Kupang, KN – Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Emanuel Melkiades Laka Lena, meresmikan Gedung Gereja Toraja Jemaat Kupang dalam sebuah acara pentahbisan yang berlangsung khidmat dan meriah pada Jumat (6/6/2025).
Peresmian ini menjadi momen bersejarah yang menandai hadirnya simbol baru toleransi dan keberagaman di Kota Kupang.
Turut hadir dalam acara tersebut antara lain Kepala Kejaksaan Tinggi NTT yang juga menjabat sebagai Ketua Panitia, Ketua DPRD Provinsi NTT, unsur Forkopimda NTT, Ketua BPS Gereja Toraja, Wakil Bupati Toraja Utara, Plt. Sekda Makassar, para pendeta dan tokoh agama, serta komunitas keluarga besar Toraja di NTT.
Dalam sambutannya, Ketua Panitia, Zet Tadung Allo, mengungkapkan bahwa pembangunan gereja yang dimulai sejak tahun 2017 ini mengusung arsitektur khas Toraja, yaitu berbentuk menyerupai Tongkonan, rumah adat yang sarat makna filosofis.
“Tongkonan mengajarkan hubungan harmonis antara manusia dengan Tuhan, sesama, dan alam semesta. Falsafah ini tercermin dalam ukiran serta ornamen di sekeliling bangunan gereja,” jelas Zet.
Gubernur Melki Laka Lena dalam sambutannya menekankan bahwa peresmian Gereja Toraja Jemaat Kupang bertepatan dengan Hari Raya Idul Adha menjadi simbol nyata toleransi antarumat beragama di NTT.
“Ini bukan hanya momen syukur bagi umat Gereja Toraja, tapi juga cerminan kuatnya semangat hidup berdampingan yang telah lama tumbuh di bumi Flobamorata,” ujar Gubernur.
Ia juga menyoroti pentingnya nilai kurban syukur dan gotong-royong yang dihadirkan melalui rangkaian adat Ma’somba Tedong. Menurutnya, dua nilai ini menjadi pondasi spiritual dan sosial dalam membangun masyarakat yang tangguh dan inklusif.
Lebih lanjut, Gubernur Melki menegaskan bahwa kehadiran gereja ini menambah warna dalam harmoni keberagaman di NTT dan Indonesia secara keseluruhan.
“Keberagaman adalah kekuatan kita. Mari jaga bersama dari segala bentuk provokasi yang ingin merusak persatuan dan kerukunan,” tegasnya.
Gubernur juga berharap Gereja Toraja Jemaat Kupang dapat menjadi mitra aktif pemerintah dalam menjaga kerukunan dan mendukung pembangunan daerah melalui semangat Ayo Bangun NTT.
Acara ditutup dengan penandatanganan prasasti peresmian oleh Gubernur Melki, disusul penampilan seni budaya dari berbagai daerah, termasuk Tarian Pa’gellu dari Toraja, Tarian Kataga dari Sumba, dan Tarian Padoa dari Sabu Raijua sebagai simbol persatuan dalam keberagaman budaya di NTT. (Biro Adpim/ab)

