Kupang, KN – Bank Indonesia sebagai regulator layanan jasa keuangan di Indonesia terus bersinergi dengan dunia perbankan untuk mensosialisasikan layanan pembayaran non tunai dengan jenis QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard). Dan Bank NTT dalam menjalankan fungsinya sebagai agen of development di Nusa Tenggara Timur, membuka diri dengan kerjasama itu.
Penetrasi terhadap metode transaksi menggunakan kode QR berstandar Indonesia ini terus dilakukan, seluruh cabang dikerahkan, serta kalangan direksi pun sangat ketat memantaunya. Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia NTT, I Nyoman Ariawan Atmaja, Selasa (24/8/2021) bersama Direktur Utama Bank NTT, Harry Alexander Riwu Kaho, dan pejabat di dua institusi itu, melakukan kunjungan ke Pasar Kasih Kelurahan Naikoten I Kupang.
Di sana mereka menyerahkan plakat yang dipasangi barcode, lengkap dengan nama pemilik usaha. Uniknya, mereka yang menerima plakat dengan barcode untuk layanan pembayaran menggunakan QRIS ini adalah penjual sayur dan tukang pangkas rambut.
Melianus Tino, seorang penjual sayur dan kentang serta cabe, kaget ketika didatangi rombongan. Tak lama-lama, Nyoman bertanya padanya tentang layanan QRIS yang dia pakai.
“Saya baru saja memakai QRIS hari ini, tapi dari penjelasan petugas dari Bank NTT, katanya kami akan diuntungkan karena uang akan aman di bank, kami tidak pegang lagi sehingga tidak hilang dan tekor,” ujarnya sembari tersenyum.
Dia baru saja menabung di Bank NTT Kantor Cabang Khusus (KCK). Tak lama, rombongan bergeser ke Mas Hadi, salah seorang penjual cendol yang seharian berjualan di area parkiran rombengan.
Sebagai pedagang kecil, dia bersukur karena diajak menggunakan layanan pembayaran yang sehat. “Karena COVID begini kami juga hati-hati pegang uang sehingga dengan membayar cukup pake scan begini kami dimudahkan,” tegas dia.
Hal yang sama disampaikan Daeng Rahman, Mosez Punga dan Welmince Taek Paris. Daeng Rahman, pedagang asal Bugis ini mengaku, walau masih baru dengan QRIS, namun dia yakin kedepan ada yang akan menggunakannya.
“Beta akan ajak orang yang datang belanja untuk pake QRIS saja,”ujarnya dengan dialek Kupang.
Kepala Kantor BI Perwakilan NTT, I Nyoman Ariawan Atmaja kepada wartawan di sela-sela kunjungannya menegaskan bahwa terobosan yang dilakukan petang itu, adalah salah satu cara untuk membangun ekonomi tanah air.
“Kita berharap semoga pertumbuhan ekonomi kita mudah-mudahan diatas tujuh persen di tahun-tahun mendatang. Masa’ NTT kalah dari daerah lain,” ujarnya dengan nada guyon.
Dia sangat berharap Bank NTT sukses menjalankan fungsinya sebagai agent of development. Dia optimis Bank NTT mampu menjabarkan program nasional ini secara baik.
“Karena Pak Dirut bersama seluruh jajaran sudah siap untuk itu dan kita akan masuk ke seluruh pasar-pasar di 22 kabupaten dan kota di NTT. Kita siap jalan kesana. Mudah-mudahan segera dalam waktu dekat,” pungkasnya penuh semangat.
Sementara Direktur Utama Bank NTT, Harry Alexander Riwu Kaho kepada wartawan, di Pasar Naikoten berterima kasih kepada Bank Indonesia yang tak kenal lelah memberi edukasi kepada pihaknya sebagai salah satu layanan jasa keuangan di NTT untuk terus berubah menggunakan model-model layanan pembayaran yang modern.
“Sebagai agent of development masih dalam komitmen dan kebersamaan TPAKD, Bank NTT sebagai salah satu lembaga jasa keuangan harus berkontribusi bagi literasi dan inklusi keuangan serta menciptakan pembayaran yang aman, mudah, murah cepat dan sehat,” tegasnya menambahkan “Sebagaimana QRIS dibuat dengan tujuan agar masyarakat dimudahkan dalam setiap transaksi dan terhindar dari praktek uang palsu.” Ada satu hal yang penting, dan perlu dipahami sebagai warga negara bahwa berbagai terobosan yang dilakukan, masih dalam misi menjaga kedaulatan uang.
Pasalnya, banyak kita jumpai praktek di masyarakat, ada beberapa transaksi yang tidak sehat. “Di beberapa tempat perbelanjaan, ketika tidak ada uang kecil, maka kembaliannya ditukar dengan gula-gula. Nah QRIS adalah salah satu media untuk menjaga kedaulatan nilai uang Republik Indonesia yakni Rupiah,”tegas Alex. Hari itu mereka berhasil membagikan 30-an plakat pembayaran QRIS dari target 300 yang disiapkan. Lagipula, jumlah nasabah pengguna QRIS Bank NTT di Pasar Naikoten berjumlah demikian.
“Kita akan masuk lagi ke pasar-pasar yang lain seperti Pasar Oeba, Oesapa, Oebobo, Kuanino dan Pasar Penfui. Targetnya semua pasar kita akan masuk untuk digitalisasi pembayaran,” pungkas Alex.
Sementara, Kepala Bidang Bisnis Kantor KCU Bank NTT, Vinsensius Rabu Sulu kepada wartawan menjelaskan jauh sebelum diterapkannya pembayaran menggunakan QRIS oleh Bank Indonesia, maka Bank NTT sudah menyiapkan program masuk pasar sehingga ibarat gayung bersambut, kertika ada QRIS dari Bank Indonesia, mereka tinggal menjalankannya saja. (Humas Bank NTT)