Cara Unik Tim KKN-PPM UGM Dalam Pengembangan BUMDES di NTT

Program KKN-PPM UGM dalam pengembangan BUMDES di NTT yang dilaksanakan secara daring / Foto: Aulya

Larantuka, KN – Setiap tahun pada bulan Juli sampai Agustus, Universitas Gadjah Mada selalu mengadakan kegiatan Program Kuliah Kerja Nyata-Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM) untuk meningkatkan empati dan kepedulian mahasiswa serta mewujudkan learning community di desa.

Program KKN-PPM UGM dalam pengembangan BUMDES di NTT yang dilaksanakan secara daring / Foto: Aulya

Kegiatan ini tersebar di 34 provinsi seluruh Indonesia dari Sabang sampai Merauke serta dari Miangas sampai Rote. Salah satu tim KKN-PPM yang turut serta dalam kegiatan KKN ini adalah Tim KKN Aramoana Tanjung Bunga yang bertempat di Desa Waibao, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur.

Pada 12 Agustus 2021 pukul 09.00-10.00 WIB, Tim KKN-PPM Aramoana Tanjung Bunga mengadakan program kerja berupa kegiatan studi banding dan sharing session BUMDes antara dua desa di NTT, yakni Desa Waibao dan Desa Detusoko Barat.

Mengingat pandemi corona masih berlangsung di Indonesia, kegiatan dilakukan secara daring melalui Google Meet. Program ini merupakan salah satu wujud dari beberapa rancangan program kerja tim yang berfokus dalam pengembangan BUMDes Waibao.

Tujuan diadakan kegiatan ini adalah terjadinya pertukaran gagasan agar terjalin kerja sama antar kedua desa sehingga meningkatkan perekonomian desa melalui BUMDes Waibao.

BACA JUGA:  Sebelum Tertembak, Yohanes Rungkas Sempat Kirim Uang untuk Sang Ibunda

Kegiatan ini dihadiri oleh Ghifari Yuristiadhi Masyhari M., S.S., M.A. (Dosen Pembimbing Lapangan Tim KKN-PPM Aramoana Tanjung Bunga), Itta Tukan (perwakilan Dinas Pengembangan Masyarakat dan Desa Kabupaten Flores Timur), Ferdinandus Watu (Kepala Desa Detusoko Barat dan perwakilan BUMDes Au Wula), Darius Tukan (Sekretaris Desa Waibao).

Acara yang dihadiri oleh sekitar 27 peserta dimulai dengan sambutan oleh Ghifari Yuristiadhi Masyhari M., S.S., M.A., Itta Tukan, dan Darius Tukan. Setelah sambutan, penjelasan materi oleh Ferdinandus Watu mengenai BUMDes Au Wula dan usaha yang dikelolanya yaitu Dapur Kita. Inovasi Dapur Kita oleh BUMDes Au Wula merupakan pelayanan penyediaan sayur secara online dari hasil panen petani lokal.

“Ide ini muncul ketika pandemi Covid-19 melanda Desa Detusoko Barat,” jelas Ferdinandus Watu.

Darius Tukan selaku Sekretaris Desa Waibao menyambut baik kegiatan ini, ia menyampaikan bahwa terdapat banyak hal yang dapat dijadikan contoh dari Detusoko Barat untuk dapat diterapkan pada BUMDes Waibao.

“Semoga BUMDes kedua desa dapat melakukan kerja sama ke depannya,” ujar Darius sembari menutup acara. (Aulya)