Ruteng, KN – Program Tanam Jagung Panen Sapi (TJPS) yang digagas Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat dan Wakil Gubernur NTT Josef Nae Soi sukses besar.
Senin 29 Agustus 2022, Direktur Utama Bank NTT Harry Alexander Riwu Kaho, Kadis Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi NTT Lecky F. Koli dan Bupati Manggarai Herybertus G. L. Nabit melakukan panen simbolis.
Panen simbolis jagung TJPS sebanyak 4,5 ton ini dilaksanakan di Desa Nao, Kecamatan Satarmese Utara, Kabupaten Manggarai, Provinsi NTT.
Direktur Utama Bank NTT Harry Alexander Riwu Kaho mengatakan, program TJPS merupakan salah satu cara pemerintah bersama Bank NTT untuk membangkitkan masyatakat NTT dari ketertinggalan.
Bank NTT sebagai bank milik pemerintah daerah telah berperan aktif, dan menjadi salah satu komponen penting dalam ekosistem pertanian yang membiayai program TJPS lewat skim Kredit Merdeka.
“Skim Kredit Merdeka ini diluncurkan dengan tujuan agar petani bisa merdeka dari agunan, bunga, dan rentenir. Dengan plafon Rp10 juta tentu saja bisa memenuhi proses tanam satu hektar,” kata Alex Riwu Kaho kepada wartawan di lokasi TJPS.
Dia menyebut, hasil panen sebanyak 4,5 ton sudah memberikan manfaat yang sangat besar bagi petani. Jika dihitung, maka penjualan 4,5 ton jagung menghasilkan uang sebesar Rp12 Juta, dengan harga penjualan paling rendah yaitu Rp3000 per kilogram.
Dari total penghasilan, kata Alex, petani bisa mengembalikan dana pinjaman sebesar Rp10 Juta. Sisanya Rp2 Juta bisa digunakan untuk kebutuhan sehari-hari, juga untuk pengembangan lahan TJPS.
“Untuk musim tanam Oktober-Maret, kita targetkan 6000 hektar. Sebagai bank daerah, kita siap untuk membiayai itu,” tuturnya.
Semetara Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi NTT Lecky Koli mengatakan, hasil jagung yang dipanen adalah jenis Hibrida Bisi 18 yang ditanam secara simbolis oleh Gubernur Viktor pada 100 hari lalu di atas lahan seluas 26 hektar.
Ia menjelaskan, program TJPS ini sudah menyebar di 21 Kabupaten selain Kota Kupang, dan pada musim kemarau ini pihaknya sudah menanam 37 ribu hektar.
Menurut Lecky, program TJPS tersebut telah menghasilkan sekitar 110 ribu ton hingga 149 ton. Bahkan semuanya telah dibawa ke daerah Jawa untuk mendukung pangan ternak di sana dan untuk NTT sendiri.
“Di sini (Manggarai), offtaker sudah ada yaitu dari lokal dan sudah bertanggung jawab untuk petani, Bank NTT, dam Pemprov. Offtaker juga menjamin untuk membeli dengan harga 3.750 sampai 4.000 per kilogram,” tutupnya.
Bupati Manggarai Herybertus G.L Nabit menyampaikan terima kasih kepada pemerintah Kecamatan Satarmese Utara, pemerintah Desa Nao, dan seluruh masyarakat setempat yang sudah mengizinkan lahan untuk uji coba program TJPS.
“Awalnya memang kita sudah tahu semua, bahwa ini agak sulit berproses, tetapi karena keterbukaan kita semua juga maka hari ini kita bisa panen raya,” katanya.
Hery juga mengapresiasi panen perdana yang hasilnya mencapai 4,5 ton. Menurut dia, hasil ini merupakan awal yang baik dan berharap ke depannya lebih semangat lagi untuk melaksanakan program TJPS.
Sejumlah para petani pun mengaku senang, karena pemda Manggarai membawa langsung offteker ke lokasi panen jagung tersebut.
“Ini yang kami harapkan pak, pemerintah bawa langsung pembeli ke lokasi, secara otomatis kerja kami juga tidak sia-sia karena pembelinya jelas,” ungkap para petani saat proses panen perdana TJPS.
Selain itu, para petani TJPS, mengaku senang karena keterlibatan langsung Pemda Manggarai dengan pihak Bank NTT, mulai dari proses awal hingga panen perdana TJPS. (*)