Ruteng, KN – PT. Bank Pembangunan Daerah (BPD ) NTT menyerahkan sumbangan senilai Rp50 Juta untuk SLB Karya Murni dan Rp50 Juta untuk Panti Rehabilitasi Renceng Mose Ruteng, Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT)
Penyerahan bantuan secara simbolis itu dilakukan langsung oleh Direktur Utama Bank NTT Harry Alexander Riwu Kaho kepada Bupati Manggarai Heribertus G. L. Nabit, selanjutnya diserahkan kepada perwakilan kedua lembaga. Hadir saat itu, Kepala Bank NTT Cabang Ruteng, Romy Radja Langu serta para staf pengajar di SLB Karya Murni Ruteng.
Dalam kegiatan penyerahan donasi tersebut, Direktur Utama Bank NTT Harry Alexander Riwu Kaho menyampaikan rasa bangga karena bisa bertemu dan belajar banyak hal tentang kehidupan. Menurutnya, pertemuan dengan anak-anak tersebut merupakan sesuatu hal yang hebat.
“Hari ini tentu saya dipertemukan dengan anak-anak yang hebat dan luar biasa yang tidak semua orang bisa memilikinya seperti di SLB Karya Murni Ruteng serta Panti Rehabilitasi Renceng Mose,” kata Dirut Alex dalam sambutannya.
Maka dengan demikian, sebagai bentuk kepeduliannya terhadap anak-anak difabel, Bank NTT telah menyediakan satu unit layanan perbankan 24 jam dalam bentuk mesin ATM khusus untuk difabel yang bertempat di halaman Kantor Bupati Manggarai.
“Kami telah menyediakan satu unit mesin ATM untuk belajar atau melakukan transaksi-transaksi sesuai dengan kebutuhan, dan muda-mudahan bisa dipergunakan dengan baik,” ungkapnya.
Mewakili Yayasan SLB Karya Murni Ruteng, Suster Christine Pasaribu menyampaikan terima kasih dan selamat datang kepada Direktur Utama Bank NTT dan Pemda Manggarai yang telah peduli dengan lembaga itu, sehingga mereka bisa dan melihat langsung kondisi di lembaga Karya Murni Ruteng.
“Puji syukur dan terima kasih, kami merasa bahagia dan senang, jadi inilah lokasi, tempat kami berkarya,” ungkap Suster Crishtine.
Ia mengatakan, saat ini anak-anak bisa berbicara atau berkomunikasi karena dilatih oleh para guru dan suster. Sebab visi yang selama ini diusung adalah “Hormatilah mereka, sebab mereka adalah gambaran Allah yang sama dan sederajat dengan kita”.
“Mereka juga diangkat harkat dan martabatnya, hak untuk mendapatkan pendidikan, kesehatan, diberdayakan, pekerjaan. Tentu inilah yang harus diperjuangkan oleh kami. Sehingga suatu saat nanti bisa bekerja di instansi atau lembaga termasuk Bank NTT,” ujarnya.
Meski demikian suster berharap, semoga kerja sama ini senantiasa bisa menjadi kuat, karena mereka adalah gambaran Allah yang sama dengan kita.
Senada, Bruder Honorius Suryadi selaku pengelola klinik Renceng Mose menyampaikan jika Bank NTT selama ini telah beberapa kali menyambangi Panti Renceng Mose.
“Bank NTT telah beberapa kali ke sana, bahkan waktu ulang tahun mereka hadir ibadah bersama, dan juga melihat secara langsung apa yang kami lakukan,” katanya.
Saat ini pihaknya telah memprioritaskan untuk bebas pasung atau Manggarai bebas pasung.
“Pasung ini sangat-sangat tidak manusiawi karena di situ semua kebebasan semua dibatasi misalkan mereka mau WC, mandi dan lain-lain dibatasi. Maka kami ingin mereka juga mengangkat harkat dan martabat mereka sebagai manusia yang mulia seperti seperti kita,” ujarnya.
Menurutnya, mereka juga punya hak untuk sehat dan hak untuk menikmati pembangunan yang ada di daerah Manggarai ini.
“Maka terima kasih untuk semua pihak yang dalam hal ini Bank NTT yang telah peduli dengan panti Renceng Mose,” tutupnya. (*)