Daerah  

Warga Poco Leok Sebut Pater Simon Diduga Dalangi Aksi Protes Penolakan PLTP

Raimundus Wajong. (Foto: Istimewa)

Ruteng, KN – Warga Poco Leok, Kabupaten Manggarai, NTT menyebut aksi protes penolakan terhadap pengembangan PLTP di Poco Leok diduga merupakan strategi yang dibangun oleh Pater Simon Suban Tukan SVD dari lembaga JPIC SVD Ruteng.

Hal ini disampaikan oleh Raimundus Wajong seorang putra asli Poco Leok kepada wartawan belum lama ini.

Ia mengaku setelah aksi untuk mendukung geothermal, pihaknya pernah didatangi oleh orang-orang banyak yang sebelumnya pernah, bahkan sering bergabung dalam rapat yang diundang oleh Pater Simon Suban Tukan SVD.

“Dalam rapat itu Pater Simon sendiri sebagai pembicara, termasuk mengatur strategi saat demo dan yang paling sadis juga perintah kepada ibu-ibu untuk buka baju saat demo,” kata Raimundus.

Raimundus juga menjelaskan, orang yang membantah bahwa lembaga gereja katolik bukan sebagai provokator penolakan pembangunan geothermal, adalah hanya segelintir orang yang direkrut oleh Pater Simon.

“Mereka adalah kubuh kontra yang 100% tidak memiliki lahan untuk Pembangunan Geotermal,” ungkapnya.

Di sisi lain lanjut dia, pihak yang tolak tidak paham tentang wilayah Poco Leok. Buktinya, Kampung Wae Koe Desa Legu tempat mereka tinggal dianggap berada di luar wilayah Poco Leok.

“Kami yang tinggal di Wae Koe adalah Warga Gendang Lungar. Wilayah Poco Leok terdiri dari 9 Desa dan sekarang ada berapa desa persiapan,” ujarnya.

BACA JUGA:  Peringati Hari Sumpah Pemuda, KPA GBI Bunga Bakung Gelar Talkshow

Ia mengatakan, berbicara tentang Tanah Lingko, pihak kontra belum paham Perbedaan Tanah Lingko yang suda dibagi (sudah ada Pemiliknya) dan Tanah Lingko yang belum dibagi (belum ada Pemiliknya).

“Inilah salah satu bukti nyata bahwa orang yang menolak Pembangunan Geotermal Pocoleok benar-benar karena direkrut atau karena terpengaruh oleh ajakan atau perintah Pater Simon,” tegasnya.

Dilansir dari media Floresa.co Pater Simon Suban Tukan, SVD mengatakan selama ini lembaga yang dipimpinnya itu memang melakukan kegiatan bersama warga di Lungar dan sekitarnya.

“Termasuk pendampingan terhadap warga yang merasa haknya diambil sewenang-wenang oleh pihak lain,” ungkap Pater Simon kepada Floresa.

Soal tudingan menjadi dalang atau provokator perlawanan warga terhadap proyek geothermal, ia mengatakan “silahkan saja” dan “itu pemahaman mereka.”

“Tidak perlu ditanggapi, biarkan waktu yang akan menjawabnya,” katanya.

Sebagai bahan informasi, proses Pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Ulumbu unit 5-6 berkapasitas 2×20 Megawatt (MW) di wilayah Poco Leok, Satar Mese, Kabupaten Manggarai, NTT, oleh PT PLN (Persero) melalui Unit Induk Pembangunan Nusa Tenggara (UIP Nusra) hingga kini telah memasuki tahapan pelaksanaan. (*)

IKUTI BERITA TERBARU KORANNTT.COM di GOOGLE NEWS