Wujudkan Ide Gubernur VBL, Bank NTT dan Disdikbud Segera Buka Pendaftaran Program Vokasi di Jerman

Siapapun lulusan SMA/SMK di NTT bisa mengikuti program ini, asalkan usianya tidak lebih dari 35 tahun.

Kadis Dinas P dan K Provinsi NTT Linus Lusi memberikan laporan kepada Gubernur NTT terkait pelaksanaan program vokasi dan training industri. Tampak Gubernur NTT Viktor Laiskodat dan Dirut Bank NTT Alex Riwu Kaho mengikuti kegiatan lewat zoom dari Labuan Bajo. (Foto: Tangkapan layar channel Youtube @OfficialBankNTT)

Kupang, KN – Bank NTT bersama Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTT terus berkolaborasi, mengeksekusi program vokasi dan training industri.

Program pengiriman lulusan SMA/SMK untuk belajar di luar negeri, merupakan ide besar Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat yang belum tereksekusi, karena terkendala pandemi Covid-19.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTT Linus Lusi mengatakan, dalam waktu dekat, pihaknya akan membuka pendaftaran bagi lulusan SMA/SMK yang berminat mengikuti program tersebut.

Menurutnya, siapapun lulusan SMA/SMK di NTT bisa mengikuti program ini, asalkan usianya tidak lebih dari 35 tahun.

“Polanya kemitraan dengan Bank NTT. Ini hal dan inovasi baru yang coba diterobos oleh pemerintah,” kata Linus Lusi kepada wartawan, usai perayaan Hardiknas Selasa 2 Mei 2023.

Dijelaskan Linus Lusi, masyarakat tidak perlu khawatir terkait pembiayaan program ini, karena Bank NTT sudah siap mendukung dengan dana senilai Rp50 Juta lebih per orang tanpa jaminan, dengan bunga 0%.

Menurutnya, item-item pembiayaan meliputi pembuatan visa, passport, dan biaya-biaya lainnya. Setelah selesai, para lulusan bisa bekerja sambil mencicil kembali pinjaman di Bank NTT.

“Pola yang kedua, orang tua yang mampu, silahkan, dia kasi Rp50 juta lebih dan selesai. Tapi ada yang tidak mampu, bisa melakukan peminjaman,” jelasnya.

Kadis Linus Lusi menyampaikan, saat ini sudah ada sejumlah mahasiswa datang ke Dinas P dan K Provinsi NTT, dan sudah menyatakan niatnya mengikuti program tersebut.

Total jumlah peminat hingga saat ini mencapai lebih dari 100 orang, namun mereka harus mengikuti kursus Bahasa Jerman dengan mendaftar melalui Global Katalyst.

BACA JUGA:  Mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi Unwira Kuliah Umum Bersama Pater Fritz Meko SVD

“Sistem gajinya di sana sudah besar semua. Antara Rp16 Juta sampai Rp30 Juta, dan Rp40 Juta sampai Rp60 Juta kalau sudah pada tingkat tertentu,” ungkap Linus Lusi.

“Sehingga orang tua perlu mempercayakan dan merelakan anaknya untuk dia bisa hidup jauh ke depan dan memberikan dukungan. Ini yang kita harapkan dari orang tua,” pungkasnya.

Sementara Direktur Utama Bank NTT Harry Alexander Riwu Kaho dalam laporannya saat kunjungan kerja Gubernur NTT di Kabupaten TTS belum lama ini menjelaskan, Yayasan Global Katalys diisi orang-orang Indonesia yang merupakan diaspora di Jerman.

“Mereka para diaspora ini memberikan perhatian dan mendukung kerja sama untuk dilakukan kegiatan belajar sambil bekerja bagi anak-anak NTT,” ucapnya.

Dikatakan Dirut Alex, kurang lebih ada 70 ruang lingkup yang disediakan dalam program vokasi ini baik untuk jasa maupun teknik. “Mulai dari bidang perhotelan, restoran, design interior, asuransi, kedokteran serta di bidang teknik lainnya termasuk arsitektur, informasi, elektronika dan teknik sipil serta teknologi lainnya yang dibutuhkan untuk membangun NTT,” jelasnya.

Dirut Alex menambahkan, program vokasi ini membutuhkan biaya kurang lebih Rp. 51.700.000 per anak. Bagaimana mengembalikannya dari total 51.700.000? Setelah para lulusan sudah berada di Jerman, oleh Yayasan mereka akan didistribusikan pada tempat-tempat kerja yang sudah terfasilitasi atau sudah terkoneksi dengan Global Katalyst ini. Setelah bekerja, mereka bisa mencicil kembali pinjaman di Bank NTT. (*)