Sambut Pesta Pelindung Kampus, Unwira Kupang Gelar Seminar

Kegiatan seminar dengan tema "Revitalisasi Spiritualitas St. Arnoldus Janssen" ini menghadirkan dua orang narasumber yang berkompeten.

Seminar umum menjelang pesta pelindung Universitas Katolik Widya Mandira Kupang bertempat di Ballroom Santo Hendrikus gedung Rektorat Unwira, Selasa 10 Januari 2022. (Foto: Veronika)

Dia menegaskan, seluruh Civitas Akademika Unwira Kupang wajib mengenal profil St. Arnoldus Janssen, dan menghayati spiritualitasnya dengan action plan secara add intra, yakni kerohanian, komunitas, akademika, dan kepemimpinan financial.

Sementara melalui Add extra, kata dia, bisa melalui animasi misi, kerasulan, komunikasi dan JPIC. “Sehingga spiritualitas St. Arnoldus Janssen tetap hidup di abad ke-21, dan menjadi spirit penggerak generasi muda yang sedang menuntut ilmu di kampus ini,” terangnya.

Spiritualitas di tengah lunturnya semangat, kata Pater Piter, kampus wajib masuk ke sumber dan duduk dibawah kaki Arlodus Janssen untuk belajar mengikuti Yesus untuk membangun komunio dengan sesama, di tengah perbedaan dan keberagaman.

“Arnoldus Janssen itu pencinta sang sabda, dia punya kerangka teoritis untuk membangun SVD. Dari kerangka itu mengalir indikasi petunjuk bagaimana dia mengejawantahkan secara konkrit proposal pendidikan formasi untuk SVD ke depan,” tandasnya.

BACA JUGA:  SMAK Giovanni Kupang Target Raih Akreditasi A

Pater Dr. Stefanus Lio, SVD, dalam materinya ia memaparkan spiritualitas hidup St. Arnoldus Janssen, yang juga pendiri tiga kongregasi misi SVD, SSpS dan SSpS Ap ini.

“St. Arnoldus Janssen ini seorang visioner. Ia memiliki mimpi besar yang sudah diwujudkan,” jelasnya.

Dia menjelaskan, Unwira harus fokus dan menerapkan hal-hal praktis untuk belajar dan mengenal St. Arnoldus Janssen yang kemungkinan bisa diterapkan untuk dipelajari di kampus.

Ia menjelaskan, revitalisasi di momen penting seperti ini harus menjadi komunitas pendidikan dan ilmiah yang unggul serta kreatif berdasarkan nilai-nilai kristiani berwawasan global dan berakal pada budaya lokal.