Daerah  

Gubernur NTT: Tidak Boleh Makan di Rumah Makan, Pesta Dilarang Sampai Mei

Gubernur NTT, Viktor B. Laiskodat / Foto: Lintas NTT (Palce Amalo)

Kupang, Koranntt.com – Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur terus berupaya menangani penyebaran kasus covid 19 yang terus meningkat dengan melakukan Rapat Bersama antara Gubernur NTT bersama Forkopimda yang dilangsungkan di Ruang Rapat Kantor Gubernur pada Jumat 5 Februari 2021.

Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat menekankan pada tindak langsung untuk mencegah adanya keramaian. “Kita lakukan cek dan peringatan bagi rumah makan dan juga toko-toko. Untuk rumah makan itu pembeli tidak boleh makan disitu. Dibeli makanannya dan langsung tinggalkan tempat itu. Untuk toko-toko dan pusat keramaian jumlah pengunjung juga dibatasi. Kita cek dan lakukan peringatan cukup 1 kali, bila kemudian melanggar maka langsung ditindak tegas,” ungkap Gubernur.

“Juga untuk perayaan pesta-pesta tidak boleh ada sampai bulan mei. Saya tegas untuk itu. Kita tetap cegah keramaian dan tetap kenakan masker. Penertiban yang ketat juga untuk para pengendara kendaraan yang tidak menggunakan masker,” ujar Gubernur Viktor.

Gubernur juga mengatakan agar dalam keputusan pengelolaan anggaran tidak boleh ragu-ragu karena situasi saat ini dalam tanggap darurat bencana. “Kita harus kerja cepat dan tegas. Pemerintah dan semua masyarakat tidak boleh mengabaikan. Harus peduli kita cegah bersama. Pihak pemerintah tidak boleh ragu-ragu dalam kelola anggaran untuk pencegahan covid-19,” tambahnya.

Sementara itu Wakil Ketua DPRD Provinsi NTT Inche Sayuna turut menegaskan pentingnya pencegahan kerumunan atau keramaian. “Pembatasan jumlah pengunjung toko dan pusat keramaian harus diperketat. Harus ada sidak. Mengingat kita lihat Kota Kupang ini kasusnya melonjak tajam karena adanya transmisi lokal yang tinggi,” ujanya.

BACA JUGA:  Data Terbaru Perkembangan Covid-19 di Kota Kupang

Inche juga mengatakan pentingnya pengawasan protokol kesehatan bagi karyawan yang bekerja di dapur rumah makan.

“Kita juga harus jalankan sosialisasi vaksin bagi masyarakat. Mulai dari pemerintah, tokoh masyarakat dan tokoh agama. Mengingat saat ini informasi yang beredar di masyarakat seringkali membuat risau masyarakat mengenai efek dari vaksin yang membuat rasa takut sehingga ada masyarakat tidak mau divaksin,” jelasnya.

Wakil Walikota Kupang, dr. Herman Man mengatakan Pemkot Kupang sedang mengusahakan alat tes PCR bagi masyarakat kota kupang. “Kami sedang mendatangkan alat tes PCR dan diharapkan bisa dilakukan tes PCR bagi 500 warga per harinya”, ujar dr. Herman.

Wakil Walikota juga mengatakan akan ada pengawasan keramaian yang sangat ketat hingga pada tingkat RT/RW di setiap kelurahan. “Selain pengawasan keramaian, kami juga wajibkan setiap toko, bank dan mall untuk melakukan tes rapid antigen bagi semua karyawan setiap 2 minggu sekali dan hasilnya diumumkan pada publik,” tambahnya.

Kapolda NTT bersama Danrem Wirasakti yang hadir dalam kesempatan tersebut juga sangat menegaskan pada peningkatan pengawasan kerumunan dan keramaian yang mana sangat memungkinkan terjadinya transmisi lokal yang cukup tinggi. (Hms/AB/KN)