Kota Kupang- Sektor pendidikan di Provinsi Nusa Tenggara Timur akan digenjot habis-habisan pada tahun 2021 mendatang. Dengan semangat Restorasi Kebangkitan Pendidikan NTT, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTT akan fokus mengembangkan beberapa kompetensi utama.
Salah satunya adalah mengembangkan Sumber Daya Manusia (SDM) tenaga kependidikan dan para siswa khususnya siswa SMK di NTT.
Dalam proses itu, para guru dan siswa di NTT akan dimatangkan kompetensinya, sehingga memiliki keterampilan dan kemampuan untuk membuka lapangan pekerjaan sendiri.
“Tugas guru adalah untuk mengobjek berbagai ketrampilan yang sejalan dengan kemajuan dan kepesatan teknologi. Guru tidak boleh kalah cepat dengan dunia teknologi di sektor pendidikan,” ujar Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTT, Linus Lusi, M.Pd kepada wartawan di Kupang, Jumat (18/12/2020).
Menurutnya, hal lain yang juga tidak kalah pentingnya adalah menekan angka putus sekolah di NTT. Pihaknya akan membuka sekolah-sekolah baru di segmen tertentu agar masyarakat bisa mendapatkan akeses layanan pendidikan.
“Kami akan berkolaborasi dengan Kementerian Pendidikan untuk mengalokasikan anggaran guna pembangunan sekolah baru. Ada juga dana APBD I yang akan dimanfaatkan untuk mendirikan sekolah-sekolah baru berbasis SMK,” kata Kadis Linus Lusi.
Ia menjelaskan, pemerintah lebih fokus membangun sekolah SMK karena diyakini mampu menekan tingkat pengangguran di NTT.
SMK di bidang pariwisata akan mendukung visi misi pemerintah, karena pariwisata merupakan penggerak utama pembangunan di NTT saat ini.
Sementara SMK di bidang pertanian dan peternakan akan mendukung program tanam jagung panen sapi. Semua itu merupakan salah satu kontribusi dari sektor pendidikan.
“Mudah-mudahan bisa berjalan dan berhasil, agar masyarakat dapat menikmati buah dari suatu kebijakan pemerintah,” ungkap Kadis Linus Lusi.
Terkait dana APBD I yang dialokasikan untuk Dinas Pendidikan dan Kebudayaan tahun ini, ia menjelaskan, nominalnya tidak jauh berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Anggaran yang terlihat besar, justru langsung ditransfer ke sekolah-sekolah, terutama dana BOS.
“Yang menjadi pokok perhatian dengan anggaran yang tersedia adalah hasil dan asas serta manfaat yang diperoleh. Sehingga itu yang dikawal Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, terlebih pada sektor pendidikan,” urai Linus Lusi.
Ia mengimbau para Kepala Sekolah SMA/SMK di NTT untuk menggunakan dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah) sesuai Juknis.
Menurutnya, penggunaan dana BOS sesuai Juknis akan mengurangi potensi penyelewenangan dana BOS untuk kegiatan yang tidak tepat sasaran.
“Diharapkan Kepala Sekolah beserta tim harus mampu kelolah dana BOS secara baik, dan mampu mempertanggungjawabkannya,” tegasnya.
Meski demikian, ia optimis bahwa para Kepala Sekolah SMA/SMK di NTT merupakan orang hebat yang mampu mendesain generasi muda sebagai penerus bangsa.
“Sehingga saya yakin mereka mampu mengelola anggaran tersebut secara baik. Tugas kami adalah memastikan kecepatan layanan guru agar tidak boleh tercecer seperti kodefikasi, kenaikan tunjangan, dan sertifikasi guru,” jelas Kadis Linus Lusi.
Selain itu, untuk mewujudkan misi restorasi kebangkitan pendidikan di NTT, pihaknya akan bekerja sama dengan para akademisi untuk penguatan kompetensi para Kepala Sekolah SMA/SMK di NTT.
“Kepemimpinan Kepala Sekolah perlu diperbaharui secara berkala, agar bisa memberikan sebuah manajemen yang dapat tumbuh dan berkembang dengan baik di sekolah,” jelas mantan Kaban Perbatasan Provinsi NTT ini.
“Kami sudah mengunjungi beberapa sekolah, dan mereka berkomitmen untuk membangun pendidikan dengan merestorasi hal-hal yang selama ini ketinggalan. Itu yang mau kita kawal,” tandas Kadis Linus Lusi.
Di samping itu, Dinas P dan K NTT akan merevitalisasi rumah adat seperti istana raja baik itu yang ada di daratan Timor, maupun di Flores, Lembata, Alor, Sumba, Sabu dan Rote. (ab/nm/kn)