Ketua PGRI NTT Dr. Semuel Haning: Negara Harus Hadir Mensejahterakan Guru

Ketua PGRI NTT Dr. Semuel Haning, Gubernur NTT Melki Laka Lena, dan Bupati Kupang Yosef Lede, foto bersama keluarga ibu guru Rosalia Rarek Sogen yang meninggal di Papua, serta pengawas terbaik nasional asal NTT di panggung HUT PGRI dan HGN 2025. (Foto: Ama Beding)

Kupang, KN – Ketua PGRI Provinsi Nusa Tenggara Timur, Dr. Semuel Haning, menegaskan bahwa negara harus hadir untuk melindungi, serta meningkatkan kesejahteraan para guru di seluruh Indonesia.

Seruan tersebut disampaikan dalam momentum peringatan Hari Ulang Tahun ke-80 PGRI dan Hari Guru Nasional ke-31, yang diperingati pada hari ini, Kamis 27 November 2025.

Dalam sambutannya, Dr. Semuel Haning menyampaikan bahwa selama delapan dekade, PGRI telah menjadi rumah perjuangan bagi para guru.

Ia menyebut, selama ini, PGRI memperjuangkan perlindungan, kesejahteraan, serta menjadi wadah silaturahmi, dan pemersatu insan pendidikan di seluruh Indonesia.

“Guru adalah pemegang tongkat utama organisasi. Tanpa kontribusi guru, PGRI tidak akan kuat. Guru adalah roh PGRI, pejuang penggerak, dan penentu arah roda organisasi,” tegasnya.

Dr. Semuel Haning juga menegaskan bahwa, PGRI menjadi mitra kritis dan konstruktif bagi pemerintah, dalam menyampaikan aspirasi guru, serta memastikan bahwa pelaksanaan pendidikan berjalan sesuai harapan bangsa.

“Pemerintah memiliki tanggung jawab konstitusional untuk memastikan guru memperoleh kesejahteraan dan perlindungan yang layak,” tegasnya.

Ia juga menyoroti masih banyaknya guru honorer, yang belum menerima perhatian memadai serta lemahnya perlindungan hukum bagi guru saat menjalankan tugas.

BACA JUGA:  Wali Kota Jeriko Meletakan Batu Pertama Pembangunan Museum Sejarah

“Hari ini banyak guru yang dikriminalisasi, diperlakukan tidak adil hanya karena menjalankan tugas mendidik. Ada yang dilaporkan ke polisi, diseret ke pengadilan, bahkan kehilangan nyawa akibat kekerasan. Kita tidak boleh diam. Negara harus hadir melindungi guru. Guru bukan objek kriminalisasi,” tegasnya.

Pada kesempatan tersebut, PGRI NTT juga meluncurkan gerakan “Melawan Lupa”, sebuah ajakan agar bangsa ini tidak melupakan jasa dan peran guru dalam membangun generasi masa depan.

“Di balik setiap pejabat, pemimpin, dan tokoh bangsa, selalu ada sosok guru yang dengan sabar membimbing. Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati gurunya. Bangsa yang lupa akan gurunya sedang menuju kehancuran moral,” tambahnya.

Dr. Semuel mengajak seluruh pihak, menjadikan peringatan HUT PGRI dan Hari Guru Nasional sebagai momentum untuk mempertegas komitmen, menghadirkan perlindungan, dan kesejahteraan bagi para pendidik.

Dengan semangat tersebut, ia berharap pemerintah terus memperhatikan nasib guru, khususnya guru honorer, serta memastikan keadilan dan keamanan bagi para pahlawan tanpa tanda jasa itu dalam menjalankan profesinya. (*)

IKUTI BERITA TERBARU KORANNTT.COM di GOOGLE NEWS