Kupang, KN – Pemerintah Provinsi NTT terus melakukan sejumlah upaya untuk menurunkan angka Stunting di Provinsi NTT.
Pj Gubernur NTT Ayodhia G. L. Kalake mengatakan, angka Stunting di NTT saat ini berada di angka 15,2%. Menurutnya, angka ini mengalami penurunan yang cukup signifikan.
“Kita bsa melihat tren penurunan yang cukup signifikan dan sangat positif. Karena kalau kita lihat angka nasional sesuai dengan SSGI angkanya 35,5%. Memang masih tinggi. Tapi kita terus berupaya dan trennya mengalami penurunan. Ini merupakan hal positif bagi kita, untuk terus menurunkan angka Stunting di NTT,” ujar Ayodhia dalam jumpa Pers bersama wartawan di Kantor Dinas Kominfo Provinsi NTT, Senin (22/1/2024).
Ia menjelaskan, salah satu upaya untuk menurunkan angka Stunting di NTT adalah dengan membagikan bantuan-bantuan kepada masyarakat yang berisiko Stunting.
“Kemarin kita baru pulang dari Raknamo. Kita memberikan bantuan langsung berupa kambing etawa, telur ayam, ayam petelur, dan bibit ikan untuk ditabur di bendungan Raknamo,” ungkap Ayodhia.
Dari kunjungan tersebut, ia menemukan ada keluarga yang memiliki kartu PKH, namun masa berlakunya sudah habis, shingga tidak terdafatar sebagai penerima bantuan.
“Ini yang sedang kita proses untuk kita bantu. Karena ada sekitar 150 KK berisiko. Sehingga kita harus bergerak cepat memberikan pelayanan kepada mereka,” terangnya.
Untuk tahun 2024, Pemprov NTT akan fokus melayani bayi balita T, sehingga jangan smpai balita-balita tersebut jatuh ke dalam kondisi bayi gizi buruk.
“Guna menurunkan angka Stunting, ada program sanitasi MCK dan sumur Bor yang dibangun oleh pemerintah pusat. Kita harapkan sumur bor dan MCK akan mendorong tidak hanya sebagai air baku, tapi juga menggenerate peternakan dan pertanian. Dan kita harapkan kehidupam ekonomi masyarakat akan terungkit dengan adanya fasilitas tersebut,” ucap Ayodhia Kalake.
Ia menambahkan, strategi penanganan Stunting tahun ini akan memprioritaskan Kabupaten atau daerah yang angka Stuntingnya masih tinggi.
“Kita coba intervensi dari semua sektor untuk menurunkan angka stunting di NTT. Kita juga punya tim percepatan penurunan Stunting untuk penanganan secara spesifik dan intensif. Sehingga diharapkan proses penurunan angka Stunting dapat berjalan dengan baik,” pungkas Ayodhia Kalake. (*)