Kupang, KN – Acara peringatan Puncak Bulan Inklusi Keuangan (BIK) tingkat Provinsi NTT pada Sabtu 4 November 2023 berlangsung meriah.
Kegiatan ini dilaksanakan di alun-alun rumah jabatan Gubernur NTT dengan mengusung tema “Akses Keuangan Merata, Masyarakat Sejahtera”.
Pejabat Gubernur NTT Ayodhia Kalake dalam sambutannya memberikan apresiasi kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi NTT, yang terus melakukan upaya untuk meningkatkan literasi dan inklusi keuangan kepada masyarakat NTT.
Ia mengatakan, saat ini masih marak investasi bodong, yang sudah mengorbankan masyarakat kecil. Karena itu, edukasi tentang pentingnya perkembangan teknologi digital harus terus dilakukan, agar masyarakat terhindar dari investasi bodong.
“Kasihan masyarakat ditipu oleh investasi yang tidak bertanggung jawab. Kita harus giat mengedukasi masyarakat akan pentingnya kehati-hatian dalam berinvestasi, dan juga melakukan kegiatan keuangan secara digital,” ujar Ayodhia Kalake.
Penjabat Gubernur NTT berharap OJK bersama TPAD Provinsi bersama pemangku kepentingan untuk mengedukasi masyarakat terkait pemahaman teknologi digital di bidang keuangan.
“Saya mengapresiasi OJK NTT yang telah menyelenggarakan Bulan Inklusi Keuangan. Mari kita sama-sama bersinergi untuk mencapai NTT yang maju dan sejahtera,” pungkasnya.
Kepala OJK NTT Japarmen Manalu dalam sambutannya menyampaikan bahwa, Bulan Inklusi Keuangan (BIK) sudah diinisiasi sejak tahun 2019.
Kegiatan ini dibuat karena ada kesenjangan atau ketimpangan terhadap pemanfaatan industri jasa keuangan antara kelompok atas, menengah, dan bawah.
Untuk mengatasi masalah ini, maka OJK sudah berkolaborasi atau bekerja sama dengan semua industri jasa keuangan di Nusa Tenggara Timur, untuk meningkatkan inklusi keuangan.
“Tahun 2019 survei literasi dan inklusi keuangan, NTT berada di peringkat 33 dari 34 provinsi. Kemudian survei literasi dan inklusi keuangan di tahun 2022, kita bersyukur kita meningkat dan masuk dalam 10 besar,” ujar Japarmen Manalu.
Ia menyebut, keberhasilan ini bukan kerja OJK sana tetapi semua pihak baik di industri jasa keuangan, perbankan, IKMB, dan pasar modal.
“Kami sangat berharap, kerja kolaboratif yang sudah terjalin selama ini jangan berhenti di sini, karena tantangan kita untuk NTT masih sangat besar. Walaupun sudah masuk 10 besar, tapi pertumbuhan ekonomi dan industri keuangan masih jauh di bawah nasional,” ungkapnya.
Japarmen menambahkan, setiap tahun OJK bersama industri jasa keuangan NTT terus bekerja keras dan berkolaborasi, untuk mendukung target Presiden Jokowi yakni inklusi keuangan mencapai 90 persen pada tahun 2024.
Penulis: Frederikus Riskiyanto Napan (Mahasiswa KKL di Koranntt.com)