Bisnis  

Dukung Program Kerja Pemprov, Bank NTT Luncurkan Aplikasi ‘B Pung Petani’

Aplikasi itu akan terkoneksi dengan dinas-dinas terkait, seperti Dinas Pertanian, Peternakan, Perikanan, serta Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Perindag) Provinsi NTT.

Dirut Bank NTT Harry Alexander Riwu Kaho dan Kadis Pertanian Provinsi NTT Lecky Koli saat peluncuran aplikasi 'B Pung Petani' di Lantai 5 Kantor Pusat Bank NTT. (Foto: Eman Krova)

Kupang, KN – Bank Pembangunan Daerah (BPD) Nusa Tenggara Timur terus melakukan inovasi, untuk memberikan layanan berkualitas bagi masyarakat, khususnya para petani di Provinsi NTT.

Bank kebanggaan masyarakat NTT dengan moto Melayani Lebih Sungguh ini, kembali menghadirkan inovasi digital berupa aplikasi B Pung Petani untuk mempermudah akses layanan kepada masyarakat.

Aplikasi itu akan terkoneksi dengan dinas-dinas terkait, seperti Dinas Pertanian, Peternakan, Perikanan, serta Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Perindag) Provinsi NTT.

Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat mengatakan, dengan adanya aplikasi ‘B Pung Petani’ Bank NTT, semua Kepala Dinas (Kadis) wajib melaporkan atau menginput data di dinasnya melalui aplikasi tersebut.

“Jadi semua Kepala Dinas wajib melaporkan setiap hari terkait pengadaan pasar melalui aplikasi ‘B Pung Petani’. Wajib kasi tahu. Kadis harus tahu pasarnya seperti apa, dan Bupati harus awasi,” ujar Gubernur Viktor Laiskodat, Jumat 12 Agustus 2022.

Menurut Gubernur, aplikasi ‘B Pung Petani’ memiliki cara kerja yang hampir sama persis seperti otak manusia. Di mana semuanya harus bisa tersambung atau teroneksi secara baik.

“Hari ini Bank NTT luncurkan ‘B Pung Petani’, dan semua sistemnya harus terkoneksi dengan baik. Sambungan itu sama seperti kerja otak manusia,” ungkapnya.

Di sektor pertanian, kata dia, masyarakat masih mengeluhkan hal yang sama, yaitu kelangkaan dan mahalnya harga Tomat, Lombok dan Bawang, khususnya di Kota Kupang.

“Saya Kunker ke salah satu daerah di Timor, ternyata mereka melakukan panen yang luar biasa. Tetapi Kota Kupang justru kekurangan Cabe,” jelasnya.

“Jadi di Kota Kupang ini kalau tidak paham betul-betul pasarnya itu susah. Harus ada hubungan interaksi dan kolaborasi antar daerah,” jelas Viktor menambahkan.

Menurutnya, perlu ada langkah-langkah ekstrim untuk menanggulangi masalah yang ada, karena Provinsi NTT sangat miskin di segala bidang.

“Miskin dari manusianya. Bukan alamnya. Kalau alam NTT kaya. Jadi sekarang kita perlu bangun kecerdasan di banyak hal,” ungkapnya.

Ia menambahkan, setelah pertemuan yang dilakukan bersama para Bupati, diharapkan tidak lagi ada pengeluan terkait Cabe, Lombok, Bawang dan masalah lainnya. Karena akan memalukan diri kita sendiri.

BACA JUGA:  Bank NTT Catat Laba Rp100 Miliar Dalam 76 Hari, VBL Yakin Modal Inti Terpenuhi

“Masa Bupati tidak bisa tanam Cabe, Lombok dan Bawang. Itu kan sangat memalukan. Saya harap pulang dari sini, Tomat, Cabe, Bawang, IkanĀ  Tongkol, dan Ikan Kembung itu tidak ada lagi pengeluhan,” tandasnya.

Sementara Direktur Utama (Dirut) Bank NTT, Harry Alexander Riwu Kaho menjelaskan, aplikasi ‘B Pung Petani’ disiapkan sesuai rekomendasi BI dan Gubernur, untuk langkah atau solusi terhadap kondisi inflasi di NTT.

“Penugasan itu kami sudah siapkan aplikasinya, yang akan menjadi ekosistem untuk menghubungkan petani, peternak, wira usaha, offtaker, transportasi pengiriman, masyarakat, konsumen, daerah, serta stake holder lainnya,” jelasnya.

Menurut Dirut Bank NTT, bagi petani yang ingin menanam bisa langsung mengakses aplikasi untuk melihat luas lahan yang akan ditanam, jenis komoditinya, jenis bibit, pupuk, serta lama jangka waktu panennya.

“Kalender tanam ini sangat diperlukan untuk secara terkonsolidasi dengan dinas pertanian. Kemudian ada ketersediaan pasar. Media ini juga menjadi informasi untuk sektor industri,” terangnya.

Selain itu, kehadiran aplikasi ‘B Pung Petani’ diharapkan dapat menekan nilai tukar petani untuk akses pasar, serta memotong jalur distribusi. Bagi offtaker, harus ada kepastian pasar. Sementara untuk masyarakat dapat tercipta stabilitas harga yang berkualitas.

“Sementara untuk daerah itu ada peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD), serta penurunan jumlah kemiskinan yang ada di daerah NTT,” jelasnya.

Bagi stake holder lain seperti Bank Indonesia dan instansi lainnya, tentu mereka bisa mendapat data yang valid tentang pelaku usaha dan akses informasi pertanian, pengendalian kebijakan, tumbuhnya industri baru atau pemberian modal bagi petani.

“Aplikasi ini sangat costumize, bekerja sama dengan Dinas Pertanian NTT. Nanti tenaga-tenaga di setiap instansi dapat menginput data melalui smart phone. Kalau secara dasboard dapat dilihat pada apilkasi di mobile banking yang kami siap untuk memfasilitasi,” pungkasnya.

Selain Gubernur NTT dan Dirut Bank NTT, kegiatan ini dihadiri oleh para Kepala Daerah di Provinsi NTT, serta pejabat PT. Bank NTT. (*)

error: Content is protected !!