Ruteng, KN – Anggota DPRD Provinsi Komisi V Yeni Veronika menyerahkan SK izin Operasional SMK Negeri 1 Satar Mese, Kabupaten Manggarai, Senin 17 Januari 2021.
Penyerahan SK Kadis DPMTSP Provinsi NTT dengan Nomor : DPMTSP.421.5/01/PTSP/I/2022 itu berlangsung di Kapela Satar Mese, Desa Terong, Kecamatan Satar Mese Barat, Kabupaten Manggarai, NTT.
Turut hadir dalam kegiatan itu, Korwas Dikmen Kabupaten Manggarai Fransiskus B. Hormat, Ketua MKKS SMK Kabupaten Manggarai Wilhelmus Bastian, Plt. Camat Satar Mese Barat, Kepala SMK Negeri 1 Satar Mese Fransiskus Jehoda dan Tokoh Masyarakat, Tokoh Adat, Tokoh Pemuda serta undangan lainya.
Pantauan Koranntt.com, pasca penyerahan izin operasional, acara dilanjutkan dengan penandatanganan berita acara. Kemudian Berita Acara diserahkan langsung oleh Yeni Veronika kepada Panitia Pembangunan SMKN 1 Satar Mese yang didampingi oleh Sekretaris Panitia Pendirian, Kepala Sekolah, Kepala Desa Terong, Perwakilan Tokoh Adat Gendang Rajong, Perwakilan Siswa (Ketua Osis), Camat Satar Mese Barat, Para Kepala Sekolah baik tingkat SD hingga SMA pada wailayah itu juga Perwakilan Orang Tua Siswa.
Dalam sambutannya, Yeni Veronika menjelaskan bahwa permintaan untuk mendirikan sekolah SMKN 1 tersebut memang membutuhkan waktu yang cukup panjang. Aspirasi itu merupakan permintaan dari tokoh masyarakat setempat melalui reses yang diadakan pada 22 Maret 2020 lalu.
“Waktu itu saya tindak lanjuti melalui laporan yang diteruskan kepada Pemprov,” ungkapnya.
Ia juga menjelaskan, banyak orang punya andil besar dalam pembangunan SMKN 1 Satar Mese, termasuk Alm. Dr. Deno Kamelus.
Mantan Bupati Manggarai itu pernah menyampaikan secara langsung aspirasi pembangunan SMKN 1 Satar Mese kepada anggota DPRD Provinsi NTT, termasuk kepada Gubernur NTT Viktor Laiskodat.
“Beliau pernah menyampaikan kepada saya, dan kepada Gubernur agar SMKN ini segera diproses agar menjadi sekolah yang sesuai harapan masyarakat di sini,” kata Srikandi PAN itu.
Sebagai anggota DPRD Provinsi NTT, Yeni Veronika berharap betul agar SMKN 1 Satar Mese menjadi sekolah teladan dan berkualitas.
Menurutnya, harapan ini menjadi PR untuk Kepala Sekolah yang sudah terpilih, agar di tangan kepala sekolah baru, SMKN 1 Satar Mese menjadi sekolah yang teladan dan bermutu ke depan.
“Untuk mencapai sekolah yang bermutu tentu tidak mudah. Sarana ataupun prasarana harus lengkap. Sumber daya gurunya harus baik, kesejahteraan gurunya harus terjamin, pemerataan dalam pendidikan juga harus ada masyarakat seperti biaya sekolah, relevansi bidang studi itu harus ada,” paparnya.
Kata Yeni, untuk menjadi sekolah teladan dan berkualitas, Kepala Sekolah harus mempunyai link atau relasi yang banyak dan luas. Hal ini untuk mendatangkan dana atau apa saja yang dibutuhkan oleh sekolah, agar bisa berkembang menjadi sekolah yang baik, berkualitas dan teladan.
Tidak hanya itu, untuk meraih kesuksesan, sekolah butuh inovasi yang banyak. Seorang kepala sekolah tidak bisa mengambil keputusan sendiri. Kepala Sekolah butuh kerja sama dengan para guru, dinas pendidikan, korwas maupun DPR.
Yeni meminta semua pihak bekerja sama untuk menjadikan sekolah SMKN 1 Satar Mese sebagai sekolah teladan dan berkualitas.
“Politik itu ruangnya lain, begitu juga pendidikan itu lain. Kalau pendidikan nanti dicampur aduk dengan politik, pasti akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Sama seperti saya. Saya harus kerja profesional ketika saya bertugas sebagai DPR bukan berarti kegiatan saya harus dibawa semua kerana politik, tidak,” tegas anggota DPRD Provinsi NTT Fraksi PAN itu.
“Saya menjalankan tugas dan fungsi saya sebagai wakil rakyat, karena saya sudah dipilih oleh masyarakat Manggarai Raya, bagaimana saya bisa berbuat yang terbaik sesuai kapasitas saya dengan hati yang tulus dan ikhlas,” sambungnya.
Pada akhir kegiatan, Yeni Veronika juga memberikan sumbangan pribadi berupa dana sebesar Rp5.000.000 untuk membantu pengembangan sekolah SMK Negeri 1 Satarmese. Ia juga menyerahkan uang sejumlah Rp3.000.000,00 sebagai bentuk apresiasi dan dukungan terhadap para panitia pendiri sekolah.
Sementara Korwas Dikmen Kabupaten Manggarai Fransiskus B. Hormat mengapresiasi proses cepat pembangunan SMK Negeri 1 Satar Mese tersebut
“Dari penyerahan tanah, survei awal saya lakukan, yang kedua datang penyerahan tanah bersama Bupati Soni Libing, kemudian izin menerima siswa baru dan penyerahan SK PLH. Lalu hari ini kita menyaksikan penyerahan SK Izin Operasional,” ujarnya.
Ia juga menjelaskan bahwa berkaitan dengan pembangunan sekolah ini ke depan, pemerintah masih punya tiga primadona pembangunan pendidikan yaitu pertama, pemerataan dan perluasan akses pendidikan; salah satunya pembangunan SMK.
Kedua, peningkatan mutu dan relevansi. Untuk SMK, peningkatan mutu dan relevansi artinya relevan tidak sekolah dengan dunia usaha atau industri.
Ketiga adalah penguatan tata kelola dan pencitraan publik. Penguatan tata kelola yaitu mulai dari Dapodik, pengembangan sekolah, dan pengembangan sumber daya.
“Pokoknya yang berkaitan dengan manajemen, pencitraan publik bahwa untuk SMK itu penting bagaimana mereka mempertontonkan hasil-hasil karya keterampilan kompetensi anak-anak,” jelasnya.
Ketua MKKS SMK Kabupaten Manggarai Wilhelmus Bastian menyampaikan apresiasi atas pencapaian yang diperoleh SMKN 1 Satar Mese.
“Saya rasa bangga atas penyambutan yang kami terima pada kesempatan ini. Sebagai Ketua MKKS tentu apa yang bisa kami buat akan kami buat, tugas besar akan menunggu untuk kita jalankan ke depan. Saya juga apresiasi bahwa proses SMK ini sangat cepat dan ini tentunya sangat luar biasa,” ungkap Wilhelmus dalam sambutanya.
Wilhelmus mengatakan bahwa dengan ijinnya operasional ini, ada tugas besar yang harus emban ke depan.
“Diantaranya SMK sekarang itu harus link and match, kita SMK tidak bisa berjalan sendiri tanpa industri oleh karena itu gandeng industri,” ucapnya.
Dijelaskan Wilhelmus, SMK wajib mensinkronisasi Kurikulum dengan industri. “Ada banyak materi-materi yang diajarkan di sekolah sudah tidak sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh industri. Maka mau tidak mau, mulai dari Kepala Sekolah serta ibu guru atau tenaga kependidikan wajib sinkronkan kira-kira kompetensi apa yang dibutuhkan di industri itu saja yang diajarkan,” ujarnya.
Wilhelmus juga meminta sekolah mendatangkan guru tamu dari Industri pariwisata seperti dari Hotel Ayana, Jayakarta, dan Biro Perjalanan di Labuan Bajo. Hal ini perlu dilakukan agar siswa mendengarkan langsung apa kompetensi yang dibutuhkan di industri.
Selain itu ada beberapa poin penting yang disampaikan oleh Wilhelmus diantaranya, pertama, terkait Kelas Industri, Wilhelmus meminta kepada Kepala Sekolah agar siswa bisa dibawa kemana-mana, termasuk hotel-hotel yang ada di Labuan Bajo, supaya mereka belajar langsung dengan industri dan itu harus dukung.
“Kedua, Teva atau Teaching Factory wirausaha, tentang bagaimana siswa SMK berwirausaha. Ketiga, budaya industri harus dibawa ke sini sehingga pada saat anak-anak kita hadir di industri mereka sudah terbiasa apa yang menjadi budaya industri,” ujarnya.
Hal berikut yang disampaikan Wilhelmus adalah magang guru. Menurutnya, guru memang hebat, tapi akan menjadi lebih hebat kalau guru mengikuti kegiatan magang di hotel, dan travel.
“Sehingga pada saat anak kami praktek di hotel mereka sudah tahu. Jadi guru wajib mengupdate ilmu pengetahuan lewat magang guru. Terakhir digital. Ini wajib untuk bapak dan ibu guru karena tidak ada cerita bawa guru sekarang tidak menguasai teknologi,” tandasnya mengingatkan para guru SMKN 1 Satar Mese. (*)