Kupang, KN – Gubernur Viktor Bungtilu Laiskodat menyampaikan kritik konstruktif terhadap kepala daerah di Provinsi NTT. Menurutnya, ada oknum Bupati dan pegawainya yang selalu datang terlambat ke kantor, tapi pulang lebih dahulu.
Hal ini disampaikan Gubernur Laiskodat saat Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi NTT Tahun 2023, di Hotel Aston Kupang, Senin 25 April 2022.
“Nanti saya minta Kapolda, Kejati dan Danrem untuk tempatkan satu orang di setiap kantor Bupati. Yang masuk terlambat kita tangkap. Karena mereka masuk seenaknya. Jam 10 masuk, jam 2 sudah pulang,” ungkapnya.
Gubernur VBL mengaku mendapat informasi tersebut dari salah satu stafnya. Bahkan, agenda rapat staf Gubernur bersama Bupati tersebut harus diundur 2 jam, karena keterlambatan Bupati.
“Bagaimana kita mau maju, kalau SDM lemah seperti ini. Kita ini provinsi hebat. Jadi jangan malas-malas dan hanya hidup di dalam ruangan,” tegas mantan Ketua Fraksi NasDem DPR RI itu.
Ia mengaku sedih, melihat para Bupati dibayar dengan gaji yang cukup besar, tetapi justru kinerjanya sangat buruk dalam melayani masyarakat.
“Saya sedih. Kamu terima gaji besar dan duduk ditempat yang terhormat, tetapi kinerjanya seperti itu. Harusnya ditukar dengan pelayanan yang baik kepada rakyat,” terangnya.
VBL menambahkan, menjadi Gubernur dan Bupati di Provinsi NTT tidak bisa dibandingkan dengan dengan pemimpin yang ada di Bali maupun DKI Jakarta.
“Karena kita di NTT itu semuanya serba kekurangan. Jadi harus turun ke lapangan. Bukan hanya duduk di ruangan saja. Kalau Mendagri izinkan, saya akan copot Bupati yang malas dan tidak mau kerja,” pungkasnya.
Pada kesempatan yang sama, Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat mengajak para kepala daerah di NTT untuk memanfaatkan dengan baik bendungan yang sudah dibangun oleh Presiden Jokowi demi peningkatan produktifitas masyarakat pada sektor pertanian.
“Kalau saya lihat, di Kabupaten Malaka, TTS dan Kabupaten Kupang itu banyak sekali lahannya. Tetapi paling banyak juga lahan yang tidur. Itu artinya mereka tidak hargai usaha dari presiden yang telah menghadirkan bendungan di wilayah mereka,” tegas Gubernur Laiskodat.
Gubernur NTT juga menyoroti kinerja Bupati Kabupaten Kupang, Korinus Masneno, yang dinilai kurang maksimal.
“Karena auditor BPK saat melakukan pemeriksaan, mereka justru minta ampun, sebab harus berjuang setengah mati untuk membuat pemeriksaan BPK yang baik di Kabupaten Kupang,” ungkap Gubernur Laiskodat menirukan pernyataan auditor BPK saat itu.
Meski demikian, Gubernur Laiskodat mengaku tidak sedang marah atau menaruh dendam pada Bupati Korinus. Ia hanya mengktitisi jabatan bupati yang tengah diemban oleh Korinus Masneno, bukan secara personal.
“Saya tidak sedang marah dia (Bupati Korinus, red), karena itu saudara saya. Wakilnya Jerry Manafe itu teman saya. Tetapi jujur, kita tidak bisa kerja seperti ini,” terangnya.
RKPD 2023 Fokus Stunting dan TJPS
Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) pada tahun 2023 tetap fokus menjalankan program Tanam Jagung Panen Sapi (TJPS) dan terus berusaha menurunkan angka Stunting di Provinsi NTT.
Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat, dalam sambutan mengatakan, untuk membangun NTT, dibutuhkan kerja keras dan kerja luar biasa, dengan melibatkan pemerintah pusat, pemerintah provinsi, kabupaten dan pemerintah desa.
“Cara kerja untuk membawa provinsi ini bisa berkembang hebat, itu harus dikerjakan secara luar biasa. Karena jika perencanaan sehebat apapun, tetapi kerjanya tidak disiplin, maka daerah ini tidak akan maju,” jelas Gubernur Laiskodat.
Selama memimpin Provinsi NTT, Gubernur Laiskodat menilai, bahwa program Tanam Jagung Panen Sapi yang dicanangkan telah berjalan dan berhasil dengan baik. Karena seluruh faslitas dan modal telah disiapkan secara baik.
“Menurut catatan saya, program Tanam Jagung Panen Sapi (TJPS) ini sudah berhasil sangat baik. Program ini luar biasa super. Jadi kalau gagal itu tolol namanya,” tegasnya.
Program TJPS, kata dia, artinya jagung ditanam, dan batangnya dapat dimanfaatkan untuk pakan ternak. Karena kebiasaan orang NTT, setelah melakukan panen, batang jagungnya justru dibakar.
“Padahal batang jagung itu adalah pakan ternak terbaik untuk Kambing dan Sapi,” ungkap Gubernur Laiskodat.
Ia menambahkan, jagung yang dihasilkan para petani, akan langsung diambil oleh para Off Taker yang yang telah disiapkan oleh Pemprov NTT.
“Karena sekarang sudah ada ekosistem bahwa petani hanya tinggal tunggu dan terima uang saja. Tinggal Bupati, Kadis dan Kades siapkan lahan dan dijaga dengan benar, baru kita tanam jagungnya,” terangnya.
Demi mewujudkan program TJPS, Gubernur Laiskodat segera menggelar rapat dengan Frokompida, agar program ini dapat dikawal secara baik.
“Dan tahun 2023 ini saya minta kadis untuk siapkan lahan 500 ribu hektar untuk tanam jagung,” tandasnya. (*)