Ruteng, KN – ‘Dia sosok yang berenergik dan mimpinya membangun pertanian untuk daerah Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT) tak pernah meredup apalagi memadam’. Kalimat ini sekiranya cukup untuk mewakili kisah Ir. Victor Selamet, MM dalam perjuangannya membangun pertanian di Manggarai demi kemaslahatan seluruh rakyat.
Victor Selamet, begitu sapaan akrabnya, tak pernah letih dan berhenti berjuang membangun pertanian di daerah itu sejak ia muda hingga saat ini. Pria yang selalu tampil apa adanya itu memiliki keprihatinan tinggi terhadap kondisi Manggarai sebagai daerah agraris namun mengalami ketertinggalan di sektor Pertanian Tanaman Pangan, Hortikultura, Perkebunan, Peternakan dan Perikanan.
Baginya, pertanian di Manggarai merupakan basis potensi yang harus menjadi leading sektor untuk mengentas kemiskinan, memajukan pendidikan, mencegah stunting, mengatasi masalah pengangguran, dan banyak problem lainnya yang menumpuk di desa-desa.
Pria pensiunan dari Kantor Kementerian Pertanian Republik Indonesia itu tak pandai beretoris seperti kebanyakan orang yang berusaha memantik simpati masyarakat. Pikirannya sudah lama melirik sektor pertanian di Kabupaten Manggarai sebagai kekuatan utama untuk mengakhiri penderitaan masyarakat di tanah Nuca Lale itu.
Gagasan itu realistis dan rupanya tidak salah kaprah. Sebab, memang hingga saat ini pertanian menjadi satu-satunya sektor Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) paling tinggi dalam struktur perekonomian Kabupaten Manggarai.
Tetapi grafik Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) di sektor pertanian itu menunjukan angka yang semakin menurun setiap tahun. Itulah mengapa Victor Selamet mendorong kerangka pembangunan daerah yang memprioritaskan basis potensi dari suatu wilayah.
Victor Selamet mengamati selama ini sektor pertanian di Manggarai tidak tumbuh akibat produktivitas rendah. Realitas itu tentu bukan serta-merta kesalahan masyarakat tetapi karena minimnya intervensi alat bantu tekhnologi, keterbatasan lahan, akses modal tertutup, penataan kelembagaan tidak terstruktur, sistem distribusi dan pemasaran yang tidak teratur.
Alhasil, sejauh ini sistem pengolahan pertanian masyarakat Manggarai masih berlangsung secara konvensional. Maka tidak heran Nusa Tenggara Timur berada di urutan ke tiga kemiskinan dari bawah, include Manggarai.
Sektor pertanian sebagai potensi utama bagi daerah Manggarai memang sudah lama menjadi masalah. Hal ini menunjukan ketidakmampuan pemimpin hari ini untuk menjawabi persoalan tersebut. Karena itu, diharapkan ke depannya masyarakat Manggarai lebih menerima ataupun memilih sosok-sosok pemimpin seperti Victor Selamet. Tentu ada argumentasi logis ketika menyebut nama Victor Selamet. Sebab ia merupakan pakar pengetahuan pertanian sekaligus praktisi pertanian yang profesional dan sukses.
Selama ini ayah dua anak itu sering menggaungkan pertanian harus menjadi leading sector dan prime mover untuk menggerakkan semua sektor dan dilakukan dari hulu sampai hilir. Apa yang digaungkannya itu persis berangkat dari pengalamannya. Artinya ia tidak sekedar bicara, tetapi melampaui itu. Victor Selamet telah menunjukan bukti antara teori dan praktik yang sejalan.
Selama menjadi praktisi di dunia pertanian, Victor Selamet terbukti sukses mendesain model pertanian komperhensif, yakni Pertanian Agrobisnis Terintegrasi. Dalam desainnya, pria asal kecamatan Satarmese itu sangat menghindari penjualan produk pertanian primer. Sebab hal itu akan mengabaikan aspek value dari produk yang dijual. Selalu ia lakukan dari hulu sampai hilir sehingga berdampak positif bagi masyarakat, seperti membuka lapangan kerja, memakai jasa pengiriman barang, membeli jagung warga untuk pembuatan pakan, dan seterusnya.
Bagi dia, pertanian sebenarnya memiliki multi player efek walaupun nyatanya selama ini orang begitu sempit melihat peluang pertanian. Ia tak menampik kalau selama ini sebagian besar masyarakat lari dari pertanian karena pertanian tidak memberikan jaminan terhadap kehidupan mereka. Terhadap kondisi ini ia memang geram dan merasa kasihan, apa lagi banyak generasi Manggarai yang akhirnya memutus untuk pergi merantau ke luar daerah.
Padahal, sejatinya pertanian merupakan kekuatan masa depan Kabupaten Manggarai apabila dikelola dengan baik dari hulu sampai hilir. Tidak ada yang tidak mungkin. Sehingga suami dari Bernadette Meyliani itu mendorong perlunya revitalisasi pertanian di desa-desa. Ia bersikeras agar mindset revitalisasi pertanian dibuat demi menyadarkan para petani bahwa pertanian itu vital, bahwa kita berasal dan hidup dari pertanian.
Victor Selamet memang terkenal dengan sosok prinsipil yang selalu memegang teguh komitmen sebagai nilai moral dalam kehidupannya. Bicaranya terukur dan Ia selalu melakukan apa yang ia rencanakan. Berkat kepiawaian Victor mengolah Pertanian Agrobisnis Terintegrasi di Manggarai, kini namanya menjadi salah satu model di majalah Kementerian Pertanian.
Saat ini Victor menjadi penyuplai ribuan ekor anak babi ke seluruh daerah di Flores dan menjual pakan babi hasil produksinya sendiri. Ia juga memiliki dua Restoran Se’i Babi, yaitu di Pela, Kecamatan Satarmese Utara, Manggarai dan di Labuan Bajo, Manggarai Barat. Setiap tahun ia membeli 100 sampai 150 ton jagung dari petani di Manggarai sebagai bahan baku pembuatan pakan ternak babi. Namun, kadang ia membeli bahan baku dari Bima dan Makasar karena permintaanya tidak mampu dipenuhi oleh petani di Manggarai. Melihat peluang strategis harga jagung akhir-akhir ini, Victor Selamet kini mendorong penanaman jagung bagi para petani Manggarai.
Pertanian Sebagai Basic, Karier, dan Bisnis
Menjadi seorang petani profesional merupakan cita-cita Victor Selamet sejak remaja. Cita-cita itu mendorongnya kuliah di Akademi Farming Semarang dan tamat di tahun 1981. Setelah tamat dari Akademi Farming Malang, Victor Selamet mengikuti seleksi di Kementerian Pertanian Repuplik Indonesia. Mukjizat itu benar-benar terjadi, Victor Selamet diterima dan ditempatkan di Kupang.
Padahal CEO PT Rembu Tedeng Trinusa itu tidak punya jaringan di kementerian waktu itu dan banyak yang menyangka ia adalah mahasiswa tamatan IPB Bogor. Jadi Victor benar-benar menunjukan kualitas diri untuk berkompetisi sehingga diterima di Kementerian Pertanian Republik Indonesia waktu itu.
Alih-alih bertugas di Kupang sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) Kementerian Pertanian Republik Indonesia, Victor Selamet pun melanjutkan pendidikan S-1 di Fakultas Peternakan Universitas Nusa Cendana Kupang dan tamat di tahun 1984. Kemudian, barulah Victor Salamet mengikuti Program Pasca Sarjana di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Jakarta.
Seiring berjalannya waktu, Victor Selamet selalu menunjukan kinerja kerja yang baik selama 35 tahun berkarier di Kementerian Pertanian Republik Indonesia. Sehingga tahap demi tahap ia emban berbagai jabatan di Kementerian Pertanian Republik Indonesia. Mulai dari jabatan paling bawah sampai ke jabatan-jabatan strategis dalam membangun pertanian di Republik ini.
Pada tahun 90-an, hampir setiap tahun Victor Selamet meluncurkan banyak program pertanian untuk Kabupaten Manggarai, terutama di sektor peternakan. Tiba di penghujung tahun 1999, Viktor Selamet pun menduduki posisi Direktur Proyek Pengembangan Usaha Tani dan Ternak di Kawasan Indonesia Timur.
Walau dirinya hanya berpredikat Strata-1 tetapi selama di Kementerian ia memiliki staf yang hebat-hebat. Ada yang Strata-2, ada yang Strata-3, dan tamatan dari luar negeri pula. Namun hal itu bukan masalah bagi dia, sebab menjadi Pegawai Negeri Sipil di kementerian bukan jenjang strata yang jadi patokan, melainkan kinerja kerja.
Singkat cerita, karier Victor Selamet semakin menanjak. Pada tahun 2011 Viktor menjadi Ketua Pelaksana Harian Program Swasembada Daging Sapi Nasional Kementerian Pertanian Republik Indonesia. Waktu itu hanya ada empat program di Kementerian Pertanian Republik Indonesia, yakni Swasembada Beras, Swasembada Jagung, Swasembada Kedelai, dan Swasembada Daging.
Di tahun 2015, Victor Selamet akhirnya pensiun dini dari Kementerian Pertanian Republik Indonesia atas permintaan dari partai politik. Walau sudah pensiun namun semangatnya membangun pertanian tidak memudar. Ia membawa sisa-sisa energinya di usia yang semakin bertambah untuk membangun pertanian di Manggarai. Victor pun banting stir melirik peluang bisnis pertanian di Manggarai.
Menariknya, bisnis pertanian yang diterapkan Viktor bukan money oriented. Ia menerapkan prinsip pertanian Agrobisnis Terintegrasi (dari hulu sampai hilir). Alhasil kini bisnisnya sukses, sekaligus membawa berkat bagi masyarakat Manggarai. Ia merekrut karyawan orang Manggarai, membeli jagung dari masyarakat Manggarai, memakai jasa anak-anak Manggarai untuk mengirim babi dan pakan babi ke semua pembeli di berbagai wilayah Pulau Flores.
Perjuangan Membangun Pertanian Lewat Jalur Politik
Perjuangan Victor Selamet untuk menata dan membangun pertanian di Kabupaten Manggarai tidak berhenti. Kali ini ia mencoba lewat jalur politik. Ketika pertama kali mencalonkan diri sebagai Bupati Manggarai di tahun 2005, Victor Selamet memilih tagline ‘Membangun Manggarai, Membangun Pertanian’. Nahas, tidak semua harapan berjalan sesuai rencana. Kala itu ia harus mengakui kemenangan lawannya, paket Credo.
Pada tahun 2010, Victor Selamet kembali menantang paket Credo. Tetapi untuk kedua kalinya Victor Selamet harus mengakui kemenangan dari paket Credo. Walau cita-cita Victor Selamet membangun pertanian di Manggarai lewat jalur politik belum menemui hasil memuaskan, namun ia tidak pernah menyerah membangun pertanian di Manggarai dengan caranya sendiri.
Alumni Universitas Nusa Cendana Kupang itu memang tokoh yang begitu bijaksana. Sebab walau sudah dua kali mengalami kekalahan di pertarungan Pilkada Manggarai, 2005 dan 2010, tetapi dari Kementerian Pertanian Republik Indonesia ia tetap mengaliri berbagai bantuan ke Kabupaten Manggarai, termasuk ke wilayah-wilayah yang mengungguli lawannya saat Pilkada. Tidak semua orang berpekerti seperti Victor Selamet.
Bagi Victor Selamet, politik itu tidak segampang apa yang disemulakan. Banyak sekali hal yang terjadi di luar perkiraan. Tetapi ia mengakui semua itu sangat wajar dalam mencapai suatu harapan maupun cita-cita. Menariknya politik menjadi komitmen atas sebuah pilihan bagi Victor Selamet. Bahwa hanya melalui jalur politik ia akan mendapat legitimasi yang lebih luas agar bisa mencapai perjuangannya menata dan membangun pertanian demi kesejahteraan masyarakat Manggarai. Sehingga pada tahun 2015, ia berniat untuk ikut bertarung kembali merebut kursi nomor 1 di Kabupaten Manggarai itu. Namun sayangnya pada saat itu partai meminta Victor Selamet untuk mengundurkan diri dan ternyata partai tersebut merekomendasikan orang lain.
Perhelatan di dunia politik sudah menjadi panggilan nurani bagi Victor Selamet. Kini nama Victor Selamet kembali berhembus sebagai salah satu figur terkuat Calon Bupati Manggarai 2024. Kemunculan Victor Selamet tidak perlu diragukan, sebab namanya cukup mentereng di kanca perpolitikan Pilkada Manggarai. Bicara soal leadership dan jaringan, ia sudah teruji. Apa lagi soal kemampuan menata birokrasi, ia memiliki pengalaman selama 35 tahun di Kementerian Pertanian Republik Indonesia. (HM/KN)