Ruteng, KN – Pasangan suami istri Afrianus Jemarut dan istrinya Maria Anita Ngawu, harus rela kehilangan anaknya diduga karena pelayanan yang amburadul di Puskesmas Wae Codi, Kabupaten Manggarai.
Bayi malang itu harus meninggalkan ayah dan ibunya, serta keluarganya pada Sabtu 10 Juli 2021, karena ibunya yang hendak melahirkan terlambat mendapat pertolongan medis.
Di tengah kabar duka yang menyelimuti keluarga bayi, Kepala Puskesmas Wae Codi, Mikael Eduakluman yang bertanggung jawab atas pelayanan kesehatan di wilayah tersebut akhirnya angkat bicara.
Saat dikonfirmasi media ini, Selasa 13 Juli 2021, Mikael Eduakluman mengatakan bahwa lambatnya pelayanan kesehatan terhadap pasien terjadi, karena salah paham antara pasien dengan petugas Puskesmas Wae Codi.
Ia menjelaskan, saat itu sopir mobil ambulance Puskesmas Wae Codi sedang tidak ada di tempat, karena harus pulang untuk makan di rumah.
Setibanya di rumah, sopir tersebut diminta untuk memperbaiki instalasi listrik di rumah tetangganya. Sehingga petugas dari Puskesmas pergi memanggil yang bersangkutan di rumah tetangganya, tetapi sang sopir juga tidak ada di tempat.
“Dia (sopir, red) rumahnya ada dua, jadi rumah yang lama dia tidak gunakan itu waktu. Itu yang saya tahu,” ungkap Mikael kepada Koranntt.com di ruang meeting Puskesmas Wae Codi.
Ia juga membantah informasi yang menyatakan bahwa kepala bayi pasien sudah ada di luar rahim sang ibu. Menurutnya, para bidan yang menangani pasien tersebut menyatakan bahwa hal tersebut tidak benar.
“Bidan yang rujuk bilang, kalau kepala sudah keluar, tinggal ditarik. Tapi karena faktor ketidaktahuan pasien, dan saya mengerti semua itu. Keluarga pasien juga sempat menolak (dirujuk, red). Itu menurut cerita bidan,” ungkap Mikael
Terkait dugaan pungli bayaran sebesar Rp300.000 sebagai biaya transportasi mobil Ambulance, ia mengatakan bahwa aturan itu berdasarkan Perda yang sudah ditetapkan.
“Menyangkut biaya memang karena Perda, bukan uang rokok sebenarnya. Di Perda untuk penggunaan pusling,” tandasnya.
Sementara bidan Servy yang menangani pasien hamil tersebut menjelaskan alasannya menyarankan pasien menggunakan mobil ambulance.
Menurutnya, mobil Ambulance dilengkapi dengan alat kesehatan seperti oksigen sehingga bisa menolong pasien dalam situsi genting.
“Kami maunya rujuk Pasien itu dengan ambulans. Karena apa? Di ambulans ini sebentar ada oksigen. Kemudian perlengkapan untuk Ibu ada semua,” tandas bidan Servy. (*)