran Kredit Bank NTT, Paulus Stefen Messakh, kepada wartawan, Rabu 7 Juli 2021.

Dukungan terhadap pelaku UMKM di NTT juga diberikan oleh Bank NTT dalam bentuk market place, untuk menyambut era digitalisasi di tengah pandemi COVID-19. Jelang Hari Ulang Tahun ke-59, Bank NTT meluncurkan sebuah aplikasi market place bernama GO NTT atau Gerbang Online NTT di Labuan Bajo, pada Selasa 22 Juni 2021.

Aplikasi GO NTT diharapkan menjadi wadah penjualan produk lokal pelaku UMKM binaan Bank NTT secara online, agar lebih mudah diakses oleh pembeli dari berbagai pelosok dunia.

“Kehadiran dan keberpihakan Bank NTT kepada para pelaku UMKM di desa-desa menegaskan status Bank NTT sebagai pelopor dan penggerak ekonomi masyarakat desa di NTT,” tandas Dirut Alex Riwu Kaho, dalam kunjungan ke beberapa UMKM di wilayah pulau Timor, belum lama ini.

Untuk diketahui, saat ini aplikasi GO NTT sudah bisa diakses, dan terdapat berbagai produk lokal milik pelaku UMKM NTT yang bisa akses untuk dibeli oleh pengunjung. (*)