Kupang, KN – Bank NTT, OJK Provinsi NTT dan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTT menggelar Talk Show Hardiknasi 2021 pada Kamis 6 Mei 2021.
Kegiatan ini mengusung tema “Melalui Literasi Inklusi Keuangan, NTT Serentak Bergerak, Wujudkan Merdeka Belajar”.
Acara yang berlangsung di Pallacio Ballroom 3 Aston Hotel Kupang ini menggunakan Protokol Kesehatan yang maksimal, dengan pembicara yaitu Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTT Linus Lusi, Kasubag Adm/Plh. Kasubag Edukasi dan Perlindungan Konsumen OJK Provinsi NTT, Dony Prasetio dan Direktur Utama Bank NTT, Harry Alexander Riwu Kaho.
Hadir juga memberikan special testimoni Dinna Noach Staff Khusus Gubernur NTT Bidang Disabilitas yang juga adalah Juara III Lomba Karya Tulis Ilmiah Program Ramai Sekali Bank NTT 2019.
Talk Show dipandu moderator Feby Angi Dosen Fakultas Bisnis dan Ekonomi Universitas Nusa Cendana Kupang, dilaksanakan secara hybrid yaitu tatap muka dan virtual meeting dengan peserta dari perwakilan Dosen/Guru, perwakilan Mahasiswa/Siswa yang keduanya dari Universitas dan Sekolah mitra Bank NTT di wilayah Kota Kupang dan Kabupaten se-NTT, juga ada Perwakilan dari media cetak dan elektronik.
Direktur Utama Bank NTT, Harry Alexander Riwu Kaho mengatakan, Hari Pendidikan Nasional harus dijadikan sebagai momentum untuk membangkitkan semangat belajar di masa pandemi, yang masih melanda dunia, dengan mewujudkan “Merdeka Belajar”.
“Kemerdekaan berpikir dan berekspresi dalam membangun digitalisasi aspek perbankan, harus dimulai dari usia dini dengan keterlibatan orang tua dan guru,” ujar Alex Riwu Kaho kepada wartawan.
Sebagai bentuk dukungan terhadap sektor pendidikan di NTT, Bank NTT dan OJK memberikan tabungan bagi 1.000 pelajar dalam program Satu Rekening Satu Pelajar (KEJAR) selama bulan inklusi keuangan, dari Mei sampai Oktober 2021.
Sementara Kadis Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTT, Linus Lusi mengatakan, literasi keuangan akan disinkronkan di dalam kurikulum pendidikan sehingga bisa dimulai sejak usia dini.
Kasubag Adm/Plh. Kasubag Edukasi dan Perlindungan Konsumen OJK Provinsi NTT, Dony Prasetio mengatakan, berdasarkan survey nasional literasi dan inklusi Keuangan pada tahun 2019, tingkat literasi keuangan di NTT hanya sebesar 27,82 persen, berada di bawah nasional sebesar 38,03 persen.
Sedangkan, tingkat inklusi keuangan di NTT sebesar 60,63 persen berada di bawah tingkat inklusi keuangan nasional yaitu 76,19 persen.
“Literasi keuangan adalah kemampuan masyarakat mengetahui tentang informasi produk keuangan, sedangkan inklusi keuangan adalah penggunaan produk tersebut oleh masyarakat,” ujar Dony.
Dia menambahkan, target inklusi keuangan dari Presiden Joko Widodo untuk tahun 2024 adalah 90 persen. Oleh karena itu, program KEJAR merupakan upaya untuk mengejar target tersebut.
Tak hanya itu, OJK juga melakukan berbagai kegiatan edukasi rutin untuk membantu memperkenalkan produk keuangan. Bahkan, OJK juga telah membuat dan mencetak buku menyesuaikan kurikulum terbaru yang bisa diakses di laman OJK sikapiuangmu.ojk.go.id atau laman perpustakaan Provinsi NTT arprus.nttprov.go.id.
Di akhir kegiatan, Bank NTT menyerahkan secara 1000 tabungan Simpel (Simpanan Pelajar) bagi siswa dan siswi di Kota Kupang.*