Ruteng, KN – Universitas Katolik Indonesia (Unika) Santu Paulus Ruteng menggelar kegiatan seminar terhadap 1.010 lulusan PPG GT Tahap III yang diselanggarakan oleh FKIP Unika Ruteng. Jumat, 21 Februari 2025.
Kegiatan seminar pra pengukuhan ini bertajuk “Menjadi Guru Profesional yang Transformatif, Kolaboratif, dan Berkarakter di Era Digital”.
Kegiatan seminar dilaksanakan melalui virtual yang dimulai sejak pagi pukul 09:00 Wita hingga berakhir pada pukul 12:00 siang.
Selain itu, kegiatan ini juga menghadirkan tiga narasumber utama yang berkompeten, mereka adalah;
Prof. Dr. Hieronimus C Darong M.Pd. (Pembelajaran Sosial Emosional : Praktik dan Teori), Dr. Sabina Mbiung, M.pd., (Membangun Karakter Pendidik ‘ Role Model’ dalam Pembelajaran Era Digital), Dr. Maximus Tamur, M.Pd. (Tantangan dan Peluang Guru Profesional di Era Digital : Kendala bukan Keterbatasan).
Dekan FKIP, RD. Yohannes Maryano Dangku, S.Fil.,M.Pd dalam sambutannya menyampaikan, Proses perjuangan dari peserta PPG saat ini merupakan tengah berjuang membangun karier, mengembangkan kapasitas, dan meningkatkan kesejahteraan sebagai buah manis tunjangan profesi. Lantas kata RD Yohanes, apa kontribusi kita bagi masyarakat, bangsa, dan umat manusia.
Kendati demikian ia menjelaskan, Konferensi Pendidikan Global 2025 (Global Education Conference) yang difasilitasi UNESCO dan digalakkan di berbagai negara merumuskan sejumlah panggilan tugas guru-guru profesional.
Menurutnya, Panggilan, undangan, dan tantangan yang dapat dirumuskan dengan pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut.
Pertama, How can schools prepare young people for the technology-rich workplace of the future? Peserta PPG saat ini mengemban tugas mulia menyiapkan peserta didik menyambut teknologi agar siap belajar dan menjadi lulusan yang melek teknologi.
“Pengalaman selama PPG ini menyadarkan Bapa Ibu (peserta PPG) bahwa pemanfaatan teknologi menjadi mutlak jika ingin lulus! Nah, berbagilah kepada peserta didikmu agar mereka lebih melek daripada Bapa-Ibu,” ungkapnya.
Kedua jelas RD. Yohanes; How can we use technology to promote informal and independent learning outside traditional educational settings?
“Pemanfaatan teknologi dimaksudkan untuk menggalakkan pembelajaran mandiri dan informal yang keluar dari pembelajaran tradisional, yang bergantung pada guru dan mengandalkan pembelajaran formal, terbimbing dan diatur-atur,” jelasnya.
Kemudian ketiga, How does technology transform education? Pemanfaatan teknologi bertujuan transformasi pendidikan, bukan destruksi pendidikan.
“Mendikdasmen Abdullah Mu’ti pagi-pagi memantik perhatian dunia pendidikan dasar dan menengah Indonesia dengan mengarahkan kita pada Deep Learning. Terdapat berbagai konsep Deep Learning. Dua yang mendasar dan menjadi perhatian kita adalah deep dalam artian lebih dini melek teknologi khususnya penggunaan algoritma AI sejak dini,” ujarnya.
RD Yohanes bilang, Ini tujuannya adalah agar peserta didik lebih dini menguasai teknologi untuk mengembangkan kompetensi dan kreativitas peserta didik dan menyiapkan peserta didik memasuki era persaingan global.
Kedua tambah dia, deep dalam artian bathin dan rohani yang menjadi identitas manusia. Teknologi pada galibnya instrumen, alat, dan mekanik yang bekerja mekanistis, sesuai hukum mesin. Bagaimana teknologi menjadi “humanistik” bergantung pada pengguna-nya.
Oleh karena itu lanjut dia, deep learning harus menjadi proses menjadikan peserta didik tuan atas teknologi, bukan budak teknologi.
“Media dan sarana teknologi belajar adalah sarana, bukan tujuan. Tujuan dasar pendidikan tetaplah memanusiakan manusia,” tandasnya.
Sementara keempat; How should we make real literacy first dan virtual literacy then? Yakni peserta dipanggil untuk mengembalikan literasi dan numerasi real pada tempat pertama.
Ia menyebutkan, negara-negara maju literasi dan numerasi, seperti Finlandia dan Norwegia, sejak memasuki dekade 3 abad 21 telah memutuskan mengutamakan literasi dan numerasi real daripada virtual. Pena dan buku tulis wajib dipakai sebagai sarana belajar.
Bahkan kata RD Yohanes, Cina, Rusia, dan Iran melarang penggunaan media sosial bagi siswa-siswi sekolah menengah. Artinya menulis, bukan mengetik; membaca buku, bukan menatap layar harus dikembalikan sebagai basis.
Karena itu di akhir kata, RD Yohanes mengucapkan terima kasih kepada para narasumber dan moderator dalam kegiatan seminar pra pengukuhan peserta PPG GT tahap 3 yang akan di laksanakan pada Sabtu, 22 Februari 2025 besok.
“Kami mengucapkan terima kasih kepada lulusan PPG Piloting 3. Kami mengucapkan terima kasih kepada ketua prodi dan sekprodi PPG. Terima kasih kepada panitia Penyelenggaraan Pengukuhan Lulusan PPG Piloting 3,” tutupnya.