Labuan Bajo, KN – Perajin tenun Songke dan Pandan Rea di Manggarai Barat menghadapi perubahan yang belum pernah terjadi sebelumnya karena perkembangan pesat industri pariwisata.
Namun pola pembuatan, pendistribusian, dan konsumsi benda-benda kerajinan yang seperba lambat menyebabkan perlu adanya peningkatan keterampilan berwirausaha sehingga dapat menciptakan entitas industri kreatif yang berorientasi pariwisata.
British Council Indonesia dan Universitas Negeri Jakarta kemudian bersinergi untuk menyelenggarakan kegiatan pelatihan Digital Craft Toolkit guna membantu para perajin di Manggarai Barat beradaptasi dan siap menghadapi arus ekonomi yang terus berkembang.
Perangkat digital pengembangan kriya dari British Council internasional “Digital Craft Toolkit” yang dikembangkan oleh Applied Arts Scotland diluncurkan pada tahun 2020. Kemudian versi Indonesia dari Digital Craft Toolkit diluncurkan pada bulan Juli tahun 2021. Perangkat digital ini telah dilengkapi dengan materi-materi yang dibutuhkan oleh para perajin.
Terdapat empat kelompok penenun dan penganyam di Manggarai Barat yang mengikuti kegiatan pelatihan ini, dengan total peserta sebanyak 60 orang perajin.
Empat kelompok tersebut adalah kelompok tenun Songke Bunga Dahlia dari desa Wae Mose, kelompok tenun Songke Setia Janji dari desa Ngancar, kelompok tenun Songke Molas dari desa Poco Rutang, dan kelompok Anyam Watu Panggal dari desa Watu Panggal.
Dengan perangkat yang sama, keempat kelompok penenun dan penganyam diharapkan bisa memanfaatkan Digital Craft Toolkit dalam meningkatkan usaha dan mengatasi permasalahan yang dihadapi di kelompoknya.
Kegiatan awal pelatihan dilakukan dengan proses mentoring kriya selama tiga hari (4-6 Oktober 2021). Proses tersebut dilaksanakan kedalam tiga jenis kelas yaitu Kelas Agenda Usaha, Kelas Reka Kriya, dan Kelas Laris Manis.
Dibantu dengan modul cetak, materi yang dipelajari meliputi cara merancang tujuan bisnis, perencanaan bisnis, membuat konsep desain, mengembangkan produk, cara penjualan dan pemasaran, serta cara mengelola anggaran. Respon peserta pada selama pelaksanaan kegiatan sangat baik dan positif.
Peserta juga melakukan proses konsultasi dari tanggal 7-14 Oktober 2021 sebelum diakhiri dengan Sesi Berbagi sebagai kegiatan penutup. Pada Sesi Berbagi, British Council Indonesia, Universitas Negeri Jakarta, dan para peserta pelatihan dipertemukan secara virtual untuk saling berbagi cerita dan menjadi kegiatan evaluasi untuk kedepannya.
Pelatihan virtual dilenggapi dengan modul cetak untuk peserta.
Selaras dengan pengembangan ekonomi kreatif yang berorientasi pariwisata, pemerintah Indonesia telah menetapkan 5 wilayah di seluruh Indonesia sebagai ‘Super Priority Destinations’.
Penunjukan ini memberikan fokus khusus pada pengembangan ekonomi kreatif (termasuk kerajinan) di lima destinasi wisata super prioritas yaitu Danau Toba, Likupang, kawasan Borobudur, pantai Mandalika, dan Labuan Bajo untuk membantu pemulihan ekonomi pascapandemi COVID-19.
Dua kerajinan tenun yaitu kain tenun Songke dan anyaman Rea merupakan aset potensial untuk membangun ekonomi kreatif ini, karena keduanya secara historis selalu berjalan beriringan.
Pelatihan Digital Craft Toolkit ini diharapkan dapat meningkatan kapasitas sektor kerajinan di Manggarai Barat yang terlibat dalam kegiatan pariwisata. (Yusmini M)