Kupang, KN – Kepala Bidan Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kota Kupang I Gusti Agung Ngurah Suarnawa, S.Km, M.Kes mengatakan, 3 tahun terakhir Stunting di Kota Kupang terus menurun.
Hasil positif ini diperoleh dari pemantauan, dan operasi timbang yang dilakukan selama 2 kali dalam setahun.
“Kami sampaikan bahwa 3 tahun terakhir ini, prevalensi stunting sudah mulai menurun dari tahun 2021 ada 26,1%, 2022 turun menjadi 21,5%, dan tahun 2023 hasil operasi timbang bulan Agustus 2023 persentasi Stunting di kota Kupang 17,2% atau ada 4019 anak balita yang mengalami Stunting,” ujar I Gusti Agung Ngurah kepada wartawan, Selasa 28 November 2023.
Ia menjelaskan, Stunting di Kota Kupang tersebar hampir merata di setiap Kelurahan dan Kecamatan. Maulafa menjadi Kecamatan dengan angka Stunting tertinggi di Kota Kupang.
“Memang permasalahannya adalah masyarakat menganggap bahwa Stunting itu tidak terlalu bermasalah. Memang tingginya anak masih di bawah rata-rata, tapi umumnya lincah,” ungkapnya.
I Gusti Agung Ngurah menyampaikan, ketika pihaknya menemukan kasus-kasus kekurangan gizi, maka intervensi jangka pendek yang dilakukan adalah pemberian makanan tambahan.
Selain itu di Posyandu, ada pemberian makanan tambahan dan penyuluhan setiap bulan oleh kader. “Kita juga mengalokasikan dana dari DAU dan Kementerian lewat dana bantuan Puskesmas, juga sedang berproses melaksanakan pemberian makanan tambahan untuk gizi kurang dan ibu hamil KEK,” terangnya.
Selain pemberian makanan tambahan, pemerintah Kota Kupang juga memberikan susu khusus untuk balita Stunting. Susu khusus itu disebut Susu PKMK untuk percepatan pertambahan tinggi badan anak.
Meski demikian, I Gusti Agung Ngurah menegaskan, intervensi Stunting tidak hanya dilakukan oleh Dinas Kesehatan, namun perlu ada kolaborasi dari semua sektor untuk menurunkan angka Stunting di Kota Kupang.
“Sehingga program kolaborasi dengan berbagai sektor melalui program orang tua asuh tetap menjadi program yang terus dilaksanakan. Siapa saja BUMN melalui CSR dan perorangan sekalipun diberikan kesempatan menjadi orang tua asuh. Tapi paketnya adalah tetap pemberian makanan tambahan,” ucapnya.
Ia menambahkan, sesuai dengan target nasional, tahun 2024 pihaknya menargetkan Stunting di Kota Kupang turun 14%.
“Dengan kondisi 17,2% tahun 2023, masih ada selisih kurang lebih 3,2% yang harus kita turunkan. Kalau dilihat tren penurunan setiap tahun, kita bisa melihat bahwa rata-rata penurunan setiap tahun kasus itu 4 sampai 4,6%. Mudah-mudahan 2024, dengan kesenjangan 3,2% itu kita bisa capai. Mudah-mudahan bisa sampai di bawah 14%,” pungkasnya. (*)