Malaka  

3.491 Ha Sawah di Malaka Rusak dan Kering Akibat Siklon Tropis Seroja

Salah satu lahan Sawah di Kabupaten Malaka yang kering akibat siklon tropis seroja / Foto: Nofry Laka

Betun, KN – Dinas Pertanian Kabupaten Malaka meninjau dan mendata langsung lahan masyarakat yang rusak akibat terdampak badai siklon tropis seroja.

Dari total 5.082 Ha sawah di Kabupaten Malaka, tercatat 3.491 Ha sawah yang rusak dan kering akibat bencana badai siklon tropis seroja.

Plt. Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Malaka, Nikolas Seran, melalui Kabid Tanaman Pangan Fransiskus Nahak mengatakan, peninjauan dan pendataan dilakukan karena mendapat perintah dari Bupati Malaka, Dr. Simon Nahak.

“Setelah mendapat perintah dari Bupati, bersama staf dan penyuluh pertanian, kami langsung turun ke lapangan untuk mendata kerusakan lahan pertanian masyarakat yang kekurangan air pasca badai seroja,” ujar Fransiskus Nahak kepada wartawan, Selasa 4 April 2021.

Menurutnya, bencana banjir yang melanda Kabupaten Malaka tiga pekan silam sangat berdampak bagi masyarakat berptofesi petani.

Pasalnya banyak lahan yang rusak tertimpa lumpur, serta hasil pertanian seperti jagung, padi dan tanaman holtikultura lainnya gagal panen.

“Dampaknya sangat dirasakan masyarakat petani yang desanya terdampak langsung bencana banjir. Sehingga ribuan hektar lahan jadi rusak, tidak dapat dimanfaatkan dan mengalami kekeringan air hingga saat ini,” jelasnya.

Fransiskus menjelaskan, dari hasil pendataan, ditemukan ada sawah yang sangat kekurangan air, akibat putusnya saluran induk Bendung Benenain, di Desa Kakaniuk. Sehingga persoalan itu harus segera ditangani.

“Kita mendata lahan warga yang saat ini kekurangan air dan butuh intervensi penanganan segera, sehingga tidak terjadi gagal panen yang dapat merugikan masyarakat,” terangnya.

BACA JUGA:  Gencarkan Gerakan Cinta Lingkungan, Ganjar Milenial NTT Bersih-bersih Pantai

Dia merincikan, data yang diperoleh Dinas Pertanian terkait kerusakan lahan warga di Kecamatan Malaka Barat adalah luas lahan 1050 Ha, kerusakan akibat banjir seluas 750 Ha, dan mengalami 145 Ha sawah mengalami kekeringan.

Sementara di Kecamatan Weliman, luas lahan 837 Ha. Yang mengalami kerusakan akibat banjir seluas 629,7 Ha, mengalami kekeringan seluas 202,3 Ha. Di Kecamatan Io Kufeu, luas lahan 208 Ha, kerusakan akibat banjir seluas 25,8 Ha

Selain itu, di Kecamatan Malaka Tengah, luas lahan 1725 Ha, kerusakan akibat banjir 75 Ha dan yang mengalami kerusakan akibat banjir seluas 75 Ha.

Di Kecamatan Laenmanen luas lahan 502 ha, kerusakan akibat banjir 31 ha. Kecamatan Kobalima luas lahan 760 ha, kerusakan akibat banjir 45,1 ha dan kekurangan air 400 ha.

“Jadi total keseluruhan beberapa kecamatan itu, untuk luas lahan sebesar 5082 ha, kerusakan akibat banjir 1557 ha dan yang mengalami kekurangan air 1934 ha. Lahan-lahan itu terdapat tanaman yang hampir seluruhnya belum dipanen,” rinci Fransiskus.

Dia menambahkan, saluran primer tersebut segera dikerjakan sehingga aliran air bisa berfungsi dan masalah kekringan lahan masyarakat dapat ditanggulangi

“Kami juga melalui staf dan penyuluh pertanian terus memberikan pendampingan kepada masyarakat untuk mencari solusi terbaik,” tandasnya.*